KABARBURSA.COM - Pasar kini tengah menghadapi ketidakpastian global karena geopolitik yang bergejolak. Keadaan diperparah setelah Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran.
Dengan kondisi seperti ini, para investor diminta untuk tetap tenang dengan terus memantau keadaan yang berpotensi mengalami perubahan setiap saat.
Analis sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana, mengimbau agar investor harus disiplin. Di sini, para investor harus menerapkan manajemen risiko yang bisa menjadi kunci.
"Rebalancing portofolio ke sektor defensif dan komoditas, peningkatan likuiditas, serta penghindaran terhadap aset berisiko tinggi menjadi strategi utama menghadapi ketidakpastian ini," ujar dia kepada KabarBursa.com, Senin, 23 Juni 2025.
Selain itu, Hendra juga menyarankan investor tidak melakukan aksi spekulatif jangka pendek, terutama pada saham-saham dengan volatilitas tinggi dan likuiditas rendah.
Ia mengatakan sentimen negatif bersifat eksternal ini sulit ditangkal oleh katalis domestik, mengingat meningkatnya potensi capital outflow dan melemahnya sentimen investor asing.
Namun di balik tekanan tersebut, Hendra menilai sektor energi dan tambang logam mulia justru berpeluang menjadi penopang pasar. Saham-saham seperti MEDC, ELSA, PTRO, BUMI, BRMS, ENRG, MDKA diprediksi mendapat angin segar dari lonjakan harga minyak dan emas.
"Selain itu, saham logistik dan pelayaran seperti SMDR serta emiten penghasil gas seperti PGAS juga patut dicermati," ungkapnya.
IHSG Ditutup Koreksi
Adapun, IHSG kembali tergelincir pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin, 23 Juni 2025. Indeks ditutup melemah 120 poin atau 1,74 persen ke level 6.787,14, setelah sempat dibuka pada 6.833,48 dan menyentuh level terendah hariannya di 6.745,15.
Anjloknya IHSG bebarengan dengan sentimen negatif imbas ketegangan di Timur Tengah antara Iran, Israel dan Amerika Serikat.
Total volume transaksi di seluruh pasar mencapai 247,22 juta lot dengan nilai perdagangan Rp12,54 triliun dari 1,35 juta kali transaksi. Di pasar reguler, tercatat transaksi sebesar 230,13 juta lot dengan nilai Rp11,49 triliun.
Investor asing membukukan penjualan bersih (net foreign sell) sebesar Rp2,74 triliun di pasar reguler. Total nilai pembelian asing tercatat Rp12,5 triliun, sementara penjualannya mencapai Rp15,2 triliun. Pangsa investor asing mendominasi transaksi hari ini dengan porsi 63,70 persen, sedangkan domestik sebesar 36,30 persen.
Pelemahan IHSG terjadi merata di seluruh sektor. Sektor barang konsumen siklikal memimpin penurunan dengan koreksi sebesar 3,36 persen, diikuti properti sebesar 2,97 persen, dan teknologi sebesar 2,54 persen.
Sektor energi juga terkoreksi 2,16 persen, barang konsumen non-siklikal 2,11 persen, dan infrastruktur 1,76 persen. Sektor kesehatan melemah 1,66 persen, industri dasar 1,16 persen, keuangan 1,40 persen, industri 1,60 persen, dan transportasi 0,05 persen.
Hanya ada 128 emiten yang mengalami penguatan harga, 533 perusahaan sahamnya turun dan 140 stagnan.(*)