KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus memantau pergerakan saham emiten yang mengalami kenaikan signifikan atau menunjukkan gerakan tak wajar. Saham BUMN Karya seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), hingga PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menjadi perhatian khusus.
“Kita pantau semua saham itu secara real-time. Ada alat kita, jadi setiap alert muncul, pasti kita akan melihat apa yang terjadi,” ujar Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian S. Manullang di Jakarta, Rabu 10 Juli 2024.
Kristian menegaskan bahwa otoritasnya siap memantau pergerakan saham tersebut jika terindikasi adanya anomali. Ia juga mengimbau para investor untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi terkait saham-saham tersebut.
"Jika ada parameter tertentu yang dilampaui, kami akan memberi pengingat," tambahnya.
Berdasarkan data BEI, saham WIKA menunjukkan kenaikan signifikan, mencapai 41,89 persen dalam sepekan terakhir dan melonjak 94,44 persen selama sebulan terakhir. ADHI juga mengalami kenaikan 7,76 persen dalam sepekan dan hampir 20 persen dalam sebulan. Sementara itu, PTPP naik 14,62 persen dalam sepekan dan 13,22 persen dalam sebulan.
BEI memiliki parameter khusus untuk saham yang bergerak secara anomali, yaitu daftar perdagangan saham tak wajar atau Unusual Market Activity (UMA). UMA ini berfungsi sebagai alarm dan peringatan kepada investor dan trader bahwa penguatan harga saham tersebut sudah di luar kebiasaan dan kemungkinan sedang dibandari oleh predator pasar.
Terdapat 19 BUMN Karya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), masing-masing BUMN Karya memiliki kinerja yang berbeda-beda, dan tidak semua BUMN Karya memiliki kapitalisasi pasar yang besar. IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, seperti kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan sentimen pasar.
Beberapa BUMN Karya memiliki kapitalisasi pasar yang besar, dan pergerakan harga saham mereka dapat memengaruhi IHSG secara signifikan, BUMN Karya bergerak di berbagai sektor strategis, seperti konstruksi, infrastruktur, dan pertambangan. Kinerja sektor-sektor ini dapat mencerminkan kondisi ekonomi secara keseluruhan dan memengaruhi IHSG. BUMN Karya memainkan peran penting dalam pembangunan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kinerja ekonomi yang baik dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong IHSG naik.
Kinerja BUMN Karya 2024
Secara umum, kinerja BUMN Karya di tahun 2024 mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Penurunan aktivitas ekonomi global: Ekonomi global yang melambat menyebabkan permintaan terhadap infrastruktur menurun, yang berdampak pada pendapatan BUMN Karya.
- Kenaikan harga bahan baku: Kenaikan harga bahan baku, seperti baja dan semen, menyebabkan biaya konstruksi meningkat, yang berdampak pada profitabilitas BUMN Karya.
- Ketidakpastian regulasi: Ketidakpastian regulasi di bidang infrastruktur, seperti perizinan dan pengadaan lahan, dapat menghambat proyek-proyek BUMN Karya.
Meskipun mengalami perlambatan, beberapa BUMN Karya masih menunjukkan kinerja yang positif, seperti:
- PT PP (Persero) Tbk (PTPP): PTPP mencatatkan laba bersih Rp 1,5 triliun di kuartal I-2024, naik 22,4 persen dibandingkan dengan kuartal I-2023.
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA): WIKA mencatatkan laba bersih Rp 500 miliar di kuartal I-2024, naik 10,2 persen dibandingkan dengan kuartal I-2023.
Namun, beberapa BUMN Karya lainnya mengalami penurunan kinerja, seperti:
- PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI): ADHI mencatatkan laba bersih Rp 200 miliar di kuartal I-2024, turun 15 persen dibandingkan dengan kuartal I-2023.
- PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT): WSKT masih mencatatkan rugi bersih Rp 1 triliun di kuartal I-2024, meskipun angkanya lebih kecil dibandingkan dengan rugi di kuartal I-2023.
Upaya Pemerintah untuk Meningkatkan Kinerja BUMN Karya:
Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan kinerja BUMN Karya, seperti:
- Mempercepat pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur: Pemerintah telah mempercepat pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur untuk meningkatkan permintaan terhadap jasa BUMN Karya.
- Memberikan insentif pajak: Pemerintah memberikan insentif pajak kepada BUMN Karya untuk membantu mereka mengatasi kenaikan biaya konstruksi.
- Meningkatkan koordinasi antar kementerian: Pemerintah meningkatkan koordinasi antar kementerian untuk mempermudah perizinan dan pengadaan lahan bagi BUMN Karya.
Prediksi Kinerja BUMN Karya di Masa Depan:
Analis memprediksi kinerja BUMN Karya akan membaik di tahun 2025.
Hal ini didukung oleh beberapa faktor, seperti:
- Percepatan pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur: Percepatan pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur akan meningkatkan permintaan terhadap jasa BUMN Karya.
- Meningkatnya aktivitas ekonomi global: Meningkatnya aktivitas ekonomi global akan meningkatkan permintaan terhadap infrastruktur, yang berdampak positif pada pendapatan BUMN Karya.
- Stabilisasi harga bahan baku: Stabilisasi harga bahan baku akan membantu BUMN Karya untuk mengendalikan biaya konstruksi dan meningkatkan profitabilitas. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.