KABARBURSA.COM - Para investor yang menyukai saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki berita penting untuk diperhatikan. Salah satu saham blue chip yang juga merupakan badan usaha milik negara (BUMN) layak untuk dicermati mulai hari ini.
Saham blue chip merujuk pada saham lapis satu dengan fundamental yang kuat dan kapitalisasi pasar yang besar, mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Di BEI, saham blue chip sering dikaitkan dengan saham yang terdaftar dalam Indeks LQ45.
Salah satu saham LQ45 yang patut diperhatikan adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Meskipun mengalami penurunan harga saham, para analis melihat potensi menarik dari saham emiten pelat merah ini.
Pasalnya, kinerja Telkom pada tahun 2023 menunjukkan prestasi yang sangat baik. Telkom berhasil meraih laba yang signifikan, sehingga terdapat potensi bagi dividen saham TLKM yang besar.
{
"width": "980",
"height": "610",
"symbol": "TLKM",
"interval": "D",
"timezone": "Asia/Jakarta",
"theme": "light",
"style": "1",
"locale": "en",
"enable_publishing": false,
"hide_top_toolbar": true,
"save_image": false,
"calendar": false,
"hide_volume": true,
"support_host": "https://www.tradingview.com"
}
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Senin (25/3), Telkom berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 149,21 triliun pada tahun 2023, mengalami pertumbuhan sebesar 1,30persen secara tahunan dari Rp 147,30 triliun.
Dari segi laba bersih, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TLKM mencapai Rp 24,56 triliun. Ini menandai peningkatan sebesar 18,34persen secara tahunan dari Rp 20,75 triliun.
Kepala Informasi Investasi Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, mengungkapkan bahwa secara tahunan, kinerja Telkom unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Namun, secara kuartalan, kinerja TLKM mengalami penurunan.
Pada periode Oktober–Desember 2024, pendapatan Telkom mencapai Rp 37,97 triliun, hanya naik 1persen secara kuartalan dari Rp 37,76 triliun. Meskipun begitu, laba operasional Telkom turun 21persen kuartalan menjadi Rp 9,4 triliun, sementara laba bersih TLKM terpantau turun 25persen kuartalan dari Rp 6,74 triliun menjadi Rp 5,06 triliun.
Martha menilai bahwa secara valuasi, TLKM masih menarik dibandingkan dengan pesaingnya. Hingga akhir perdagangan Senin (25/3), Price Book Ratio (PER) TLKM berada di level 15,04 kali.
Sementara itu, Analis Investasi Stockbit Sekuritas, Arvin Lienardi, menjelaskan bahwa laba bersih TLKM selama 2023 setara dengan Earning per Share (EPS) sebesar Rp 247,9 per saham.
Dengan potensi Dividend Payout Ratio di kisaran 60persen–80persen, potensi dividen per saham yang akan dibayarkan kepada pemegang saham berada di kisaran Rp 149–Rp 198 per saham. Jika menggunakan harga penutupan pada Senin (25/3), TLKM berada di level Rp 3.730 yang mengalami koreksi sebesar 4,36persen.