Logo
>

GOTO Hari ini: Sinyal Campuran, Peluang Rebound atau Koreksi Lanjutan?

GOTO masih dibanderol mahal dengan kinerja laba negatif, likuiditas kuat, dan tren teknikal netral di tengah peluang spekulasi dan risiko koreksi.

Ditulis oleh Yunila Wati
GOTO Hari ini: Sinyal Campuran, Peluang Rebound atau Koreksi Lanjutan?
Ilustrasi: Pengendara Gojek tengah mengisi ulang baterai motor listrik. Foto: Dok. GoTo.

KABARBURSA.COM - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masih menjalani perjalanan panjang untuk membuktikan diri di mata investor. Dari sisi valuasi, saham ini masih dibanderol mahal jika dibandingkan dengan kinerja labanya. 

Rasio harga terhadap laba (P/E) yang negatif mencerminkan kondisi perusahaan yang masih mencatat rugi, sementara proyeksi ke depan (forward P/E) mencapai 388 kali. Angka ini yang memberi sinyal bahwa pasar menaruh ekspektasi tinggi terhadap potensi keuntungan di masa mendatang. 

Namun, imbal hasil laba terhadap harga saham (earnings yield) masih di zona minus, dan arus kas bebas juga belum positif.

Pendapatan GOTO dalam setahun terakhir berada di kisaran Rp16 triliun dengan margin kotor yang cukup tebal, sekitar 57 persen. Sayangnya, beban operasional yang besar masih menggerus laba, membuat margin bersih di kuartal terakhir tetap negatif 6,7 persen. EBITDA pun masih minus. 

Meski demikian, tren perbaikan mulai terlihat jika dibandingkan dengan kerugian jumbo pada tahun-tahun awal pasca-IPO. Pendapatan kuartalan tumbuh 3,71 persen secara tahunan, dan rugi bersih berhasil ditekan hingga membaik 67 persen year-on-year, meski belum keluar dari zona merah.

Dari sisi neraca, posisi likuiditas GOTO terbilang aman. Perusahaan memegang kas sekitar Rp19,1 triliun, jauh di atas total utang yang hanya Rp4,65 triliun, sehingga tercatat surplus kas. 

Rasio utang terhadap ekuitas yang rendah (0,14) menandakan beban pinjaman ringan. Kendati begitu, skor Altman Z yang negatif masih memberi peringatan bahwa secara model statistik, risiko finansial tetap ada jika tak dikelola dengan baik.

Efisiensi modal masih menjadi tantangan. Pengembalian terhadap aset dan ekuitas (ROA dan ROE) masih minus dua digit, mencerminkan modal yang belum menghasilkan keuntungan optimal. 

Sementara itu, kemampuan menutup biaya bunga dari laba operasional juga belum tercapai. Meski begitu, perputaran aset dan piutang menunjukkan aktivitas penjualan yang cukup terjaga.

Performa harga sahamnya sendiri mencerminkan volatilitas tinggi. Dalam setahun terakhir, GOTO naik 21 persen, namun jika menilik tiga tahun ke belakang, nilainya sudah terpangkas lebih dari 79 persen. 

Tiga hingga enam bulan terakhir juga diwarnai pelemahan sekitar 23 persen, meski di sebulan terakhir sempat menguat 5 persen. Hal ini kemungkinan efek dari aksi beli di harga rendah.

Secara garis besar, GOTO punya modal kuat di likuiditas, basis pendapatan yang tumbuh, dan margin kotor yang tinggi. Namun, jalan menuju profitabilitas berkelanjutan masih panjang. Selama beban operasional belum terpangkas signifikan dan arus kas belum berbalik positif, valuasi yang tinggi akan menjadi tantangan. 

Bagi trader, volatilitas harga memberi peluang spekulasi. Bagi investor jangka panjang, kuncinya ada pada eksekusi strategi untuk mengubah pertumbuhan menjadi keuntungan nyata tanpa menggerus kekuatan kas.

Teknikal Munculkan Sinyal Netral

Sementara itu, berdasarkan data teknikal terbaru, indikator-indikator utama menunjukkan sinyal yang cenderung positif, meski masih dibayangi tanda-tanda kehati-hatian. Indeks RSI berada di level 50,69, posisi netral yang menandakan harga belum masuk ke area jenuh beli maupun jenuh jual. 

Beberapa indikator momentum seperti Stochastic di 60,74 dan MACD di 0,75 memberi sinyal penguatan, sementara ADX di 36 mengindikasikan tren cukup kuat. Namun, indikator lain seperti Stochastic RSI dan Ultimate Oscillator justru memberi sinyal potensi koreksi, menciptakan dinamika yang perlu diwaspadai pelaku pasar.

Dari sisi rata-rata pergerakan harga (moving average), gambarnya sedikit berbeda. MA jangka pendek, baik MA5 maupun MA10, masih mengarah ke sinyal jual. MA20 mulai bergerak positif, tetapi untuk jangka menengah hingga panjang, tekanan jual masih dominan. MA50, MA100, dan MA200 semuanya belum berbalik arah, mencerminkan tren yang belum benar-benar pulih. 

Secara keseluruhan, ada sembilan sinyal jual berbanding tiga sinyal beli pada indikator moving average, menunjukkan tantangan bagi harga untuk menembus level resistance.

Level pivot harian menempatkan titik keseimbangan di kisaran 62,33. Selama harga mampu bertahan di atas level ini, peluang untuk menguji resistance di 63,66 hingga 65,33 masih terbuka. 

Sebaliknya, jika bergerak di bawahnya, harga berpotensi menguji kembali support di 60,66 bahkan 59,33. Tingkat volatilitas yang tinggi—terlihat dari ATR di 2,64—mengisyaratkan pergerakan harga bisa terjadi secara cepat dan tajam.

Bagi trader jangka pendek, situasi ini memberikan ruang spekulasi dengan memanfaatkan momentum penguatan, asalkan disiplin menjaga batas risiko. 

Sementara bagi investor jangka menengah hingga panjang, konfirmasi tren bullish yang lebih kuat, misalnya saat MA50 mulai memberi sinyal beli, akan menjadi penanda yang lebih aman untuk menambah posisi. Untuk saat ini, GOTO berada di fase transisi: menarik untuk dipantau, namun belum sepenuhnya layak dipegang tanpa strategi keluar yang jelas.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79