Logo
>

GOTO Tegas Soal Merger Grab: Belum Ada Kesepakatan

Corporate Secretary GOTO Koesoemohadiani mengaku jika pihaknya menerima penawaran dari berbagai pihak.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
GOTO Tegas Soal Merger Grab: Belum Ada Kesepakatan
Ilustrasi merger Grab dan GOTO yang tak kunjung menemukan kata sepakat. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) buka suara setelah isu merger dengan Grab Holdings Ltd kembali mencuat. 

    Corporate Secretary GOTO Koesoemohadiani mengatakan, pihaknya memang menerima penawaran dari berbagai pihak. Namun, sampai klarifikasi ini diturunkan, Perseroan belum mencapai keputusan apapun. 

    Menurut Koesoemohadiani, direksi GOTO memiliki kewajiban untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat penawaran tersebut dengan tujuan meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham Perseroan. 

    "Dengan memperhatikan kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan, karyawan dan seluruh pemangku kepentingan kunci," ujar dia dalam keterangannya, Kamis, 8 Mei 2025.

    Sebelumnya, mengutip Reuters, Grab dikabarkan tengah berusaha mencapai kesepakatan untuk mengambil alih GOTO pada kuartal II 2025.

    Disebutkan sumber tersebut, Grab bahkan telah merekrut penasihat untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut. Namun, sumber itu mengatakan kesepakatan kedua belah pihak belum final karena masih dalam proses negosiasi. 

    Sinyal Positif GOTO Usai Raup Pendapatan Rp4,2 Triliun

    PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tengah diselimuti angin segar setelah sukses mencatatkan pertumbuhan positif pada kuartal I 2025.

    Mengutip keterangan resmi perusahaan, GOTO  mencatat pertumbuhan mencapai Rp83,2 triliun pada kuartal I 2025, naik 54 persen secara Year on Year (YoY). Selain itu, perusahaan juga sukses meraup pendapatan bersih Rp4,2 triliun, naik 37 persen YoY. 

    Pengamat pasar modal Muhammad Thoriq Fadilla mengatakan, kinerja apik yang didapat GOTO memberikan sinyal positif bagi perusahaan untuk mulai masuk ke dalam fase ekspansi yang lebih sehat. 

    "Dan kalau melihat tren saat ini, saya rasa potensi keberlanjutan pertumbuhan ini di kuartal II cukup besar. Kunci utamanya ada pada dua lini bisnis yang performanya menonjol, yaitu fintech dan layanan on-demand," ujar dia kepada KabarBursa.com, Rabu, 30 April 2025.

    Dari unit financial technology, GOTO  juga mencatat performa positif setelah meraup pendapatan bersih sebesar Rp1,2 triliun, meningkat 90 persen YoY. Catatan ini didorong oleh peningkatan skala portofolio pinjaman dan bisnis pembayaran konsumen.

    "Menariknya, unit ini juga mencetak EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp47 miliar angka yang menunjukkan bahwa bisnis keuangan digital GOTO mulai menghasilkan keuntungan operasional," ungkap Thoriq. 

    Sementara layanan transportasi dan pesan-antar turut mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 33 persen YoY, mencapai Rp3,0 triliun, dengan masing-masing pertumbuhan 20 persen di segmen mobility dan 39 persen di segmen delivery.

    Adapun EBITDA di unit ini juga tumbuh 89 persen YoY menjadi  Rp314 miliar. Sedangkan EBITDA yang disesuaikan untuk segmen mobility tumbuh 33 persen YoY dan untuk segmen delivery tumbuh 142 persen YoY.

    Thoriq menilai andai manajemen mampu menjaga efisiensi biaya dan monetisasi ini hingga memanfaatkan sinergi strategis  lewat kerja sama dengan TikTok lewat Tokopedia, ia optimistis tren positif GOTO bisa berlanjut di kuartal II 2025.

    "Indikator yang patut diperhatikan ke depan adalah pertumbuhan jumlah pengguna aktif, peningkatan transaksi lintas platform, dan kekuatan kerja sama strategis," katanya. 

    Lebih jauh Thoriq melihat, capaian GOTO di kuartal I ini bisa menjadi titik balik atau turning point bagi sentimen pasar. Menurutnya, naiknya pendapatan sebesar 37 persen YoY dan EBITDA yang disesuaikan mencapai Rp393 miliar,  bukan hanya rekor tapi juga menunjukkan pergeseran arah perusahaan menuju profitabilitas.

    Yang juga penting, lanjut dia, rugi bersih GOTO juga turun drastis dari Rp954 miliar di kuartal I 2024 menjadi Rp367 miliar pada kuartal I 2025. Artinya, perusahaan sudah mulai mempersempit kerugiannya secara signifikan.

    "Meskipun kita masih perlu menunggu hasil resmi kuartal II nanti, penurunan rugi bersih ini jadi sinyal awal yang cukup kuat. Kalau tren ini bisa dipertahankan dan GOTO mampu mencetak laba bersih di kuartal II, saya kira itu akan memperkuat keyakinan pasar terhadap prospek jangka menengahnya," pungkasnya. 

    Direktur Utama Grup GOTO, Patrick Walujo mengatakan kinerja di kuartal I 2025 ini mencerminkan eksekusi yang disiplin dari strategi GOTO dan kekuatan model ekosistem kami. 

    Dia bilang, pihaknya akan terus mengoptimalkan basis pelanggan untuk mencakup segmen pengguna premium yang memiliki daya beli tinggi dengan tingkat keterlibatan yang tetap tangguh sehingga memberikan stabilitas lebih kuat bagi bisnis perusahaan. 

    "Pada saat yang sama, kami terus meningkatkan penawaran kami di semua segmen yang didorong oleh inovasi produk berkelanjutan dan investasi di bidang teknologi untuk menghadirkan pengalaman yang lebih baik dan mendorong ekspansi yang lebih luas," ujar dia dalam keterangan tertulis dikutip, Kamis, 1 Mei 2025.

    Menurutnya, seluruh upaya tersebut bisa memperluas jangkauan perusahaan, meningkatkan profitabilitas, dan memposisikan bisnis untuk pertumbuhan jangka panjang. 

    Sementara itu Direktur Keuangan Grup GOTO, Simon Ho menambahkan pihaknya berhasil mencatatkan pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan profitabilitas di seluruh bisnis walaupun bulan Ramadan tahun ini jatuh pada kuartal pertama, biasanya terjadi perlambatan pertumbuhan di tingkat Grup.

    "Bisnis pinjaman kami terus menjadi pendorong pertumbuhan, dengan portofolio pinjaman konsumen7 yang tumbuh 108 persen secara tahunan," ungkapnya. 

    Untuk On-Demand Services, kata dia, pihaknya mencatatkan perbaikan margin tiga kuartal berturut-turut, dan GTV meningkat 17 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.  Dia menuturkan hal ini merefleksikan kekuatan bisnis dan kemampuan GOTO untuk menavigasi tantangan makroekonomi. 

    "Kami memperkirakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di sisa tahun 2025 dan tetap yakin dapat mencapai pedoman EBITDA yang disesuaikan untuk tahun penuh sebesar Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun," jelasnya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.