KABARBURSA.COM - Emiten penyedia jasa logistik batu bara, PT RMK Energy Tbk (RMKE), mengungkapkan rencana mereka untuk mengakuisisi empat tambang milik perusahaan asing.
Head of Investor & Public Relations RMKE, Julius Caesar Samosir, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari rencana ekspansi perusahaan untuk berkolaborasi dengan tambang-tambang lain di luar wilayah Sumatra Selatan, yaitu di Jambi dan Lampung.
Dana untuk akuisisi ini berasal dari penerbitan obligasi senilai total Rp1,5 triliun. RMKE akan menjadi pemegang saham mayoritas dari empat tambang asing tersebut.
Setelah akuisisi, perusahaan akan menyediakan infrastruktur untuk mendukung kelancaran produksi batu bara di tambang-tambang tersebut. "Kami berencana mengakuisisi sekitar 3 hingga 4 tambang asing. Jadi, mereka harus melepaskan mayoritas sahamnya agar tidak terkonsolidasi dalam laporan keuangan mereka, dan kami akan menyediakan infrastrukturnya," ujar Julius.
Sebagai gambaran, perusahaan tambang di Indonesia yang sahamnya dimiliki asing wajib untuk mengurangi kepemilikan saham alias divestasi minimal 51 persen. Hal tersebut untuk mendapatkan izin usaha pertambangan khusus atau IUPK sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba).
"Jadi perusahaan-perusahaan asing ini harus melepas mayoritas saham, tetapi mereka tidak mau melepas ke perusahaan yang tidak kompeten, jadi mereka hanya memilih ke RMK Energy," kata Julius.
Dia mengatakan, proses akuisisi tersebut ditargetkan rampung pada tahun ini. Alhasil, setelah akuisisi selesai, kapasitas produksi batu bara RMKE juga akan meningkat. "RMKE kan saat ini punya in-house produksi batu bara sebesar 1,2 juta metrik ton (MT). Nah, setelah akuisisi ini akan ada tambahan minimal 1 juta sampai 1,5 juta metrik ton, jadi totalnya bakal sekitar 2,7 juta sampai 3 juta MT," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, RMKE telah memuat 115 kapal dengan kapasitas volume sebesar 916.800 MT batu bara pada Juni 2024 atau meningkat 53 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Volume ini merupakan yang tertinggi sepanjang RMKE beroperasi.
Manajemen RMKE menjelaskan hingga Juni 2024, RMKE telah memuat 3,9 juta batu bara ke 495 kapal tongkang dan membongkar 1.627 rangkaian kereta dengan total kapasitas 4,04 juta MT batu bara. Volume muatan kapal tongkang dan bongkaran kereta ini telah mencapai target tahun 2024 masing-masing sebesar 42 persen dan 40 persen.
Kinerja Keuangan RMKE
Adapun, RMKE mencatat laba bersih sebesar Rp308,9 miliar sepanjang 2023. Angka tersebut turun 20,38 persen dibandingkan dengan perolehan tahun 2022 sebesar Rp388 miliar. Soalnya, RMKE membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,6 triliun atau sedikit turun sebesar 6,6 yoy, namun pendapatan tersebut telah mencapai target yang telah disesuaikan Perseroan sebesar 100 persen.
Dampak negatif dari tutupnya operasional perseroan selama 3 bulan terakhir dapat diminimalisasi dengan pertumbuhan pendapatan dari segmen jasa sebesar 24,0 persen secara tahunan menjadi Rp769,5 miliar. Segmen penjualan batu bara mengalami dampak yang cukup besar karena selain normalisasi harga batu bara, juga terdampak produksi batu bara yang turun karena cuaca yang buruk pada semester pertama serta kendala operasional yang dihadapi perseroan pada semester kedua.
RMKE berhasil mempertahankan laba kotor dari segmen jasa tumbuh sebesar 42,1 persen menjadi Rp230,1 miliar. Secara total, RMKE berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp489,1 miliar atau turun sebesar 16,9 persen.
Di sisi lain, ekuitas RMKE meningkat sebesar 23,1 persen secara tahunan menjadi Rp1,5 triliun dan rasio keuangan dengan persyaratan kredit yang ditentukan kreditur, rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER) sebesar 0,52 kali.
Utang finansial RMKE meningkat sebesar 133,8 persen secara tahunan menjadi Rp507,8 miliar yang digunakan untuk mendanai modal kerja perseroan. Hingga akhir 2023, RMKE menjaga kas dari aktivitas operasional tetap positif sebesar Rp187,4 miliar.
Sementara itu RMKE membukukan pendapatan sebesar Rp585,8 miliar pada kuartal I 2024. Pendapatan ini turun 23,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp761,8 miliar. Pendapatan ini didorong oleh penjualan batu bara sebesar Rp458,25 miliar, pendapatan jasa unloading, loading, dan crushing sebesar Rp94,5 miliar, sewa kendaraan, alat berat, dan kontainer Rp10,08 miliar, transportasi sebesar Rp20,23 miliar, dan penunjang pelabuhan sebesar Rp2,7 miliar.
Adapun, berdasarkan pelanggannya, pendapatan ini diperoleh dari PT Oktasan Barunapersada sebesar Rp104,6 miliar, Yongtai Energy Pte. Ltd sebesar Rp83,28 miliar, dan Cornucopia Resources Limited Room sebesar Rp81,36 miliar. Alhasil, laba bersih RMKE turun 64,48 persen yoy pada kuartal I/2024 menjadi Rp44,5 miliar, dari sebelumnya Rp125,5 miliar secara tahunan.
Pergerakan Saham RMKE
Adapun pada perdagangan Senin, 15 Juli 2024, saham RMKE fluktuatif tetap menjadi Rp620 per saham, sedangkan secara year-to-date (ytd) saham perseroan menguat 4,20 persen. (*)