Logo
>

Habiskan Rp28,54 Miliar, Prajogo Pangestu Tambah Kepemilikan Saham BRPT

Ditulis oleh Syahrianto
Habiskan Rp28,54 Miliar, Prajogo Pangestu Tambah Kepemilikan Saham BRPT

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Komisaris Utama PT Barito Pacific Tbk Prajogo Pangestu kembali menambah kepemilikan emiten berkode saham BRPT pada Kamis, 30 Januari 2025 lalu.

    Berdasarkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Prajogo, yang juga merupakan pemegang saham pengendali membeli sebanyak 30,9 juta lembar dengan harga Rp923,77 per saham.

    Jadi Prajogo Pangestu mengeluarkan dana sekitar Rp28,54 miliar dalam transaksi tersebut.

    Direktur dan Sekretaris Perusahaan Barito Pacific David Kosasih mengatakan, sebelum transaksi, Prajogo memiliki sebanyak 66.854.606.765 lembar saham yang mewakili 71,31 persen dari total saham perusahaan.

    "Pada transaksi ini, yang bernilai persentase transaksi sebesar 0,033 persen, dilakukan dengan tujuan investasi," kata David melalui kerangannya di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.

    Pascatransaksi, ujar David, jumlah saham yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu meningkat menjadi 66.885.506.765 lembar, sehingga persentase kepemilikannya naik menjadi 71,35 persen.

    "Informasi mengenai transaksi ini disampaikan melalui papan pencatatan utama Bursa Efek Indonesia," ujarnya.

    Dalam keterangan resminya, Barito Pacific menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari kebijakan keterbukaan informasi kepada pemegang saham tertentu.

    Aksi Korporasi BRPT pada 2024

    Sebelumnya diberitakan, BRPT mengumumkan keberhasilannya memperoleh fasilitas pinjaman korporasi senilai Rp700 miliar dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Fasilitas kredit ini menegaskan posisi Barito Pacific sebagai perusahaan dengan rekam jejak keuangan yang solid, sekaligus memberikan fleksibilitas tambahan untuk mendukung aktivitas operasionalnya.

    Dalam pernyataannya, David menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan Bank BTN. “Kami berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan Bank BTN kepada Barito Pacific. Kemitraan ini tidak hanya memperkuat kredibilitas kami, tetapi juga meningkatkan kemampuan finansial dan pendanaan dalam menjalankan usaha ke depan,” ujar David, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 27 Desember 2024.

    Fasilitas kredit modal kerja bergulir senilai Rp700 miliar ini akan terbagi ke dalam dua tranche, masing-masing sebesar Rp350 miliar. Berdasarkan perjanjian yang disepakati, dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kebutuhan operasional dan pengembangan usaha Barito Pacific, sejalan dengan komitmennya untuk terus tumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.

    Kerja sama ini juga mencerminkan kepercayaan sektor perbankan terhadap kinerja Barito Pacific sebagai salah satu pemain utama di industri energi dan petrokimia di Indonesia. Dengan fasilitas ini, Barito Pacific diharapkan dapat mengoptimalkan strategi bisnisnya untuk menghadapi tantangan pasar sekaligus menciptakan peluang pertumbuhan baru.

    Bank BTN, sebagai penyedia fasilitas kredit, memandang kerja sama ini sebagai bentuk dukungan terhadap perusahaan-perusahaan Indonesia yang memiliki prospek bisnis cerah dan rekam jejak yang baik. Melalui kemitraan strategis ini, Bank BTN menunjukkan komitmennya untuk berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

    Fasilitas kredit sebesar Rp700 miliar ini diharapkan menjadi langkah strategis bagi Barito Pacific untuk memperkuat posisi pasar dan meningkatkan daya saing di sektor yang digelutinya. Dengan tambahan likuiditas ini, Barito Pacific optimistis dapat menjalankan program-program bisnis yang telah direncanakan, sekaligus memberikan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.

    Kinerja Keuangan Barito Pacific

    BRPT melaporkan laba bersih sebesar Rp 405,8 miliar pada kuartal ketiga 2024. Angka ini mengalami penurunan signifikan sebesar 27,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp 556,6 miliar. Penurunan ini turut berdampak pada laba bersih per saham (EPS) yang kini berada di level Rp 4,33 per lembar.

    Dalam laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2024, Barito Pacific mencatat pendapatan sebesar Rp 25,4 triliun. Pendapatan tersebut menurun 22,6 persen dibandingkan periode sembilan bulan pertama 2023 yang mencapai Rp 32,8 triliun. Secara kuartalan, pendapatan pada Q3 2024 mengalami kontraksi 30,4 persen dibandingkan dengan Q2 2024.

    Dari sisi profitabilitas, gross profit Barito Pacific berada di angka Rp 5,8 triliun dengan gross margin sebesar 22,8 persen. EBITDA tercatat sebesar Rp 3,8 triliun dengan margin EBITDA sebesar 15,0 persen. Namun, net profit margin hanya berada di level 1,6 persen, mencerminkan tantangan signifikan dalam menjaga laba bersih di tengah tekanan operasional dan biaya bunga yang tinggi.

    Rasio keuangan perusahaan menunjukkan tantangan yang cukup berat. Return on Equity (ROE) hanya tercatat sebesar 0,65 persen, jauh di bawah ekspektasi pasar. Return on Assets (ROA) juga rendah di angka 0,26 persen, mengindikasikan minimnya efisiensi dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan keuntungan.

    Dengan rasio Debt to Equity sebesar 1,48x dan Debt to Total Capital sebesar 0,60, Barito Pacific masih menunjukkan ketergantungan tinggi terhadap utang. Debt to EBITDA yang mencapai 24,44x semakin memperlihatkan tekanan keuangan yang dihadapi perusahaan. Selain itu, rasio EBITDA terhadap beban bunga berada di level 0,97, mengindikasikan bahwa EBITDA yang dihasilkan hampir tidak cukup untuk menutupi biaya bunga. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.