KABARBURSA.COM - PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH) resmi bekerja sama dengan Ericsson dan Google Cloud untuk mengintegrasikan Business Support System (BSS) dalam satu platform berbasis cloud.
President Director & CEO Indosat Vikram Sinha mengatakan, terjalinnya kolaborasi dengan Ericsson dan Google Cloud ini bertujuan untuk menghadirkan pengalaman digital kelas dunia.
Dia menyebut, pemanfaatan teknologi AI dan cloud-native memungkinkan lahirnya model bisnis inovatif yang mendorong pertumbuhan lintas industri.
"Konsolidasi layanan dalam satu platform yang lebih fleksibel dan scalable di Google Cloud akan menciptakan dan menghasilkan ekosistem digital yang lebih kuat dan berkelanjutan bagi Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Sabtu, 8 Maret 2025.
Melalui kolaborasi ini, Indosat dengan dukungan Ericsson, akan melakukan migrasi sistem secara penuh guna mendukung konektivitas bagi seluruh pelanggannya ke Google Cloud hingga mengintegrasikan dengan berbagai solusi dan aplikasi berbasis cloud dari portofolio Sistem Pendukung Bisnis dan Operasional (OSS/BSS) Ericsson.
Selain itu, Indosat dan Ericsson akan mengeksplorasi inovasi teknologi untuk mendukung digitalisasi jangka panjang di Indonesia.
Hal itu mencakup pengoperasian komponen BSS terbaru dari Ericsson untuk Indosat di Google Cloud serta demonstrasi fungsi-fungsi generasi terbaru guna meningkatkan efisiensi dan inovasi yang berpusat pada pelanggan.
"Kemitraan ini menjadi langkah penting dalam mempercepat transformasi digital Indonesia dan meneguhkan posisi Indosat sebagai pemimpin di industri telekomunikasi," ujar Andres Vicente - SVP, Ericsson South East Asia, Oceania, and India.
Indosat Catatkan Kinerja Positif pada 2024
Indosat sendiri sukses mempertahankan kinerja keuangan yang kuat pada 2024, dengan tetap mencatat pertumbuhan dua digit.
Dalam laporan kinerja tahun 2024 yang dirilis pada Senin, 10 Februari 2025, total pendapatan Indosat sebesar Rp55,88 triliun, meningkat 9,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), sedangkan EBITDA tumbuh sebesar 10,2 persen yoy menjadi Rp26,35 triliun pada 2024.
"Margin EBITDA berada pada 47,2 persen di 2024, menyoroti kemampuan Perusahaan untuk mengonversi pendapatan menjadi penghasilan secara efisien," ujar manajemen Indosat, Senin, 10 Februari 2025.
Berdasarkan segmennya, Layanan Seluler, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap masing-masing berkontribusi sebesar 84,2 persen, 14,3 persen, dan 1,5 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasian yang berakhir pada 31 Desember 2024.
Pendapatan Seluler meningkat 7,5 persen dibandingkan 2023, terutama didorong oleh peningkatan pendapatan Data dan jasa interkoneksi, meskipun terjadi penurunan pendapatan Telepon.
Sementara pendapatan MIDI tumbuh 23,4 persen dibandingkan 2023, didorong oleh kenaikan pendapatan dari Internet Tetap, Konektivitas Tetap, dan Layanan IT.
Adapun, pendapatan Telekomunikasi Tetap turun 14,1 persen dibandingkan 2023, terutama akibat penurunan pendapatan Telepon Internasional, meskipun kenaikan telepon jaringan tetap sedikit mengimbanginya.
Total beban usaha perusahaan pada 2024 mencapai Rp45,04 triliun, meningkat Rp4,24 triliun atau 10,4 persen dibandingkan 2023. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya Beban Penyelenggaraan Jasa, yang naik Rp1,65 triliun atau 7,9 persen, dipicu oleh kenaikan beban kemitraan, sewa, jasa, serta biaya instalasi dan pemeliharaan, meskipun terdapat penurunan pada beban paket perdana dan voucher, frekuensi, serta interkoneksi.
Beban Penyusutan dan Amortisasi juga mengalami kenaikan Rp937,3 miliar atau 6,4 persen, terutama akibat penyusutan tambahan aset tetap dan aset guna usaha dari penggelaran jaringan serta amortisasi aset tidak berwujud lainnya.
Sementara, jika melihat pergerakan saham saat ini, ISAT berada di level Rp1.540, tanpa perubahan dari sesi sebelumnya. Sepanjang hari perdagangan, saham ini dibuka di harga yang sama dengan posisi akhirnya, sementara sempat mencapai titik tertinggi di Rp1.555 dan menyentuh titik terendah di Rp1.535.
Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp49,67 triliun, perusahaan ini menunjukkan skala bisnis yang besar. Meskipun rasio harga terhadap laba (P/E ratio) tidak tersedia, dividen yield yang ditawarkan mencapai 4,36 persen, menjadikannya opsi menarik bagi investor yang mencari imbal hasil dari dividen.
Jika melihat rentang pergerakan dalam satu tahun terakhir, harga saham sempat menyentuh puncaknya di Rp3.018,75, sebelum turun hingga level terendah di Rp1.470. Volatilitas ini mencerminkan dinamika pasar yang terus bergerak, memberi peluang sekaligus tantangan bagi para investor yang ingin memanfaatkan fluktuasi harga.
Jadi, PT Indosat Tbk resmi menjalin kerja sama dengan Ericsson dan Google Cloud untuk mengintegrasikan Business Support System (BSS) ke dalam satu platform berbasis cloud. Langkah ini bertujuan untuk menghadirkan pengalaman digital yang lebih baik, dengan memanfaatkan teknologi AI dan cloud-native guna menciptakan model bisnis inovatif dan mendorong pertumbuhan industri.
Di samping itu, Indosat mencatat pertumbuhan keuangan yang solid pada 2024, dengan total pendapatan mencapai Rp55,88 triliun atau naik 9,1 persen secara tahunan. EBITDA meningkat 10,2 persen menjadi Rp26,35 triliun dengan margin sebesar 47,2 persen. Segmen Layanan Seluler, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap masing-masing berkontribusi 84,2 perseb, 14,3 persen, dan 1,5 persen terhadap total pendapatan.
Terakhir, saham ISAT diperdagangkan di level Rp1.540 tanpa perubahan dari sesi sebelumnya, dengan harga tertinggi harian Rp1.555 dan terendah Rp1.535. Dalam setahun terakhir, saham ini sempat mencapai Rp3.018,75 sebelum turun ke level terendah Rp1.470. Dengan dividen yield 4,36 persen, ISAT tetap menjadi opsi menarik bagi investor di tengah dinamika pasar yang terus bergerak.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.