KABARBURSA.COM – PT Arsy Buana Travelindo, dengan kode saham HAJJ, mencatat kinerja yang solid pada paruh pertama 2025. Perusahaan membukukan pendapatan Rp521,77 miliar, tumbuh 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp431,06 miliar.
Pertumbuhan pendapatan ini didorong terutama oleh bisnis hotel, yang menjadi sumber pemasukan utama dengan kontribusi hampir 92 persen dari total pendapatan. Segmen ini naik 22,76 persen secara tahunan dan semakin menegaskan posisi HAJJ di lini usaha dengan margin tinggi dan arus pendapatan yang stabil.
Perusahaan juga melakukan langkah strategis dengan mengubah fokus ke kemitraan hotel kelas premium. Kebijakan ini berarti tidak lagi mengejar jumlah kamar semata, tetapi memilih properti dengan standar layanan dan harga yang lebih tinggi.
Dalam keterangan resminya, Selasa, 6 Agustus 2025, HAJJ mengoperasikan tujuh hotel dengan total 1.582 kamar dan 450.668 room nights. Angka ini memang lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2.080 kamar dan 613.538 room nights.
Meski jumlahnya menurun, nilai kontrak yang diperoleh justru lebih besar. Hal inilah yang menunjukkan upaya HAJJ untuk mengutamakan kualitas layanan, memperbaiki margin keuntungan, dan memberikan pengalaman berziarah yang lebih baik bagi jamaah.
Dengan capaian tersebut, perusahaan memiliki pijakan yang kuat untuk menjaga kinerja positif hingga akhir tahun.
Waran Aktif dan Pergerakan Saham
Sementara itu, di pasar saham, waran HAJJ masih aktif diperdagangkan dengan harga pelaksanaan di level 175. Masa perdagangannya dimulai 5 April 2023 dan akan berakhir pada 31 Maret 2026.
Untuk periode pelaksanaan dimulai 5 Oktober 2023 dan berakhir 3 April 2026. Periode pelaksanaan yang lama itu memberi waktu cukup panjang bagi pemegang waran untuk menentukan langkah.
Di lantai bursa, saham HAJJ hari ini bergerak di zona merah. Harga terakhir tercatat di 113, turun 2 poin atau 1,74 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di 115.
Perdagangan dibuka di 116, sempat bertahan di level tertinggi harian pada 116, namun kemudian terkoreksi hingga menyentuh titik terendah di 112.
Sedangkan total volume transaksi mencapai 6.650 lot dengan nilai perdagangan sekitar Rp75,3 miliar, dan rata-rata harga berada di kisaran 113. Adapun batas auto rejection atas berada di 126, sedangkan batas bawah di 104.
Pelemahan ini menandakan adanya tekanan jual meski pergerakan harga masih dalam rentang yang relatif sempit. Dengan masa berlaku waran yang masih lebih dari setahun, investor memiliki ruang untuk mencermati kinerja emiten dan arah pergerakan harga saham induk sebelum mengambil keputusan.
Dari Perjalanan Umroh ke Penginapan
PT Arsy Buana Travelindo Tbk, emiten berkode HAJJ, memulai perjalanannya di Tangerang pada 2016 sebagai biro perjalanan wisata.
Empat tahun kemudian, perusahaan ini memasuki fase baru setelah diakuisisi PT Madinah Iman Wisata pada 2020. Sejak awal, fokus bisnisnya mengarah pada layanan perjalanan religi, terutama untuk ibadah haji dan umrah, dengan mengutamakan kenyamanan serta kemudahan bagi para jamaah.
Untuk menunjang operasional, HAJJ menjalin kemitraan dengan sembilan operator tur, satu hotel bernama Fajr Badee, serta dua maskapai penerbangan, yakni Etihad dan Citilink.
Kerja sama ini mencakup penyediaan kamar hotel, pengaturan perjalanan darat, hingga layanan tiket pesawat, yang dirancang untuk memberikan pengalaman perjalanan yang lebih lancar dan terencana.
Langkah penting diambil pada 5 April 2023, ketika HAJJ resmi melantai di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum perdana (IPO).
Keputusan ini membuka akses pendanaan yang lebih luas sekaligus mempertegas ambisi perusahaan memperkuat pijakan di industri perjalanan religi yang terus berkembang.(*)