KABARBURSA.COM - Hanwha Group, salah satu konglomerasi terbesar asal Korea Selatan, memperkuat eksistensinya di sektor keuangan Indonesia dengan mengakuisisi saham mayoritas PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU).
Melalui anak usahanya, Hanwha Life Insurance, perusahaan ini resmi mengambil alih 40 persen saham NOBU atau sekitar 2,9 miliar unit saham dari tangan Grup Lippo.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi ekspansi Hanwha di Indonesia, setelah sebelumnya mengakuisisi PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) pada kuartal II-2023. Saat ini, Hanwha Life Insurance Indonesia telah menguasai 59 persen saham LPGI, yang sebelumnya dimiliki oleh PT Star Pacific Tbk, salah satu entitas dalam Grup Lippo.
Dengan masuknya Hanwha sebagai pemegang saham mayoritas, komposisi kepemilikan di Nobu Bank mengalami perubahan signifikan. Keluarga Riady, yang sebelumnya mengendalikan NOBU melalui beberapa perusahaan seperti PT Putera Mulia Indonesia, PT Star Pacific Tbk, PT Prima Cakrawala Sentosa, dan PT Matahari Department Store Tbk, kini kepemilikannya menyusut menjadi 29,88 persen.
Keputusan Hanwha untuk mengakuisisi Nobu Bank dilandasi oleh optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang terus menunjukkan tren positif seiring dengan meningkatnya konsumsi domestik serta pembangunan infrastruktur yang menjadi pendorong utama aktivitas investasi. Industri perbankan sendiri memegang peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga menjadi sektor strategis bagi Hanwha dalam memperluas portofolio bisnisnya di Tanah Air.
Meskipun kepemilikan mayoritas telah beralih ke Hanwha, kegiatan operasional Nobu Bank dipastikan tidak akan mengalami perubahan mendasar. Namun, dengan masuknya Hanwha, bank ini akan semakin fokus pada pengembangan layanan digital guna meningkatkan skala bisnis dan memperluas jangkauan nasabah.
Hanwha Life Insurance berencana mengintegrasikan teknologi digital yang mereka miliki ke dalam sistem operasional Nobu Bank, menjadikannya lebih kompetitif di era digitalisasi perbankan.
Langkah ini menunjukkan keseriusan Hanwha dalam membangun kehadiran jangka panjang di Indonesia, tidak hanya di sektor asuransi tetapi juga perbankan. Dengan kekuatan finansial dan pengalaman global yang dimiliki Hanwha, akuisisi ini berpotensi membawa Nobu Bank ke tingkat yang lebih tinggi dalam menghadapi persaingan industri perbankan yang semakin ketat.
Apa Kabar Merger dengan MNC?
Spekulasi mengenai merger antara PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dan PT Bank MNC International Tbk (BABP) kembali mencuat setelah akuisisi saham mayoritas Nobu Bank oleh Hanwha Life Insurance. Namun, dalam pengumuman terbaru mengenai aksi korporasi tersebut, tidak ada pernyataan eksplisit yang mengonfirmasi rencana penggabungan kedua bank yang dimiliki oleh dua konglomerasi besar, Grup Lippo dan Grup MNC.
Padahal, wacana penggabungan Nobu Bank dan MNC Bank sudah santer terdengar sejak 2023, terutama setelah transaksi silang saham yang melibatkan kedua grup ini. Pada 8 Mei 2024, data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan bahwa PT MNC Land Tbk (KPIG), entitas Grup MNC, melepas 4,44 miliar saham BABP atau sekitar 6,82 persen.
Saham tersebut kemudian berpindah ke PT Prima Cakrawala Sentosa, entitas Grup Lippo, yang untuk pertama kalinya tercatat memiliki saham di BABP.
Sebaliknya, Prima Cakrawala Sentosa melepas 747,84 juta saham NOBU atau sekitar 10 persen dari total sahamnya. Saham tersebut berpindah ke KPIG, menandakan adanya transaksi silang yang mempererat keterkaitan kepemilikan antara kedua grup tersebut.
Di tengah berkembangnya spekulasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat bicara mengenai potensi merger ini. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa rencana merger antar bank sepenuhnya merupakan hasil kesepakatan pemegang saham dan berada dalam kewenangan mereka.
Namun, OJK tetap mendorong langkah-langkah konsolidasi industri perbankan jika hal tersebut dapat menghasilkan lembaga keuangan yang lebih kuat, efisien, dan kompetitif. Hingga saat ini, OJK belum menerima permohonan resmi terkait merger Nobu Bank dan MNC Bank.
Sementara itu, Direktur Utama Nobu Bank Suhaimin Djohan, menegaskan bahwa transaksi silang saham yang telah dilakukan sejalan dengan proses konsolidasi yang sedang berlangsung. Meski tidak memberikan pernyataan eksplisit mengenai merger, pernyataannya mengisyaratkan bahwa integrasi bisnis antara kedua bank tetap menjadi opsi yang terbuka.
Ketidakpastian mengenai merger ini memunculkan berbagai spekulasi, terutama terkait strategi Grup Lippo dan Grup MNC dalam memperkuat posisi mereka di sektor keuangan. Jika penggabungan benar terjadi, bank hasil merger ini akan memiliki potensi besar untuk bersaing di industri perbankan nasional, terutama dalam layanan digital yang semakin menjadi fokus utama perbankan modern.
Namun, dengan masuknya Hanwha sebagai pemegang saham mayoritas di Nobu Bank, pertanyaan baru muncul: apakah konglomerasi asal Korea Selatan ini akan tetap mendukung rencana merger dengan MNC Bank atau memilih strategi lain untuk mengembangkan bisnis Nobu Bank di Indonesia.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.