KABARBURSA.COM-Lonjakan harga tiket pesawat telah menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bahkan menyoroti peningkatan ini yang disebabkan oleh biaya Bahan Bakar Minyak (BBM) pesawat, atau yang dikenal dengan istilah avtur.
PT Pertamina (Persero) memberikan tanggapannya terhadap pernyataan KPPU. Menurut Pertamina, harga avtur tidak hanya ditentukan oleh harga minyak mentah, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, termasuk aspek geografis yang kompleks.
"Penentuan harga jual avtur tidak hanya berdasarkan harga minyak mentah, tetapi juga dipengaruhi oleh kompleksitas penyaluran," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, Senin 14 Februari 2024.
Indonesia, sebagai negara kepulauan, menghadapi tantangan tersendiri dalam penyaluran avtur.
"Keamanan pasokan menjadi prioritas, terutama karena distribusi avtur ke berbagai bandara, termasuk bandara perintis, adalah suatu tantangan tersendiri," tambahnya.
Meskipun demikian, Pertamina Patra Niaga tetap memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, sesuai dengan Ketetapan Menteri ESDM No. 17 K/10/MEM/2019 mengenai Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Avtur yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.
"Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga menjaga daya saing dengan menawarkan harga publikasi yang lebih rendah daripada penyedia bahan bakar lainnya di Singapura," kata Irto.
Meski demikian, harga avtur di Indonesia sebenarnya berapa?
Berdasarkan informasi resmi dari Pertamina, berikut adalah harga avtur untuk periode 1-29 Februari 2024 di beberapa bandara di Indonesia:
- Bandara Soekarno Hatta: Rp 13.300,35 per liter,
- Bandara Kulonprogo: Rp 15.415 per liter,
- Bandara Deli Serdang: Rp 15.047 per liter,
- Bandara Ahmad Yani: Rp 15.359 per liter,
- Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II: Rp 15.359 per liter,
- Bandara Ngurah Rai, Bali: Rp 15.014,37 per liter,
- Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar: Rp 15.437,31 per liter.
Dibandingkan dengan periode Januari 2024, rata-rata harga avtur pada Februari 2024 tercatat mengalami penurunan.
Sofyano Zakaria, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), menyoroti bahwa tudingan terhadap avtur sebagai penyebab mahalnya tiket pesawat tidaklah tepat. Harga avtur di Indonesia masih lebih murah dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura.
"Situasi geografis Indonesia yang beragam menjadikan penyaluran avtur sangat rumit dan memerlukan biaya logistik yang tinggi," jelasnya.
Meskipun begitu, Pertamina berusaha mempertahankan harga avtur yang standar di bandara-bandara yang berada di daerah terpencil.
"Dengan mempertimbangkan kondisi geografis yang luas dan tantangan transportasi, harga avtur di Indonesia tetap dalam kisaran standar. Tidak terlalu mahal, namun juga tidak terlalu murah. Banyak negara lain dengan kondisi serupa yang menghadapi harga avtur yang lebih tinggi," paparnya.
Dia juga menyebutkan tentang sulitnya menarik minat badan usaha swasta untuk menyalurkan avtur di daerah terpencil, sehingga tidak ada monopoli harga.
"Pertamina akan dilaporkan ke KPPU karena dituduh memonopoli harga avtur. Namun, bisakah kita menemukan badan usaha swasta yang bersedia menjual avtur di Papua? Atau di wilayah terpencil lainnya?" tuturnya.