Logo
>

Harga Batu Bara Terkerek Berkat Stimulus China

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Batu Bara Terkerek Berkat Stimulus China

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Mayoritas harga batu bara mengalami penguatan pada Kamis, 26 September 2024, didorong oleh kabar dari China yang memperkuat upaya untuk memacu kembali pertumbuhan ekonomi mereka.

    Harga batu bara Newcastle untuk September 2024 justru turun tipis sebesar USD0,15 menjadi USD139,65 per ton. Namun, untuk kontrak Oktober 2024, harga naik USD0,55 menjadi USD143,45 per ton, dan untuk November 2024 meningkat USD 0,6 menjadi USD145 per ton.

    Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk kontrak September 2024 tidak bergerak, tetap di USD114,95 per ton. Namun, untuk kontrak Oktober 2024, ada kenaikan USD0,75 menjadi USD 116,5 per ton, dan pada November 2024, harganya naik signifikan USD1,1 menjadi USD117,35 per ton.

    Kenaikan ini disebabkan oleh langkah pemerintah China, yang meningkatkan upaya untuk memacu kembali pertumbuhan ekonominya. Langkah tersebut termasuk mendukung belanja fiskal dan menstabilkan sektor properti yang sedang terpuruk, memberikan momentum baru pada berbagai langkah stimulus yang bertujuan menahan perlambatan ekonomi di China.

    Pertemuan Presiden Xi Jinping bersama anggota Politbiro, yang berjumlah 24 orang, berakhir dengan janji untuk mencapai target ekonomi tahunan negara tersebut. Janji ini muncul setelah harga rumah baru di China mengalami penurunan terbesar sejak 2014, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Xinhua.

    Stimulus dari Bank Sentral China (PBoC) berupa kebijakan pelonggaran moneter serta serangkaian langkah stimulus baru lainnya menjadi kabar positif bagi batu bara. China, yang merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia, diharapkan terus menopang permintaan terhadap komoditas ini.

    Namun, penguatan harga batu bara terhambat oleh kebijakan dari India, yang merupakan konsumen batu bara terbesar kedua di dunia. Kementerian Batu Bara India mendukung pembatasan kuantitatif (QR) atas impor kokas metalurgi rendah abu, yang bertujuan melindungi industri batu bara domestik dan meningkatkan kemandirian produksi produk batu bara berkualitas tinggi di negara tersebut.

    Tren Menanjak

    Tren harga batu bara terus meningkat selama seminggu terakhir. Penguatan ini didorong oleh sentimen pelonggaran kebijakan moneter di berbagai negara, terutama di China.

    Harga batu bara Newcastle untuk kontrak September 2024 tetap di level USD139,5 per ton. Namun, kontrak untuk Oktober 2024 naik sebesar USD0,65 menjadi USD140,4 per ton, dan kontrak November 2024 juga naik USD1,05 menjadi USD141,65 per ton.

    Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam untuk kontrak September 2024 naik 0,15 persen menjadi USD114,8 per ton. Namun, kontrak untuk Oktober 2024 justru mengalami penurunan sebesar USD0,6 menjadi USD113,35 per ton, sedangkan kontrak November 2024 melemah sebesar USD0,35 menjadi USD113,55 per ton.

    Penguatan harga batu bara ini sejalan dengan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter secara global. Bahkan, The Fed diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin untuk kedua kalinya berturut-turut, dengan kemungkinan mencapai 61 persen, menurut data dari CME FedWatch.

    China juga mengikuti langkah-langkah negara besar lainnya dalam melonggarkan kebijakan moneter guna menghadapi perlambatan ekonomi. Bank Rakyat China (PBoC) telah mengumumkan serangkaian stimulus untuk menopang perekonomian yang mulai melambat. Salah satu langkahnya adalah rencana pemotongan rasio cadangan (reserve requirement ratio/RRR) sebesar 50 basis poin, meski waktu realisasinya belum ditentukan.

    Selain sentimen moneter, harga batu bara juga didukung oleh persetujuan pemerintah Australia untuk memperluas tiga tambang batu bara besar di negara tersebut. Pemerintah memberikan izin perpanjangan operasi untuk tambang bawah tanah Narrabri milik Whitehaven Coal hingga 2044, serta tambang Mount Pleasant milik MACH Energy Australia hingga 2048, bersama tambang Ravensworth milik Ashton Coal Operations.

    Permintaan Tinggi di Asia Tenggara

    Negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina diperkirakan akan meningkatkan perdagangan dan konsumsi batu bara dalam dekade ini, meskipun permintaan dari konsumen terbesar, China, mendekati puncaknya.

    Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (ICMA), Priyadi, mengatakan dalam presentasinya di konferensi Coaltrans Asia bahwa impor batu bara oleh China dan India diprediksi akan mencapai puncaknya pada 2025. Hal ini menandai berakhirnya pertumbuhan volume perdagangan batu bara global melalui jalur laut.

    Namun, ICMA memperkirakan impor batu bara tahunan oleh negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina akan tumbuh hampir 3 persen per tahun hingga mencapai 170,9 juta metrik ton pada 2030, naik dari 140,9 juta ton pada 2023. Pasar pertumbuhan batu bara paling menjanjikan ada di sektor pembangkit listrik di Vietnam, yang saat ini merupakan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Tenggara, kata para pedagang dan pejabat industri dalam konferensi.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).