Logo
>

Harga CPO Terus Tertekan, Turun Lagi ke Level Terendah

Ditulis oleh Syahrianto
Harga CPO Terus Tertekan, Turun Lagi ke Level Terendah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali mengalami penurunan pada Selasa, 13 Agustus 2024, menunjukkan bahwa tren negatif yang melanda komoditas ini belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada hari tersebut, harga CPO untuk kontrak pengiriman bulan Oktober di Bursa Malaysia tercatat sebesar MYR 3.689 per ton. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,51 persen dibandingkan dengan harga pada hari sebelumnya, dan merupakan level terendah yang tercatat sejak 5 Januari 2024, yaitu lebih dari tujuh bulan terakhir.

    Selama sepekan terakhir, harga CPO menunjukkan penurunan sebesar 0,49 persen secara point-to-point. Jika dibandingkan dengan sebulan yang lalu, penurunan harga mencapai 5,31 persen, mencerminkan tren penurunan yang konsisten dan berkelanjutan. Koreksi harga ini terutama disebabkan oleh ekspektasi terhadap penurunan permintaan global yang mempengaruhi pasar CPO.

    Menurut laporan dari Societe Generale de Surveillance (SGS), ekspor CPO Malaysia untuk periode 1-10 Agustus 2024 diperkirakan mencapai 489.898 ton, yang menunjukkan penurunan sebesar 13,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya. Penurunan ini mencerminkan berkurangnya permintaan global, yang berdampak langsung pada harga CPO.

    Faktor lain yang turut mempengaruhi harga CPO adalah pergerakan harga minyak nabati lainnya. Pada hari yang sama, harga minyak kedelai mengalami penurunan signifikan di bursa Dalian (China) dan Chicago Board of Trade (Amerika Serikat) masing-masing sebesar 2,44 persen dan 1,53 persen. Penurunan ini menunjukkan tekanan serupa pada pasar minyak nabati secara umum, yang turut mempengaruhi daya tarik CPO.

    Harga minyak rapeseed juga mengalami penurunan sebesar 1,68 persen. Ketika harga minyak nabati pesaing mengalami penurunan, daya tarik CPO sebagai alternatif bahan baku juga cenderung menurun. Hal ini mengurangi keuntungan yang bisa diperoleh dari penggunaan CPO, menambah tekanan pada harga komoditas ini.

    Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi harga, termasuk ekspektasi penurunan permintaan dan pergerakan harga minyak nabati pesaing, tampaknya harga CPO akan terus berada di bawah tekanan dalam waktu dekat. Para pelaku pasar perlu memantau perkembangan ini secara cermat untuk memahami dampaknya terhadap pasar minyak sawit global.

    Pada perdagangan sebelumnya, yaitu Senin, 12 Agustus 2024, harga CPO mengalami penurunan signifikan. Di Bursa Malaysia, harga CPO untuk kontrak pengiriman Oktober ditutup di MYR 3.709 per ton, anjlok 1,01 persen dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya. Penurunan ini menambah tren negatif yang telah menghinggapi pasar CPO dalam beberapa waktu terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga CPO mengalami penurunan sebesar 2,09 persen secara point-to-point, dan selama sebulan terakhir, harga telah jatuh sebesar 4,8 persen. Tren penurunan harga ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap penurunan permintaan global serta melimpahnya pasokan.

    Ekspektasi penurunan permintaan menjadi faktor utama yang menekan harga CPO. AmSpec Agri Malaysia memperkirakan ekspor CPO Malaysia pada periode 1-10 Agustus mengalami penurunan sebesar 17,7 persen dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Sementara itu, Intertek Testing Services memperkirakan penurunan ekspor sebesar 12,2 persen. Penurunan permintaan ini berkontribusi signifikan terhadap koreksi harga CPO yang terlihat.

    Di sisi lain, pasokan CPO juga mengalami peningkatan yang cukup besar. Produksi CPO Malaysia pada bulan Juni melonjak 13,97 persen dibandingkan bulan sebelumnya, menambah tekanan pada harga komoditas ini. Melimpahnya pasokan di tengah penurunan permintaan global menyebabkan ketidakstabilan harga dan menciptakan ketidakseimbangan dalam pasar.

    Lingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari, menyatakan bahwa kondisi pasar minyak nabati secara umum sedang lemah. "Secara keseluruhan, pasar minyak nabati mengalami tekanan, dengan harga yang dipengaruhi oleh kombinasi faktor-faktor permintaan dan pasokan," ungkapnya dalam laporan BloombergNews.

    Secara teknikal, dari perspektif harian (daily time frame), harga CPO saat ini masih berada dalam zona bearish. Hal ini terlihat jelas dari indikator Relative Strength Index (RSI) yang berada di angka 33,8. RSI yang berada di bawah level 50 menandakan bahwa aset tersebut berada dalam kondisi bearish, menunjukkan bahwa tekanan jual masih mendominasi pasar.

    Selain itu, indikator Stochastic RSI juga mendukung pandangan bearish dengan nilai saat ini di angka 21,15. Indikator ini menunjukkan bahwa CPO berada di area jual (short) dan mendekati level jenuh jual (oversold). Kondisi ini menggambarkan bahwa pasar mungkin sudah berada di titik di mana aksi jual berlebihan bisa mendekati akhir, dan potensi rebound teknikal mulai terlihat.

    Dengan mempertimbangkan koreksi harga yang sudah berlangsung cukup dalam, ada kemungkinan harga CPO akan mengalami technical rebound. Dalam hal ini, target resisten terdekat yang perlu diperhatikan adalah MYR 3.712 per ton, yang merupakan level Moving Average (MA) 5. Jika harga berhasil menembus level resisten ini, maka MYR 3.741 per ton dapat menjadi target selanjutnya. Penembusan level resisten ini dapat memberikan sinyal bahwa harga CPO berpotensi melanjutkan pemulihan atau rebound.

    Di sisi lain, target support terdekat yang harus diperhatikan adalah MYR 3.683 per ton. Jika harga turun dan menembus level support ini, maka MYR 3.657 per ton bisa menjadi target support berikutnya. Penurunan di bawah level ini dapat menunjukkan bahwa tekanan jual masih kuat, dan harga dapat bergerak lebih rendah sebelum menemukan level dukungan yang lebih solid.

    Secara keseluruhan, meskipun CPO saat ini berada dalam tren bearish dengan indikator teknikal yang menunjukkan potensi jenuh jual, ada ruang untuk kemungkinan technical rebound. Namun, pergerakan harga akan sangat tergantung pada bagaimana pasar merespons level resisten dan support yang telah disebutkan. Terlihat bahwa ruang koreksi harga CPO semakin terbatas, yang mungkin memberikan peluang untuk pemulihan harga dalam waktu dekat. Pengawasan terhadap indikator teknikal dan level harga kunci akan menjadi penting untuk menentukan arah pergerakan harga CPO selanjutnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.