KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami koreksi pada perdagangan Jumat 26 Juli 2024. Harga emas spot tercatat di USD2.363,85 per ons troi, turun 0,03 persen dari sehari sebelumnya yang berada di USD2.364,56 per ons troi.
Penurunan harga emas ini terjadi setelah laporan pertumbuhan ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan, meredakan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga untuk mencegah resesi.
Pertumbuhan ekonomi AS tercatat sebesar 2,8 persen di kuartal II-2024, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. "Data ini tidak bagus untuk emas," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas Global di TD Securities.
Sementara itu, sebagian pedagang masih memperkirakan penurunan suku bunga The Fed pada September. Menurut Melek, hal ini membuat aksi ambil untung emas di tengah tingginya volume perdagangan, sehingga harga emas terkoreksi.
Harga emas telah naik sekitar 15 persen sepanjang tahun ini, sebagian besar didorong oleh pembelian bank sentral dan aset lindung nilai di tengah ketegangan geopolitik dan kampanye presiden AS yang penuh gejolak.
Pemilu AS dan Konflik Timur Tengah
Pemilihan umum di Amerika Serikat memiliki dampak besar terhadap harga emas dunia, menciptakan fluktuasi yang sering kali mencerminkan ketidakpastian politik dan ekonomi. Setiap pemilu membawa potensi perubahan kebijakan yang dapat mempengaruhi pasar keuangan, termasuk harga emas.
Selama masa kampanye dan menjelang pemilu, investor biasanya menjadi lebih berhati-hati. Ketidakpastian tentang hasil pemilu dan potensi perubahan kebijakan ekonomi membuat emas menjadi pilihan investasi yang lebih menarik sebagai aset lindung nilai. Emas sering dipandang sebagai "safe haven" di tengah ketidakpastian, sehingga permintaan dan harga cenderung meningkat selama periode ini.
Kebijakan moneter dan fiskal yang diusung oleh kandidat presiden juga memainkan peran penting. Kandidat yang mendukung kebijakan stimulus besar atau peningkatan pengeluaran pemerintah dapat memicu kekhawatiran inflasi. Dalam situasi ini, emas sering dipilih sebagai lindung nilai terhadap inflasi, yang mendorong harga emas naik. Sebaliknya, kebijakan yang lebih konservatif secara fiskal dapat menekan harga emas jika dianggap mengurangi risiko inflasi.
Reaksi pasar terhadap hasil pemilu juga signifikan. Jika hasil pemilu memicu ketidakstabilan atau ketidakpastian politik yang berkepanjangan, harga emas cenderung naik. Misalnya, sengketa hasil pemilu atau peralihan kekuasaan yang tidak mulus dapat meningkatkan permintaan emas sebagai aset aman. Sebaliknya, hasil pemilu yang dianggap stabil dan dapat diprediksi cenderung menurunkan harga emas karena berkurangnya ketidakpastian.
Kebijakan luar negeri AS yang berubah setelah pemilu juga dapat memengaruhi harga emas. Perubahan dalam hubungan internasional, sanksi, atau kebijakan perdagangan dapat memicu ketidakpastian global, yang sering kali mendukung kenaikan harga emas. Konflik atau ketegangan geopolitik yang meningkat setelah pemilu juga dapat mendorong investor mencari perlindungan dalam bentuk emas.
Secara keseluruhan, pemilu AS adalah momen penting yang dapat menyebabkan fluktuasi signifikan dalam harga emas dunia. Ketidakpastian politik, potensi perubahan kebijakan ekonomi, dan reaksi pasar terhadap hasil pemilu semuanya berkontribusi pada pergerakan harga emas di pasar global.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.