Logo
>

Harga Emas Dunia Terkoreksi Tipis Usai Cetak Rekor

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Emas Dunia Terkoreksi Tipis Usai Cetak Rekor

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami koreksi tipis pada Jumat, 21 Februari 2025, waktu Amerika atau Sabtu dini hari WIB setelah investor melakukan aksi ambil untung pasca lonjakan harga ke rekor tertinggi di sesi sebelumnya. Namun, emas tetap membukukan kenaikan selama delapan pekan berturut-turut, didorong oleh meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah kekhawatiran atas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.

    Dilansir dari Reuters di Jakarta, Sabtu, harga emas spot turun 0,1 persen menjadi USD2.939,63 (Rp47,6 juta) per ons. Sepanjang pekan ini, emas telah naik sekitar 1,9 persen setelah menyentuh rekor USD2.954,69 (Rp47,9 juta) per ons pada Kamis. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup melemah 0,1 persen di USD2.953,20 (Rp47,8 juta).

    “Ini pergerakan klasik setelah mencetak rekor baru, di mana investor mengambil keuntungan. Tapi secara fundamental, emas masih punya pondasi yang kuat,” ujar Chief Operating Officer di Allegiance Gold, Alex Ebkarian.

    Sejak awal 2025, harga emas sudah naik 11,5 persen, menembus dua rekor dalam satu pekan. Ketidakpastian ekonomi global serta ketegangan politik terus mendorong investor untuk mengalihkan aset mereka ke emas.

    Menurut analis Commerzbank, permintaan emas saat ini didorong terutama oleh investor di Barat dan bank sentral. Mereka mencatat bahwa dana investasi berbasis emas (ETF) juga mulai ikut dalam tren kenaikan harga emas.

    Kebijakan tarif Trump yang diumumkan pekan ini mencakup bea masuk pada produk kayu dan hasil hutan, menambah daftar kebijakan sebelumnya yang menargetkan mobil impor, semikonduktor, dan farmasi. Sebelumnya, pemerintah AS juga menaikkan tarif impor China sebesar 10 persen serta mengenakan bea masuk 25 persen pada baja dan aluminium.

    Namun, menurut Ebkarian, peralihan dana dari aset berisiko ke emas masih belum signifikan. “Peran emas sebagai safe haven belum sepenuhnya terealisasi karena masih banyak dana yang menunggu di luar pasar,” katanya.

    Investor juga mencermati kebijakan suku bunga The Fed, mengingat kebijakan Trump dinilai bisa memicu inflasi lebih tinggi. Jika inflasi melonjak, The Fed mungkin akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, yang bisa mengurangi daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil.

    Sementara itu, harga perak turun 0,9 persen menjadi USD32,64 (Rp528.000) per ons, dan palladium melemah 0,7 persen ke USD970,45 (Rp15,7 juta). Keduanya masih mencatat kenaikan mingguan. Di sisi lain, platinum turun 1,1 persen ke USD967,40 (Rp15,7 juta) dan berpotensi mencetak penurunan mingguan.

    Harga Naik Tersulut Perang

    Harga emas dunia sebelumnya mencatatkan rekor tertinggi pada Kamis waktu setempat atau Jumat dini hari WIB, 21 Februari 2025. Kenaikan didorong oleh meningkatnya kekhawatiran global terhadap perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif Donald Trump.

    Sentimen pasar yang mengarah pada aset safe haven membuat logam mulia ini semakin diminati, seiring dengan ketidakpastian ekonomi yang terus meningkat.

    Emas spot mengalami kenaikan 0,1 persen ke level USD2.936,38 per ons pada pukul 02.36 WIB, setelah sempat menyentuh puncak tertingginya di USD2.954,69 di awal sesi perdagangan. Ini merupakan rekor tertinggi kesepuluh yang tercatat sepanjang tahun ini.

    Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup menguat sebesar 0,7 persen menjadi USD2.956,10 per ons dengan kenaikan sekitar 12 persen sejak awal tahun.

    Ketegangan geopolitik dan kebijakan ekonomi AS menjadi faktor utama yang mendorong harga emas terus menguat. Pernyataan Trump mengenai rencana penerapan tarif baru untuk kayu, mobil, semikonduktor, dan produk farmasi dalam waktu dekat telah meningkatkan kekhawatiran pasar.

    Sejak awal masa jabatannya, Trump telah mengenakan tarif 10 persen untuk impor dari China serta bea masuk 25 persen terhadap baja dan aluminium. Kebijakan ini kemudian berkontribusi pada lonjakan inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

    Selain itu, permintaan emas juga didorong oleh aksi pembelian bank sentral secara global, yang terus berlangsung sepanjang tahun ini. Aliran masuk ke Exchange-Traded Funds (ETF) emas juga mengalami peningkatan selama tiga hari berturut-turut, mengindikasikan minat investor terhadap aset ini masih sangat kuat.

    Di sisi geopolitik, Trump turut memanaskan ketegangan dengan menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, sebagai seorang diktator dan mendesaknya untuk segera mengamankan perdamaian atau berisiko kehilangan kendali atas negaranya.

    Meskipun potensi kesepakatan damai dapat meredakan ketegangan untuk sementara, analis memprediksi tren kenaikan harga emas akan tetap berlanjut dalam jangka panjang karena faktor fundamental yang mendukung tetap kuat.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).