Logo
>

Harga Emas Global Anjlok Tiga Persen, dari BRMS hingga ARCI Kompak Merah

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Emas Global Anjlok Tiga Persen, dari BRMS hingga ARCI Kompak Merah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas global di pasar spot mengalami penurunan signifikan pada hari Senin, 26 November 2024, dengan harga yang turun sebesar 3,4 persen, mencapai level USD2.619 per ounce.

    Penurunan ini mencatatkan yang terbesar sejak awal bulan November 2024, setelah sebelumnya tercatat mengalami penguatan selama lima hari berturut-turut.

    Penyebab utama penurunan harga emas ini dapat dikaitkan dengan dua faktor yang terjadi bersamaan, yaitu penunjukan Scott Bessent, seorang manajer hedge fund terkemuka sebagai Menteri Keuangan AS, dan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.

    Penunjukan Bessent sebagai Menteri Keuangan AS telah menambah keyakinan pasar bahwa risiko terkait ekonomi AS bisa mereda. Dengan begitu, pasar saham dan komoditas seperti emas yang selalu dianggap sebagai aset teraman dalam ketidakpastian ekonomi, tampak tidak menggairahkan lagi.

    Bessent dipandang oleh sebagian pelaku pasar sebagai figur yang dapat mengurangi ketegangan ini, terutama yang terkait dengan potensi perang dagang dan ketidakpastian fiskal AS.

    Itulah mengapa kemudian permintaan untuk aset pelindung nilai, seperti emas, yang biasanya menjadi pilihan utama ketika ketegangan ekonomi meningkat, menjadi berkurang.

    Selain itu, pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, yang mengakhiri kekerasan yang berlangsung di Timur Tengah, turut menurunkan kekhawatiran pasar terkait ketidakstabilan geopolitik.

    Ketika ketegangan internasional mereda, investor cenderung untuk beralih dari aset yang lebih aman seperti emas ke instrumen lain yang lebih berisiko, yang dapat menawarkan imbal hasil lebih tinggi.

    Katalis Negatif bagi Sejumlah Emiten

    Penurunan harga emas ini memberikan dampak negatif bagi emiten yang bergerak di sektor produsen emas. Sebut saja PT Bukit Asam Tbk (BRMS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (PSAB), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), hingga PT Arcandra Resources Tbk (ARCI) pada hari ini kompak memerah.

    Sebagai emiten yang menggantungkan sebagian besar pendapatan mereka pada penjualan emas, penurunan harga emas akan mempengaruhi harga jual rata-rata (ASP) yang mereka dapatkan, serta margin laba yang mereka raih.

    Harga emas yang lebih rendah berpotensi menekan pendapatan mereka, mengingat produk-produk ini dijual dengan harga yang dipengaruhi langsung oleh fluktuasi harga emas internasional.

    Namun, meski ada risiko penurunan laba, beberapa emiten mungkin masih dapat mengatasi dampak ini dengan meningkatkan efisiensi operasional atau memanfaatkan fluktuasi harga untuk memperbaiki arus kas mereka.

    Prospek jangka panjang bagi sektor pertambangan emas tetap bergantung pada bagaimana dinamika pasar global berkembang, termasuk kebijakan ekonomi AS dan potensi ketegangan geopolitik.

    Secara keseluruhan, meski penurunan harga emas memberikan tantangan bagi emiten produsen emas di Indonesia, investor perlu tetap memperhatikan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga emas di masa depan, baik itu dari segi kebijakan moneter global maupun stabilitas geopolitik yang ada.

    Pergerakan Saham Harian Emiten Emas

    Mengutip data Stockbit, Selasa, 26 November 2024, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (PSAB) tercatat mengalami penurunan sebesar 1,32 persen, atau turun 4 poin menjadi 300. Saham ini dibuka pada harga 304 dan bergerak sepanjang hari di kisaran 298 hingga 308, dengan nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp66,3 miliar.

    Meskipun harga saham PSAB sempat menyentuh level tertinggi di 308, tekanan jual menyebabkan harga saham ini berakhir pada posisi lebih rendah, yaitu 300. Hal ini menunjukkan adanya aksi jual yang cukup signifikan pada saham ini meski likuiditas pasar tetap terjaga dengan volume perdagangan mencapai lebih dari 2 juta lot.

    Penurunan harga saham PSAB ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari sentimen pasar secara keseluruhan yang mungkin dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global maupun faktor internal perusahaan yang turut memengaruhi kinerja harga saham.

    Saat ini, PSAB menghadapi tantangan terkait dengan margin laba dan strategi bisnis perusahaan yang mempengaruhi sentimen investor. Namun, dengan pergerakan saham yang cenderung stabil dalam beberapa waktu terakhir, ada kemungkinan besar bahwa saham PSAB masih dapat menunjukkan potensi rebound.

    Hal ini mungkin terjadi terutama jika ada pembaruan positif terkait kinerja keuangan atau perkembangan strategi perusahaan ke depan.

    Secara keseluruhan, meskipun mengalami penurunan hari ini, PSAB tetap menjadi salah satu saham yang cukup menarik untuk dicermati bagi para investor yang mengincar potensi pergerakan harga lebih lanjut dalam jangka menengah hingga panjang.

    Serupa, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga mencatatkan penurunan pada perdagangan hari ini, yaitu 1,48 persen atau 30 poin, dan berakhir di harga Rp2.000.

    Saham ini dibuka pada harga yang sama dengan penutupan sebelumnya, yakni Rp2.030, namun mengalami penurunan yang cukup signifikan sepanjang sesi perdagangan. Meskipun harga saham sempat berada di level tertinggi Rp2.030, tekanan jual mendorong harga saham MDKA turun hingga menyentuh level terendah Rp1.995.

    Volume transaksi tercatat cukup rendah, dengan sekitar 287 ribu lot yang diperdagangkan, dan nilai transaksi mencapai Rp57,7 miliar.

    Meskipun masih berada di kisaran harga yang stabil jika dilihat dalam jangka panjang, pergerakan saham hari ini menunjukkan adanya ketidakpastian yang cukup besar di pasar, terutama terkait dengan prospek harga komoditas yang menjadi pendorong utama kinerja saham MDKA.

    Pelemahan harga saham MDKA juga bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti fluktuasi harga logam yang tidak menentu dan tren pasar yang lebih luas, yang memberikan tekanan terhadap emiten yang bergerak di sektor tambang.

    Sementara itu, sentimen investor terhadap sektor ini cenderung beragam, tergantung pada ekspektasi mengenai pasokan dan permintaan komoditas, serta kebijakan yang dapat mempengaruhi sektor pertambangan di Indonesia.

    Namun, meskipun harga saham mengalami penurunan hari ini, MDKA masih merupakan salah satu emiten yang menarik untuk diperhatikan. Dalam jangka panjang, kinerja saham ini akan sangat bergantung pada stabilitas harga komoditas dan strategi pengelolaan perusahaan dalam mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.

    Lalu, bagaimana dengan ARCI?

    Pada perdagangan hari ini, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) justru menunjukkan pergerakan stabil dengan harga penutupan tetap di level Rp266. Saham ini tidak mengalami perubahan dari harga pembukaan maupun harga penutupan sebelumnya.

    Meskipun tidak ada fluktuasi harga yang signifikan, pergerakan harga saham ARCI mencerminkan pasar yang cenderung menunggu katalis atau informasi lebih lanjut yang bisa mempengaruhi sentimen investor.

    Pergerakan harga saham ARCI tercatat dengan volume transaksi yang relatif rendah, hanya sekitar 28 ribu lot, yang mengindikasikan bahwa pasar mungkin sedang dalam fase konsolidasi. Rentang harga hari ini berkisar antara Rp258 hingga Rp266, dengan harga tertinggi tercatat di level Rp266 dan harga terendah di Rp258, menunjukkan adanya tekanan jual di beberapa titik.

    Dengan tidak adanya perubahan harga yang mencolok, serta frekuensi perdagangan yang masih relatif rendah, pasar sepertinya menunggu katalis baru baik itu berita perusahaan atau faktor eksternal yang dapat memicu volatilitas lebih tinggi.

    Transaksi jual menonjol dengan nilai jual mencapai 95,3 juta, sementara tidak ada pembelian signifikan yang tercatat pada hari ini.

    Saham ARCI tampaknya masih bergerak dalam rentang yang sempit, dan meskipun tidak ada penurunan atau kenaikan harga yang dramatis, hal ini menunjukkan bahwa pasar sedang menilai ulang kinerja perusahaan dan kondisi pasar secara keseluruhan.

    Investor yang memegang saham ARCI sebaiknya tetap memantau faktor-faktor eksternal dan internal yang mungkin memengaruhi harga saham ini dalam beberapa hari ke depan.

    Kondisi BRMS dan ANTM

    Serupa dengan MDKA dan PSAB, harga saham PT Antam Tbk (ANTM) mengalami penurunan signifikan sebesar 2,36 persen, atau turun sebesar 35 poin, dengan harga penutupan mencapai Rp1.450 per saham.

    Untuk volume perdagangan hari ini tercatat sebesar 30,28 juta saham, sementara rata-rata volume per hari adalah sekitar 98,24 juta saham, menunjukkan adanya penurunan minat pasar terhadap saham ANTM pada sesi ini.

    Hal serupa dialami PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Pada penutupan perdagangan hari ini, BRMS tercatat mengalami penurunan sebesar 2,84 persen, dengan harga saham ditutup di level Rp410.

    Penurunan harga ini cukup signifikan, mengingat volume perdagangan yang cukup besar, mencapai 686,4 juta saham, yang melebihi rata-rata volume perdagangan harian yang tercatat sebesar 1,28 miliar saham.

    Saham BRMS sempat diperdagangkan pada level tertinggi Rp430 sebelum akhirnya menurun. Meskipun ada tekanan jual yang cukup besar, volume transaksi menunjukkan adanya minat beli yang masih cukup tinggi, meskipun penurunan harga menambah kecemasan di kalangan investor.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79