KABARBURSA.COM – Harga emas dunia bergerak naik tipis pada Rabu, 30 Juli 2025, dini hari WIB, waktu setempat, di tengah kewaspadaan pasar terhadap hasil pertemuan dagang Amerika Serikat dan China, serta kebijakan suku bunga Federal Reserve.
Dilansir dari Reuters, Harga emas spot tercatat menguat 0,3 persen ke level USD3.322,29 per ons (sekitar Rp54.168.327 dengan kurs Rp16.300), per pukul 16.16 GMT. Sehari sebelumnya, harga emas sempat menyentuh titik terendah sejak 9 Juli setelah Amerika dan Uni Eropa menyepakati kerangka perjanjian dagang yang meredam permintaan aset lindung nilai seperti emas.
Sementara itu, kontrak berjangka emas AS juga naik 0,3 persen ke posisi USD3.320,20 (sekitar Rp54.134.260).
Kabar dari Stockholm menyebutkan Amerika Serikat dan China sepakat untuk mendorong kelanjutan jeda tarif timbal balik, baik dari pihak AS terhadap barang China, maupun sebaliknya. Hal ini diungkap oleh kepala perunding perdagangan dari Beijing, Li Chenggang, usai pertemuan kedua negara di Swedia.
Meski begitu, sejumlah analis mencatat kesepakatan AS dengan Uni Eropa dan Jepang memang memberi angin segar, namun pembicaraan dengan China masih jauh lebih rumit dan berlarut-larut.
"Dengan risiko pembicaraan yang bisa kembali buntu, sebagian investor merasa perlu tetap memiliki eksposur terhadap aset lindung nilai jika situasi kembali memburuk," kata analis pasar di City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada.
Dari sisi kebijakan moneter, pasar kini menanti hasil pertemuan dua hari The Federal Reserve yang dimulai hari ini. Mayoritas pelaku pasar memperkirakan suku bunga acuan tetap dipertahankan. Namun perhatian lebih akan tertuju pada pernyataan The Fed yang bisa memberi sinyal arah pemangkasan suku bunga di masa depan.
Menurut Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus analis logam senior di Zaner Metals, pelaku pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga sekitar 50 basis poin hingga akhir tahun, dengan bulan Oktober sebagai titik awal yang paling mungkin. Namun jika dua anggota The Fed mengusulkan pandangan berbeda, ekspektasi bisa bergeser ke September yang berpotensi mendongkrak permintaan emas.
Emas cenderung mendapat angin segar saat suku bunga rendah, karena imbal hasil dari aset pesaing ikut menyusut sehingga logam mulia yang tak memberikan bunga menjadi lebih menarik.
Sementara itu, harga perak spot turun tipis 0,1 persen ke level USD38,14 per ons (sekitar Rp621.682), dan paladium melemah 0,3 persen ke USD1.242,94 (sekitar Rp20.252.922). Hanya platinum yang bergerak naik 0,3 persen ke level USD1.393,62 (sekitar Rp22.710.006).(*)