Logo
>

Harga Emas Rebound Didorong oleh Data Ekonomi-The Fed AS

Ditulis oleh Syahrianto
Harga Emas Rebound Didorong oleh Data Ekonomi-The Fed AS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami rebound pada Rabu, 4 September 2024, didorong oleh pelemahan dolar AS serta penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat. Kondisi ini terjadi setelah rilis data ketenagakerjaan AS yang memunculkan spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melakukan pemangkasan suku bunga yang lebih besar dalam pertemuan kebijakan bulan ini.

    Mengutip Reuters, harga emas spot meningkat tipis sebesar 0,1 persen ke level USD2.494,24 per ons, setelah sebelumnya sempat menyentuh level terendah dalam dua minggu di USD2.471,80 pada hari sebelumnya. Harga emas berjangka AS juga mencatatkan kenaikan serupa sebesar 0,1 persen dan ditutup pada USD2.526 per ons.

    Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah lowongan pekerjaan di Amerika Serikat pada bulan Juli turun ke level terendah dalam tiga setengah tahun terakhir. Kondisi ini memperkuat ekspektasi para pelaku pasar bahwa The Fed mungkin akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) dalam pertemuan yang dijadwalkan pada 17-18 September.

    Berdasarkan data kontrak berjangka suku bunga, probabilitas pemangkasan tersebut meningkat menjadi sekitar 49 persen, naik dari 41 persen sebelum data ketenagakerjaan dirilis.

    "Data pekerjaan tersebut telah memperkuat harapan bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih besar dari 25 basis poin pada pertemuan The Fed semakin tinggi," ungkap David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

    Menurutnya, laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) menunjukkan tanda-tanda perlambatan ekonomi, yang berdampak pada pelemahan dolar serta penurunan suku bunga, yang pada akhirnya mendukung kenaikan harga emas.

    Para pelaku pasar juga akan mencermati data ketenagakerjaan lainnya, seperti laporan pekerjaan ADP dan klaim pengangguran yang akan dirilis pada Kamis, 5 September 2024, serta laporan non-farm payrolls yang akan diterbitkan pada Jumat, 6 September 2024, guna mencari petunjuk lebih lanjut tentang potensi arah kebijakan suku bunga The Fed.

    Peter A Grant, Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior di Zaner Metals, menyatakan bahwa pasar memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga sebesar 100 basis poin pada akhir tahun 2024.

    "Hal ini mengindikasikan bahwa salah satu dari tiga pertemuan FOMC berikutnya kemungkinan akan memutuskan pemangkasan 50 basis poin, meskipun mungkin bukan pada pertemuan yang paling dekat," ujarnya.

    Dalam konteks suku bunga rendah, emas batangan, yang tidak memberikan imbal hasil bunga, cenderung menjadi aset yang lebih menarik bagi investor.

    Saat ini, para pelaku pasar memperkirakan peluang sebesar 31 persen bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan yang akan berlangsung pada 17-18 September. Sementara itu, mayoritas pelaku pasar, dengan probabilitas sekitar 69 persen, memperkirakan bahwa pemotongan suku bunga akan lebih moderat, yaitu sebesar seperempat poin atau 25 basis poin.

    Meskipun terdapat ekspektasi pemangkasan suku bunga, data ekonomi pekan lalu menunjukkan peningkatan pengeluaran konsumen di Amerika Serikat pada bulan Juli, yang menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps. Kenaikan pengeluaran konsumen tersebut memperlihatkan bahwa daya beli masyarakat masih cukup kuat, sehingga ada kemungkinan The Fed tidak akan melakukan pemotongan suku bunga secara agresif.

    Goldman Sachs dalam laporannya menegaskan, "Emas tetap menjadi instrumen lindung nilai favorit kami untuk menghadapi risiko geopolitik dan finansial, terutama dengan dukungan dari pemotongan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan segera dilakukan, serta peningkatan pembelian emas oleh bank sentral di pasar negara berkembang. Kami merekomendasikan posisi perdagangan panjang pada emas."

    Emas sering kali dianggap sebagai aset aman oleh investor, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi atau geopolitik. Selain itu, emas biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah, karena biaya peluang untuk menahan aset yang tidak memberikan bunga menjadi lebih rendah.

    Dalam analisis teknikal terbaru, Wang Tao, seorang analis dari Reuters, menyatakan bahwa harga emas spot mungkin akan menguji level support di angka USD2.473. Jika harga emas menembus di bawah level ini, ada potensi penurunan lebih lanjut menuju level USD2.434.

    Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan. Perak spot naik 0,5 persen menjadi USD28,18 per ons, sedangkan platinum juga menguat 0,5 persen menjadi USD907,68 per ons. Di sisi lain, paladium mencatat penurunan hampir 1 persen, turun ke level USD929,25 per ons. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.