Logo
>

Harga Emas Terpengaruh PPN 12 Persen: Pilih Jual atau Beli?

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Harga Emas Terpengaruh PPN 12 Persen: Pilih Jual atau Beli?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM  - Pemerintah sudah memutuskan untuk memberlakukan PPN 12 persen kepada sejumlah barang mewah, mulai awal Januari 2025. Emas, salah satu barang mewah, akan terpengaruh terhadap kenaikan PPN itu.

    Menanggapi ini, CFP Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi Mike Rini, mengatakan, kenaikan PPN sedikit banyaknya memang akan mempengaruhi harga emas perhiasan baru. Akan tetapi, dampaknya relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan faktor-faktor lain, seperti fluktuasi harga emas dunia dan nilai tukar rupiah.

    "Jika dilihat dari dampak jangka pendeknya, memang ada potensi kenaikan harga jual emas di Indonesia, tapi baru sekitar 1 persen. Kenaikan terutama terjadi pada nilai perhiasan exixting, karena adanya efek kenaikan harga secara umum," kata Mike kepada Kabarbursa.com, Sabtu, 7 Desember 2024.

    Namun, untuk jangka panjang, lanjut Mike, pengaruh dari kenaikan PPN ini justru akan terdisolusi oleh faktor-faktor lain yang lebih dominan, seperti pergerakan harga emas global, fluktuasi nilai tukar rupiah, hingga kondisi ekonomi makro. Selain itu, juga ditentukan oleh kadar emas dan kualitas perhiasan itu sendiri.

    "Jadi, saya rasa kenaikan PPN ini tidak serta merta membuat masyarakat atau mereka yang berinvestasi emas, menjual perhiasan bahkan asetnya begitu saja. Sebab, kenaikan PPN ini hanya berlaku untuk transaksi baru. Lagi pula, perhiasan yang sudah ada justru memiliki nilai lebih dan bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga secara umum," ujar dia.

    Diingatkannya, keputusan jual atau beli sebaiknya mempertimbangkan kebutuhan likuiditas personal, juga momentum harga emas dan konsisi pasar secara keseluruhan. Jadi, tidak semata-mata didasarkan pada kenaikan PPN, melainkan mempertimbangkan faktor tren harga emas global, nilai tukar rupiah, dan likuiditas.

    "Atau, bisa juga mempertimbangkan kebutuhan untuk upgrading model, karena kondisi fisik perhiasan memang sudah harus diganti atau jumlahnya sudah terlalu banyak, sehingga menyulitkan penyimpanan," ucapnya.

    Jadi, saran Mike, jangan terlalu terburu-buru untuk menjual aset perhiasan atau logam mulia yang dimiliki. Manfaatkan momentum harga emas yang bagus, serta pertahankan perhiasan emas yang berkualitas tinggi.

    Yang terpenting adalah melihat investasi perhiasan sebagai bagian dari strategi investasi jangka panjang dan tidak terlalu reaktif, terhadap perubahan kebijakan pajak yang dampaknya relatif minimal dibandingkan faktor-faktor fundamental lainnya.

    Pengaruh Kenaikan PPN Pada Preferensi Masyarakat Terhadap Investasi Perhiasan

    Di sisi lain, Mike melihat kenaikan PPN berpotensi mempengaruhi preferensi masyarakat terhadap investasi perhiasan.

    Contohnya, kata dia, pergeseran ke emas batangan yang bebas PPN hingga ke produk investasi emas digital yang lebih efisien atau ke instrumen keuangan seperti reksadana.

    "Untuk tujuan perhiasan emas dengan fungsi ganda, sepertinya akan tetap ada permintaan untuk perhiasan emas sebagai aset yang bisa dipakai. Hanya saja, konsumen akan lebih selektif dalam pemilihan model dan kemungkinan akan lebih fokus pada perhiasan emas dengan kadar tinggi (seperti emas 22 karat atau 24 karat)," ucap dia.

    Harga Emas Naik Tipis Terdorong Penurunan Dolar

    Diberitakan sebelum, harga emas mengalami peningkatan tipis pada Jumat waktu setempat, 6 Desember 2024, didorong oleh penurunan nilai dolar dan ketegangan geopolitik yang terus berlanjut. Namun, logam mulia ini tetap mencatatkan penurunan bulanan terburuk sejak September tahun lalu.

    Harga emas spot naik sebesar 0,5 persen menjadi USD2.652,71 per ounce, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup dengan kenaikan 0,6 persen pada USD2.681 per ounce. Meski demikian, sepanjang pekan ini, emas mencatatkan penurunan lebih dari 2 persen setelah penurunan tajam di awal pekan.

    Secara keseluruhan, harga emas telah turun sekitar 3 persen sepanjang bulan November. Ini mencatatkan penurunan bulanan terbesar dalam 14 bulan terakhir.

    Penurunan terjadi setelah hasil pemilihan presiden AS yang dimenangkan oleh Donald Trump memicu aksi jual di pasar emas, akibat sentimen optimisme terhadap prospek ekonomi AS di bawah kebijakan Trump. Euforia tersebut mengangkat nilai dolar AS, yang pada gilirannya menekan harga emas.

    Indeks dolar, yang sempat jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua minggu, tetap berada di jalur untuk mencatat kenaikan bulanan sebesar 2 persen pada November. Kemenangan Trump pada 5 November menghidupkan ekspektasi pengeluaran fiskal besar-besaran, tarif yang lebih tinggi, dan kebijakan perbatasan yang lebih ketat.

    Hal itu justru menciptakan tekanan tambahan pada emas, yang biasanya cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah dan ketidakpastian geopolitik.

    Prospek kebijakan tarif yang dijanjikan Trump, menghadirkan ketidakpastian baru. Tarif yang lebih tinggi dapat memicu inflasi dan membuat Federal Reserve mengambil pendekatan lebih hati-hati dalam melakukan pemotongan suku bunga lebih lanjut. Di sisi lain, ketidakpastian ini juga dapat menguntungkan emas sebagai aset safe haven jika kebijakan tarif berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi global.

    Ketegangan geopolitik tetap menjadi faktor pendukung permintaan emas. Misalnya, laporan militer Israel tentang pelanggaran gencatan senjata di Lebanon Selatan dan serangan besar Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina bulan ini menambah ketidakpastian global.

    Dalam catatannya, Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, menegaskan bahwa ketidakpastian global yang terus-menerus mendorong permintaan emas sebagai aset lindung nilai.

    Selain emas, logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan palladium juga mencatatkan peningkatan pada dinihari ini. Harga perak naik 0,9 persen menjadi USD30,54 per ounce, platinum melonjak 1,7 persen ke USD946,83 per ounce, dan palladium naik 0,7 persen ke USD981,63 per ounce.

    Meskipun demikian, ketiganya tetap mengalami kerugian bulanan, akibat adanya tekanan yang sama yang yang mempengaruhi pasar emas.

    Dalam situasi yang kompleks ini, emas tetap menjadi instrumen investasi penting bagi para pelaku pasar yang mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Namun, dinamika pasar yang terus berkembang, termasuk kebijakan fiskal dan moneter di Amerika Serikat, akan menjadi faktor penentu arah harga emas di masa mendatang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.