KABARBURSA.COM – Harga emas dunia melemah lebih dari 1 persen pada perdagangan Sabtu, 7 Juni 2025, dini hari setelah laporan ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan menekan harapan pelonggaran suku bunga oleh The Federal Reserve dalam waktu dekat. Di sisi lain, harga perak justru menembus level tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Dilansir dari Reuters di Jakarta, Sabtu, harga spot emas turun 1,1 persen ke posisi USD3.316,13 per troy ounce pada pukul 14.28 waktu New York, meski secara mingguan masih naik 0,8 persen. Kontrak berjangka emas AS ditutup melemah 0,8 persen di level USD3.346,60.
Penurunan ini dipicu data non-farm payroll AS yang menunjukkan penambahan 139.000 pekerjaan pada Mei, di atas proyeksi konsensus sebesar 130.000. Tingkat pengangguran stabil di 4,2 persen, sesuai ekspektasi.
Analis Marex, Edward Meir, mengatakan bahwa angka ketenagakerjaan yang solid ini menjadi sinyal bahwa The Fed kemungkinan akan menahan suku bunga hingga September, dan hanya akan menurunkan suku bunga satu kali lagi sebelum akhir tahun.
Hal ini tercermin dalam pasar futures suku bunga jangka pendek, di mana para pelaku pasar mulai mengurangi ekspektasi terhadap skenario tiga kali pemangkasan. “Data ini negatif bagi emas karena mengindikasikan The Fed masih akan wait and see,” ujar Meir.
Sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian global, emas biasanya menguat saat suku bunga rendah. Namun ketika suku bunga naik atau bertahan tinggi, daya tarik emas cenderung menurun karena tidak memberikan imbal hasil.
Dari sisi kebijakan dagang, pasar juga belum mendapat kejelasan pasca percakapan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang berlangsung pada Kamis lalu. Meir menambahkan, “Negosiasi seperti ini tidak akan selesai hanya lewat telepon. Tapi jika ada tajuk negatif soal tarif, itu bisa jadi sentimen positif buat emas.”
Sementara itu, harga perak spot sempat melonjak ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir sebelum ditutup melemah 0,5 persen ke USD35,96 per ounce. Analis UBS, Giovanni Staunovo, menilai reli perak didorong oleh aliran dana spekulatif yang melihat perak masih undervalued dibanding emas.
“Penembusan di atas level USD35 memperkuat reli yang sedang berlangsung,” katanya.
Platinum juga naik 2,5 persen ke USD1.158,20, level tertinggi sejak Maret 2022. Palladium menguat 3,9 persen ke USD1.045,45. Kedua logam ini diperkirakan mencatatkan penguatan mingguan seiring meningkatnya permintaan industri.(*)