Logo
>

Harga Minyak Brent Naik Tujuh Persen, Saham-saham ini Langsung Meroket

Sepanjang hari, MEDC sempat menyentuh level tertinggi di Rp1.400, dan mencatat nilai transaksi mencapai Rp252 miliar

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Minyak Brent Naik Tujuh Persen, Saham-saham ini Langsung Meroket
Ilustrasi seorang pekerja sedang memeriksa industri minyak dan gas. (Foto: Adobe Stock)

KABARBURSA.COM - Harga minyak dunia kembali melonjak tajam setelah konflik antara Amerika Serikat dan Iran menunjukkan tanda-tanda eskalasi. Pada perdagangan Sabtu, 14 Juni 2025, harga minyak Brent untuk kontrak Agustus 2025 tercatat naik 7 persen menjadi USD74,23 per barel (sekitar Rp1.209.959). 

Lonjakan ini terjadi menyusul pernyataan tegas dari dua negara yang selama ini berseteru soal program nuklir Iran.

Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada media bahwa dirinya pesimistis terkait peluang tercapainya kesepakatan nuklir baru dengan Iran. Tak lama berselang, tanggapan keras datang dari Teheran. 

Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh, memperingatkan bahwa seluruh pangkalan militer AS di Timur Tengah kini berada dalam jangkauan militer negaranya. Ia menegaskan, jika AS menunjukkan tanda-tanda agresi menyusul kegagalan diplomasi nuklir, Iran tidak akan ragu mengambil tindakan.

“Ketegangan ini sontak memicu kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah, yang merupakan salah satu sentra produksi dan distribusi utama minyak dunia. Reaksi pasar pun tak bisa dihindari, harga minyak meroket dan sektor energi ikut terdongkrak,” tulis Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani, dalam risetnya, dikutip Minggu, 15 Juni 2025.

Sejumlah Emiten Energi Terimbas Positif

Menurut Hendriko, kenaikan harga minyak ini dapat menjadi katalis positif bagi sejumlah emiten energi di bursa. Emiten seperti Medco Energi Internasional (MEDC), Energi Mega Persada (ENRG), Ratu Prabu Energi (RATU) tampak menguat.

Juga perusahaan jasa penunjang migas seperti Wintermar Offshore Marine (WINS), Elnusa (ELSA), dan Logindo Samudramakmur (LEAD) diperkirakan akan mendapatkan dorongan positif, setidaknya dalam jangka pendek.

Meskipun dorongan harga minyak kali ini lebih bersifat sentimen sesaat, pergerakan saham-saham energi tetap layak dipantau. Penguatan harga komoditas utama seperti minyak biasanya menjadi magnet bagi investor untuk masuk ke sektor yang sempat tertinggal.

Namun, penting juga untuk dicermati bahwa dinamika geopolitik seperti ini sangat volatil. Jika ketegangan AS–Iran mereda dan pembicaraan diplomatik kembali menghangat, harga minyak bisa kembali terkoreksi. 

Sebaliknya, jika situasi memanas dan menimbulkan risiko nyata terhadap pasokan, reli harga bisa berlanjut.

Dalam konteks itu, investor perlu menilai secara jernih risiko dan peluang yang ada. Kenaikan harga minyak memang membuka ruang manuver bagi saham-saham energi, tapi strategi investasi tetap perlu disesuaikan dengan profil risiko dan arah perkembangan geopolitik ke depan.

Saham MEDC Pimpin Penguatan

Salah satu saham yang mencuri perhatian adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Pada penutupan perdagangan pekan ini, Jumat, 13 Juni 2025, saham emiten migas ini menguat signifikan hingga 9,38 persen ke level Rp1.400 per saham. 

Sepanjang hari, MEDC sempat menyentuh level tertinggi di Rp1.400, dan mencatat nilai transaksi mencapai Rp252 miliar. 

Lonjakan ini menjadikan MEDC sebagai salah satu saham dengan kinerja terbaik hari itu, terutama setelah investor asing mencatat pembelian bersih sebesar Rp4,5 miliar.

Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga menunjukkan performa impresif. Emiten yang bergerak di sektor hulu migas ini naik 7,03 persen ke level Rp274. Aktivitas perdagangannya cukup aktif, dengan nilai transaksi mencapai Rp128 miliar. 

Kenaikan harga minyak menjadi katalis utama yang mendorong minat beli terhadap saham ini, di tengah ekspektasi meningkatnya pendapatan di kuartal mendatang.

Tak kalah menonjol, PT Ratu Prabu Energi Tbk (RATU) juga berhasil membukukan kenaikan 7,39 persen ke level Rp7.625. Investor tampak cukup agresif masuk ke saham ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp250 miliar.

Saham RATU sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp7.825, hanya selisih tipis dari batas atas auto rejection. Lonjakan harga ini didorong oleh ekspektasi pasar terhadap bisnis energi yang sedang mendapat angin segar dari tren harga komoditas.

Perusahaan jasa pendukung sektor migas seperti PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) dan PT Elnusa Tbk (ELSA) juga ikut terdorong. Saham WINS ditutup naik 7,41 persen ke level Rp406, dengan nilai transaksi lebih dari Rp10 miliar. 

ELSA, yang merupakan anak usaha Pertamina, menguat 6,69 persen ke level Rp510. Minat beli terhadap ELSA juga datang dari investor asing, dengan nilai pembelian bersih mencapai Rp23,8 miliar.

Di sisi lain, saham PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) terlihat stagnan di level Rp79. Meski tidak mengalami kenaikan harga, nilai transaksi tetap aktif. Hal ini mencerminkan bahwa saham tetap berada dalam radar pelaku pasar.

Kenaikan saham-saham energi ini tidak lepas dari sentimen eksternal yang saat ini tengah mendominasi pergerakan pasar. Ketegangan antara Washington dan Teheran membuat para pelaku pasar khawatir akan terjadinya gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah. 

Dalam situasi seperti ini, saham energi menjadi salah satu sektor yang paling diuntungkan.

Meski kenaikan harga minyak berpotensi memberi dorongan positif bagi kinerja keuangan emiten migas, pelaku pasar tetap diingatkan untuk mewaspadai volatilitas. Situasi geopolitik dapat berubah dengan cepat, dan arah harga minyak bisa berbalik sewaktu-waktu. 

Namun untuk saat ini, sektor energi tampaknya masih akan menjadi sorotan, setidaknya selama tensi global belum mereda.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79