KABARBURSA.COM - Harga minyak dunia terus melonjak pada Selasa, 22 Oktober 2024, melanjutkan kenaikan dua hari berturut-turut. Ketegangan di Timur Tengah dan tanda-tanda peningkatan permintaan dari China memperketat keseimbangan pasar, yang diperkirakan akan mendorong harga lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.
Dilansir dari Reuters, harga minyak Brent untuk pengiriman Desember naik USD1,75 (2,4 persen) menjadi USD76,04 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk November naik USD1,53 (2,2 persen) menjadi USD72,09 per barel, berakhir setelah perdagangan ditutup pada Selasa.
Beijing mulai menuai hasil dari upayanya membangkitkan ekonomi yang sempat melambat, membuat beberapa analis menaikkan perkiraan permintaan minyak dari China, pengimpor minyak terbesar dunia. Penurunan permintaan sebelumnya akibat elektrifikasi kendaraan kini berbalik, memberikan dorongan positif bagi harga minyak.
Pada Senin, 21 Oktober 2024, Brent dan WTI masing-masing naik hampir 2 persen setelah China mengumumkan pemotongan suku bunga acuan, memberi harapan akan pemulihan ekonomi dan peningkatan konsumsi bahan bakar.
"Kita mungkin sudah melewati titik terendah permintaan, tapi belum ada kesepakatan jelas seberapa besar pemulihan yang akan terjadi," kata Alex Hodes, analis di StoneX.
Penurunan stok minyak global juga mendukung sentimen positif di pasar. Data terbaru menunjukkan stok minyak bumi global mencapai 1,24 miliar barel minggu lalu, turun 5 juta barel dari tahun sebelumnya, menandakan adanya defisit pasokan pada kuartal keempat yang diperkirakan akan terus mendukung harga minyak dalam waktu dekat.
Namun, stok minyak mentah AS justru bertambah 1,64 juta barel minggu lalu. Di sisi lain, stok gabungan bensin dan bahan bakar distilasi turun sebanyak 3,5 juta barel. Angka resmi cadangan minyak AS akan diumumkan pemerintah pada Rabu.
Ketegangan di Timur Tengah Masih Tinggi
Di tengah kenaikan harga minyak, upaya diplomatik AS untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah belum membuahkan hasil signifikan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membahas gencatan senjata di Gaza. Namun, skeptisisme investor tetap tinggi karena belum ada terobosan dalam kunjungan sebelumnya.
Hingga kini, Israel belum menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan operasi militernya, sementara Hizbullah yang didukung Iran menolak bernegosiasi selama pertempuran dengan Israel masih berlangsung.
Setelah Jatuh Tujuh Persen
Harga minyak mentah dunia sebelumnya ditutup naik hampir 2 persen pada perdagangan Senin, 21 Oktober 2024, setelah jatuh sedalam 7 persen pada pekan lalu. Pemicunya tetap yaitu eskalasi pertempuran di Timur Tengah yang berlanjut dan aksi balasan Israel terhadap Iran yang memicu kekhawatiran pasar.
Seperti dikutip dari Reuters, minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2024 naik USD1,23 atau 1,68 persen, menjadi USD74,29 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) untuk waktu yang sama, naik USD1,34 atau 1,94 persen, menjadi USD70,56 per barel.
Pekan lalu, Brent turun lebih dari 7 persen, sedangkan WTI kehilangan sekitar 8 persen. Ini merupakan penurunan mingguan terbesar kontrak tersebut sejak 2 September 2024, disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di China dan penurunan premi risiko di Timur Tengah.
“Futures minyak mentah meningkat pagi ini karena pertempuran yang terus meningkat di Timur Tengah. Israel juga bersiap untuk lebih banyak serangan balasan yang kemungkinan besar diarahkan ke Iran,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.
Terkait eskalasi perang, petugas medis mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan Israel mengepung rumah sakit dan tempat penampungan bagi orang-orang yang terlantar di Jalur Gaza utara pada hari Senin, 21 Oktober 2024, saat mereka meningkatkan operasi terhadap militan Palestina. Israel juga melakukan serangan yang ditargetkan pada lokasi milik sayap keuangan Hezbollah di Lebanon.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam kunjungannya menuju Timur Tengah, Senin, 21 Oktober 2024, mengakui akan melakukan upaya lebih lanjut untuk gencatan senjata. Ia berusaha memulai kembali negosiasi untuk mengakhiri perang di Gaza dan juga meredakan konflik yang meluas di Lebanon.
Utusan AS Amos Hochstein akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Lebanon di Beirut mengenai syarat-syarat gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah, kata dua sumber kepada Reuters.
“Penjualan besar-besaran pada minyak mentah selama dua minggu terakhir sebagian besar disebabkan oleh likuidasi posisi panjang, karena pasar minyak terus mencari keseimbangan antara permintaan yang melambat dan ketidakstabilan yang terus berlangsung di Timur Tengah,” tambahnya.
Di sisi lain, China pada Senin, 21 Oktober 2024, memangkas suku bunga pinjaman acuan seperti yang diantisipasi, sebagai bagian dari paket stimulus yang lebih luas untuk menghidupkan kembali ekonominya.(*)