Logo
>

Harga Minyak Dunia Naik, Musim Panas Bikin Permintaan Naik

Ditulis oleh KabarBursa.com
Harga Minyak Dunia Naik, Musim Panas Bikin Permintaan Naik

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak meroket sekitar 3 persen ke titik tertinggi dalam sepekan, didorong oleh optimisme terhadap peningkatan permintaan bahan bakar di musim panas. Ini terjadi meskipun dolar AS menguat dan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.

    Pada Senin 10 Juni 2024 kemarin, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus 2024 melonjak US$ 2,01 atau 2,5 persen menjadi US$ 81,63 per barel. Sejalan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 naik US$ 2,21 atau 2,9 persen menjadi US$ 77,74 per barel. Kedua harga patokan ini mencapai penutupan tertinggi sejak 30 Mei.

    Federal Reserve menaikkan suku bunga secara agresif pada 2022 dan 2023 untuk menekan inflasi yang melonjak. Suku bunga tinggi ini meningkatkan biaya pinjaman bagi konsumen dan bisnis, yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak. Penguatan dolar AS juga bisa mengurangi permintaan minyak karena membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

    "Masa depan terlihat cerah karena ekspektasi permintaan musim panas mendukung harga, meskipun lanskap makroekonomi lebih suram dibandingkan minggu-minggu sebelumnya," ungkap analis di perusahaan konsultan energi Gelber and Associates.

    Analis Goldman Sachs memperkirakan, harga Brent akan naik menjadi US$ 86 per barel pada kuartal III-2024. Mereka mencatat dalam laporan bahwa permintaan transportasi musim panas yang kuat akan mendorong pasar minyak ke dalam defisit sebesar 1,3 juta barel per hari (bph).

    Dolar AS, sementara itu, mencapai puncak tertinggi dalam empat minggu terhadap sekeranjang mata uang lainnya. Hal ini dipicu oleh melemahnya euro akibat ketidakpastian politik di Eropa setelah partai-partai sayap kanan meraih suara signifikan dalam pemilihan Parlemen Eropa, memaksa Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan pemilu nasional dipercepat.

    Minggu lalu, harga minyak mencatat penurunan mingguan ketiga berturut-turut, di tengah kekhawatiran bahwa rencana pengurangan produksi OPEC+ yang akan dimulai Oktober 2024 akan menambah peningkatan pasokan. Meskipun OPEC+ memangkas produksi, persediaan minyak tetap meningkat. Stok minyak mentah AS dan bensin naik pada minggu terakhir.

    Konsultan energi FGE juga memperkirakan harga minyak akan menguat, mencapai pertengahan US$ 80-an pada kuartal ketiga. "Kami terus memperkirakan pasar akan menguat," kata FGE. Namun, hal itu mungkin memerlukan sinyal pengetatan yang meyakinkan dari data persediaan awal.

    Investor kini mengalihkan perhatian mereka ke rilis data indeks harga konsumen AS untuk bulan Mei pada Rabu 12 Juni 2024 sebagai petunjuk kapan The Fed mungkin mulai menurunkan suku bunganya. Pasar juga menunggu hasil pertemuan kebijakan dua hari The Fed pada Rabu, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil.

    Pasar mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed pada September setelah data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat, dengan peluang penurunan suku bunga kini kurang dari 50 persen. Sebelumnya, ekspektasi pemotongan telah meningkat hingga 69 persen pada minggu lalu.

    Pelaku pasar juga memangkas ekspektasi mereka terhadap jumlah pelonggaran kebijakan The Fed tahun ini, dengan perkiraan yang hanya mengindikasikan satu pemotongan dibandingkan dua sebelum data gaji dirilis, menurut data dari perusahaan keuangan LSEG.

    Pasar juga menantikan data pasokan dan permintaan minyak bulanan dari Energy Information Administration (EIA) dan OPEC pada Selasa serta International Energy Agency (IEA) pada Rabu.

    Sentimen Juni 2024

    Kabar Bursa merangkum sentimen minyak dunia selama bulan Juni 2024. Harga minyak dunia menunjukkan berbagai pergerakan dan sentimen yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik.

    Pada awal bulan, harga minyak mentah dunia mengalami penurunan, mencapai titik terendah dalam empat bulan terakhir pada 4 Juni 2024. Penurunan ini berlanjut pada 5 Juni, di mana pasar masih mencerna keputusan OPEC+ untuk meningkatkan pasokan pada akhir tahun ini​.

    Namun, pada 6 Juni 2024, harga minyak mulai menguat. Kenaikan ini didorong oleh harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuannya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan permintaan minyak​.

    Pada 7 Juni 2024, harga minyak terus menunjukkan tren positif, ditopang oleh indikasi bahwa pemangkasan produksi mungkin diperpanjang hingga 2025. Hal ini memberikan dorongan tambahan bagi harga minyak di tengah ketidakpastian global yang sedang berlangsung​.

    Secara keseluruhan, harga minyak dunia pada minggu pertama Juni 2024 menunjukkan volatilitas yang signifikan, dengan tren melemah di awal minggu dan kemudian menguat menjelang akhir minggu​. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi