KABARBURSA.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Harga Rata-Rata Minyak Mentah (Indonesian Crude Price/ICP) untuk bulan Mei sebesar US$ 79,78 per barel.
Keputusan ini diumumkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 261.K/MG.03/DJM/2024 pada tanggal 3 Juni 2024. Angka ICP ini menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 87,61 per barel.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi mengatakan penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk berkurangnya kekhawatiran akan konflik di Timur Tengah, serta stabilitas pasokan minyak mentah secara global.
Agus juga menyoroti tingginya suku bunga dan inflasi di Eropa, yang mengurangi permintaan minyak mentah dari produsen non-OPEC seperti Amerika Serikat. Selain itu, revisi proyeksi peningkatan produksi minyak dunia oleh OPEC juga berpengaruh.
Selain faktor geopolitik dan ekonomi global, ketidakpastian perekonomian Amerika Serikat juga turut berkontribusi pada penurunan harga minyak. Penundaan penurunan tingkat suku bunga sentral AS memicu kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi yang tertahan, mengakibatkan potensi penurunan permintaan minyak mentah dari AS.
Selain itu, rencana Departemen Energi AS untuk mengeluarkan 10 juta barel cadangan gasoil di musim panas serta penguatan dolar AS juga berdampak pada penurunan harga minyak.
Departemen Energi AS merilis data terbaru mengenai produksi dan konsumsi minyak untuk tahun 2024.
Menurut data tersebut, perkiraan produksi minyak mentah AS tahun ini diperkirakan akan meningkat secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Diperkirakan produksi minyak mentah AS akan mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, sebagai hasil dari peningkatan aktivitas pengeboran dan teknologi ekstraksi yang lebih efisien.
Sementara itu, konsumsi minyak mentah AS juga diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi dan pertumbuhan industri. Meskipun beberapa kebijakan dan inisiatif energi terbarukan telah diperkenalkan, minyak masih tetap menjadi sumber energi utama bagi AS.
Departemen Energi AS juga memperkirakan bahwa permintaan minyak global akan terus meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi global, terutama di sektor transportasi dan industri. Namun, pertumbuhan permintaan ini mungkin akan dibatasi oleh peningkatan efisiensi energi dan pergeseran ke sumber energi yang lebih bersih.
Secara keseluruhan, data Departemen Energi AS menunjukkan bahwa pasar minyak masih akan tetap dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik di tahun 2024.
Departemen Energi AS merilis data terbaru mengenai produksi dan konsumsi minyak untuk tahun 2024.
Menurut data tersebut, perkiraan produksi minyak mentah AS tahun ini diperkirakan akan meningkat secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Diperkirakan produksi minyak mentah AS akan mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, sebagai hasil dari peningkatan aktivitas pengeboran dan teknologi ekstraksi yang lebih efisien.
Sementara itu, konsumsi minyak mentah AS juga diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi dan pertumbuhan industri. Meskipun beberapa kebijakan dan inisiatif energi terbarukan telah diperkenalkan, minyak masih tetap menjadi sumber energi utama bagi AS.
Menurut data Departemen Energi AS, diperkirakan permintaan minyak global akan terus meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi global, terutama di sektor transportasi dan industri. Namun, pertumbuhan permintaan ini mungkin akan dibatasi oleh peningkatan efisiensi energi dan pergeseran ke sumber energi yang lebih bersih.
Secara keseluruhan, data Departemen Energi AS menunjukkan bahwa pasar minyak masih akan tetap dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik di tahun 2024.
Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh berkurangnya volume minyak mentah yang diproses di sejumlah kilang, serta penurunan konsumsi gasoil di China.
Pada tahun 2024, terjadi penurunan signifikan dalam konsumsi minyak di China. Faktor-faktor tertentu telah menyebabkan penurunan ini, yang mencerminkan perubahan dalam pola konsumsi energi negara tersebut.
Salah satu faktor utama penurunan konsumsi minyak di China adalah peningkatan penggunaan kendaraan listrik. Dengan semakin banyaknya kendaraan listrik yang digunakan, permintaan akan bahan bakar fosil, termasuk minyak, mengalami penurunan.
Selain itu, upaya pemerintah China untuk mengurangi polusi udara dan memperbaiki kualitas udara juga telah mempengaruhi penurunan konsumsi minyak. Langkah-langkah seperti penggunaan bahan bakar yang lebih bersih dan pengembangan transportasi umum yang ramah lingkungan telah mengurangi ketergantungan pada minyak sebagai sumber energi.
Selain itu, perubahan struktural dalam perekonomian China juga berkontribusi pada penurunan konsumsi minyak. Pergeseran dari sektor manufaktur yang intensif energi ke sektor jasa yang lebih efisien energi dapat mengurangi permintaan akan minyak sebagai sumber energi.
Dengan penurunan konsumsi minyak di China, ini dapat memiliki dampak besar pada pasar minyak global dan dapat mempengaruhi harga minyak serta kebijakan energi di seluruh dunia.
Perkembangan harga minyak utama bulan Mei 2024, dibandingkan April 2024, adalah sebagai berikut:
- Dated Brent turun sebesar US$ 8,10/bbl dari US$ 90,15/bbl menjadi US$ 82,05/bbl.
- WTI (Nymex) turun sebesar US$ 5,77/bbl dari US$ 84,39/bbl menjadi US$ 78,62/bbl.
- Brent (ICE) turun sebesar US$ 6,00/bbl dari US$ 89,00/bbl menjadi US$ 83,00/bbl.
- Basket OPEC turun sebesar US$ 5,46/bbl dari US$ 89,12/bbl menjadi US$ 83,66/bbl.
- Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar US$ 7,83/bbl dari US$ 87,61/bbl menjadi US$ 79,78/bbl.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.