KABARBURSA.COM – Harga minyak dunia bergerak menguat tipis pada perdagangan hari ini. Penguatan ini didorong oleh sentimen pasar yang menaruh harapan pada arah kebijakan moneter Amerika Serikat.
Selain itu, ancaman dan risiko terkait geopolitik juga berpotensi memengaruhi pasokan global.
Berdasarkan data terbaru, minyak mentah Amerika Serikat (WTI) diperdagangkan di level USD 57,685 per barel, menguat 0,43 persen. Sementara minyak mentah acuan Brent berada di kisaran USD 61,386 per barel, juga naik 0,43 persen dibandingkan sesi sebelumnya.
Penguatan terbatas ini terjadi di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mengambil langkah pelonggaran kebijakan moneter dalam waktu dekat.
Pelaku pasar menilai penurunan suku bunga berpotensi mendorong aktivitas ekonomi dan meningkatkan permintaan energi, sehingga menjadi faktor pendukung bagi harga minyak.
Dalam laporan Reuters, Senin, 8 Desember 2025, disebutkan bahwa harga minyak bertahan di dekat level tertinggi dua pekan terakhir karena investor memperkirakan pemangkasan suku bunga AS, sembari mencermati risiko geopolitik yang dapat mengganggu pasokan dari sejumlah negara produsen.
Reuters mencatat bahwa ketidakpastian geopolitik masih menjadi elemen penting dalam pembentukan harga, meskipun sejauh ini belum terlihat gangguan signifikan terhadap suplai global.
Sejalan dengan itu, analis dari ANZ menilai perkembangan negosiasi geopolitik dapat menjadi faktor penentu bagi arah pasar minyak.
“Hasil dari proses negosiasi yang sedang berlangsung dapat membawa dampak besar terhadap pasar minyak,” tulis ANZ analysts dalam catatan pasar yang dikutip Reuters pada 8 Desember 2025.
Meski demikian, pelaku pasar masih bersikap hati-hati. Kekhawatiran terhadap potensi kelebihan pasokan serta laju pemulihan ekonomi global yang belum merata dinilai membatasi ruang penguatan harga dalam jangka pendek.
Pasar kini menunggu data ekonomi lanjutan dari Amerika Serikat serta perkembangan geopolitik global yang akan menjadi acuan pergerakan harga minyak berikutnya.(*)