Logo
>

Harga Minyak Naik, Pasar Sambut Redanya Ketegangan Dagang dan Tekanan Trump atas Rusia

Minyak Brent dan WTI naik lebih dari 1 persen usai kesepakatan dagang AS–UE dan ancaman sanksi Trump terhadap Rusia soal perang Ukraina.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Minyak Naik, Pasar Sambut Redanya Ketegangan Dagang dan Tekanan Trump atas Rusia
Ilustrasi: Harga minyak dunia menguat karena pasar merespons meredanya ketegangan dagang global dan tekanan geopolitik AS atas Rusia. Foto: Dok. Pertamina.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Harga minyak mentah dunia kembali menguat pada Rabu, 30 Juli 2025, dini hari WIB dan melanjutkan reli sehari sebelumnya. Sentimen positif muncul dari meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya, serta meningkatnya tekanan dari Presiden Donald Trump terhadap Rusia perihal perang di Ukraina.

    Dilansir dari Reuters, harga minyak Brent untuk kontrak berjangka naik 95 sen atau 1,36 persen ke level USD70,99 per barel (sekitar Rp1.157.137 dengan kurs Rp16.300) pada pukul 12 siang waktu New York. Ini merupakan level tertinggi sejak 23 Juni. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik 99 sen atau 1,48 persen ke USD67,70 (sekitar Rp1.103.510).

    Sehari sebelumnya, kedua jenis minyak ini telah ditutup naik lebih dari 2 persen. Kenaikan harga minyak ditopang oleh kesepakatan dagang terbaru antara Amerika dan Uni Eropa.

    Meski tetap memberlakukan tarif impor 15 persen atas sebagian besar produk asal Eropa, kesepakatan ini dinilai berhasil menghindari potensi perang dagang skala penuh yang bisa mengganggu sepertiga perdagangan global dan menekan permintaan bahan bakar.

    "Ada optimisme di pasar terkait kesepakatan ini," ujar Direktur Energi Berjangka di Mizuho, Bob Yawger. "Memang belum sempurna, terutama bagi Eropa, tapi jauh lebih baik dari skenario terburuk yang dibayangkan."

    Dalam kesepakatan itu, Uni Eropa juga berkomitmen untuk membeli energi dari Amerika Serikat senilai USD750 miliar (sekitar Rp12.225 triliun) dalam tiga tahun ke depan. Namun, analis menilai target tersebut hampir mustahil tercapai. Selain itu, perusahaan-perusahaan Eropa dijanjikan akan menanamkan investasi sebesar USD600 miliar (sekitar Rp9.780 triliun) di Amerika selama periode kedua masa jabatan Trump.

    Dari Stockholm, pertemuan pejabat ekonomi tinggi Amerika dan China telah rampung. Tujuannya adalah meredakan perselisihan jangka panjang dan mencegah perang dagang penuh antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

    Sementara itu, Presiden Trump kembali memanaskan tensi geopolitik. Pada Senin, ia menetapkan tenggat baru selama “10 hingga 12 hari” bagi Rusia untuk menunjukkan kemajuan dalam menghentikan perang di Ukraina. Ia mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan para pembeli ekspor minyaknya jika tak ada perkembangan berarti.

    “Pernyataan Trump tentang percepatan tenggat Rusia memicu kekhawatiran pasokan, sehingga harga minyak melonjak,” tulis analis ING dalam catatan risetnya.

    Di sisi lain, pasar juga menanti hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Amerika Serikat yang berlangsung Selasa hingga Rabu. Meski suku bunga acuan diperkirakan tetap dipertahankan, analis meyakini The Fed bisa memberikan sinyal perubahan arah kebijakan yang lebih dovish seiring meredanya tekanan inflasi.

    “Jika The Fed mulai mengarah ke pelonggaran, itu akan menjadi sinyal penting bagi pasar,” kata analis senior di Phillip Nova, Priyanka Sachdeva. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).