Logo
>

Harga Minyak Naik usai IEA Sebut Pasar Lebih Ketat dari Perkiraan

IEA menilai pasar minyak global lebih ketat dari yang terlihat, ditopang musim panas, pemangkasan rig, dan ketegangan geopolitik Rusia-AS.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Minyak Naik usai IEA Sebut Pasar Lebih Ketat dari Perkiraan
Harga minyak naik usai IEA sebut pasokan global makin ketat, ditopang musim panas, tarif AS, dan sanksi lanjutan terhadap Rusia. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Harga minyak dunia melonjak lebih dari dua persen pada perdagangan Sabtu, 12 Juli 2025, karena didorong pernyataan Badan Energi Internasional (IEA) yang menyebut kondisi pasokan minyak global lebih ketat dari yang terlihat. Sentimen juga diperkuat kekhawatiran pasar terhadap tarif baru Amerika Serikat dan sanksi tambahan terhadap Rusia.

    Dilansir dari Reuters di Jakarta, Sabtu, Minyak mentah Brent kontrak September ditutup naik USD1,72 atau 2,5 persen ke level USD70,36 per barel. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat USD1,88 atau 2,8 persen menjadi USD68,45 per barel.

    Secara mingguan, Brent naik 3 persen, sedangkan WTI mencatat penguatan sekitar 2,2 persen.

    IEA dalam laporannya menyebut bahwa permintaan minyak diperkirakan meningkat selama musim panas karena tingginya aktivitas kilang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar transportasi dan pembangkit listrik. Kondisi ini, menurut IEA, membuat pasar minyak global “lebih ketat dari yang terlihat”.

    Kontrak Brent bulan depan diperdagangkan sekitar USD1,20 lebih tinggi dibanding kontrak Oktober, mencerminkan ekspektasi pasokan yang menipis dalam jangka pendek

    “Pasar mulai menyadari bahwa pasokan benar-benar ketat,” ujar Phil Flynn, analis senior Price Futures Group.

    Sementara itu, perusahaan energi AS kembali memangkas jumlah rig minyak dan gas untuk pekan ke-11 berturut-turut, menurut data Baker Hughes. Pemangkasan serupa terakhir terjadi pada Juli 2020 saat pandemi COVID-19 menghantam permintaan energi.

    Meski kondisi pasar jangka pendek mendukung harga, IEA justru menaikkan proyeksi pertumbuhan pasokan tahun ini dan memangkas estimasi pertumbuhan permintaan. Hal ini membuka kemungkinan pasar kembali mengalami surplus.

    “Jika diperlukan, OPEC+ dapat dengan cepat meningkatkan produksi. Ancaman kelebihan pasokan tetap ada. Namun dalam jangka pendek, harga minyak masih mendapat sokongan,” tulis analis Commerzbank. OPEC+ adalah aliansi negara eksportir minyak termasuk Rusia.

    Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menambahkan bahwa negaranya akan mengompensasi kelebihan produksi melebihi kuota OPEC+ pada periode Agustus–September.

    Dari sisi permintaan, Arab Saudi diperkirakan akan mengirim sekitar 51 juta barel minyak mentah ke China pada Agustus. Ini akan menjadi volume pengiriman terbesar dalam lebih dari dua tahun terakhir.

    Namun, dalam pandangan jangka menengah hingga panjang, OPEC merevisi turun proyeksi permintaan minyak global periode 2026–2029 karena melambatnya konsumsi dari China. Hal ini tertuang dalam World Oil Outlook 2025 yang dirilis Kamis lalu.

    Kementerian Energi Arab Saudi menegaskan bahwa kerajaan tetap mematuhi target produksi sukarela yang telah disepakati dalam kerangka OPEC+.

    Pada Kamis sebelumnya, kedua harga acuan minyak sempat turun lebih dari 2 persen akibat kekhawatiran pasar terhadap dampak tarif yang akan diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak.

    Trump juga menyampaikan kepada NBC News bahwa dirinya akan mengumumkan “pernyataan besar” soal Rusia pada Senin mendatang. Namun, ia belum merinci isi pernyataan tersebut.

    Trump sebelumnya menyampaikan kekesalan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin karena kurangnya kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina, sementara serangan Rusia terhadap kota-kota Ukraina terus meningkat.

    Di sisi lain, Komisi Eropa pekan ini akan mengusulkan mekanisme batas harga terapung untuk minyak Rusia sebagai bagian dari paket sanksi baru. Namun Rusia menanggapi rencana itu dengan santai dan menyatakan bahwa mereka sudah “berpengalaman” dalam menghadapi tekanan semacam ini.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).