Logo
>

Harga Minyak Stabil di Tengah Harapan pada China dan Kekhawatiran soal The Fed

Ditulis oleh Syahrianto
Harga Minyak Stabil di Tengah Harapan pada China dan Kekhawatiran soal The Fed

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak mentah stabil pada Senin, 2 Desember 2024, di tengah ekspektasi peningkatan permintaan dari China yang diimbangi oleh kekhawatiran terkait kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada pertemuan Desember mendatang.

    Menurut laporan Reuters, harga minyak mentah Brent turun tipis sebesar 1 sen menjadi USD71,83 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS mengalami kenaikan sebesar 10 sen (0,15 persen) menjadi USD68,10 per barel.

    Optimisme dari China

    Optimisme pasar didukung oleh data sektor swasta yang menunjukkan aktivitas pabrik di China tumbuh pada November dengan laju tercepat dalam lima bulan.

    Pertumbuhan ini meningkatkan kepercayaan pelaku bisnis terhadap pemulihan ekonomi China, meskipun situasi global tetap diwarnai ketidakpastian, termasuk ancaman perdagangan yang terus digaungkan oleh Presiden terpilih AS, Donald Trump.

    Ketegangan di Timur Tengah

    Sementara itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah turut memengaruhi sentimen pasar.

    Gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Lebanon, yang dimulai pekan lalu, kembali terguncang setelah militer Israel melancarkan serangan terhadap apa yang mereka sebut sebagai “target teror” di Lebanon. Tuduhan pelanggaran gencatan senjata dilontarkan kedua pihak, yakni Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah.

    Pentagon menyatakan bahwa gencatan senjata secara formal masih berlaku. Namun, eskalasi ini menimbulkan risiko geopolitik yang berpotensi mengganggu pasokan minyak global.

    “Meskipun ada gencatan senjata, banyak keraguan terkait legitimasi kesepakatan ini,” ujar Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial.

    Pertemuan OPEC+

    Di sisi lain, pasar juga tengah menanti hasil pertemuan OPEC+, yang dijadwalkan berlangsung pada 5 Desember. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya diharapkan membahas kemungkinan penundaan kenaikan produksi yang sebelumnya direncanakan mulai Januari 2025.

    “Jika OPEC+ memutuskan untuk menunda kenaikan produksi tanpa batas waktu, hal ini dapat meredakan tekanan penurunan harga minyak,” ujar George Pavel, General Manager Naga.com Timur Tengah. Keputusan ini diperkirakan akan menjadi acuan penting dalam menentukan kebijakan produksi minyak untuk awal tahun 2025.

    Kebijakan The Fed dan Dolar AS

    Faktor lain yang memengaruhi pasar adalah pernyataan Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, yang membuka kemungkinan untuk mempertahankan suku bunga pada pertemuan Desember. Keputusan ini akan sangat bergantung pada data ketenagakerjaan yang dijadwalkan rilis minggu ini.

    Suku bunga yang lebih tinggi cenderung meningkatkan biaya pinjaman, memperlambat aktivitas ekonomi, dan pada akhirnya mengurangi permintaan minyak.

    Selain itu, penguatan dolar AS juga menambah tekanan. Mata uang AS kembali menguat setelah Trump mengancam akan menerapkan tarif 100 persen terhadap negara-negara anggota BRICS yang mendukung penggunaan mata uang alternatif pengganti dolar.

    Penguatan dolar membuat minyak, yang dihargai dalam dolar, menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga berpotensi menekan permintaan global.

    Wall Street Berakhir Beragam

    Indeks Nasdaq dan S&P 500 mengakhiri perdagangan pada Senin, 2 Desember 2024 dengan kenaikan, didorong oleh penguatan saham-saham teknologi.

    Optimisme investor meningkat setelah pasar membukukan kinerja solid sepanjang November. Fokus kini beralih ke data ekonomi yang akan dirilis pekan ini, termasuk laporan pekerjaan bulanan yang sangat dinantikan pada Jumat mendatang.

    Sebaliknya, indeks Dow Jones Industrial Average sedikit melemah, meski tetap mencatat kenaikan bulanan terbesar dalam satu tahun terakhir hingga penutupan Jumat, 29 November 2024 lalu.

    Seperti dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 128,65 poin atau 0,29 persen ke level 44.782,00. S&P 500 naik 14,74 poin atau 0,24 persen ke 6.047,12, sementara Nasdaq Composite menguat 185,78 poin atau 0,97 persen ke 19.403,95.

    Sektor teknologi, layanan komunikasi, dan barang konsumsi tidak wajib masing-masing mencatat kenaikan sekitar 1 persen pada hari Senin, 2 Desember 2024 sementara sektor-sektor lainnya melemah. Saham Tesla menjadi sorotan setelah analis di Stifel menaikkan target harga saham perusahaan tersebut, mendorong penguatan signifikan dalam perdagangan.

    “Kita sedang berada di periode musiman yang biasanya mendukung kenaikan pasar,” ujar Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, New Jersey.

    “Namun, meskipun pasar perlahan bergerak naik, saya tidak melihat adanya lonjakan eksplosif menuju akhir tahun karena masih banyak ketidakpastian mengenai arah ekonomi,” ujarnya, menambahkan.

    Pasar juga dipengaruhi oleh dinamika politik terbaru di Amerika Serikat. Mantan Presiden Donald Trump kembali memenangkan pemilihan presiden bulan lalu, dan Partai Republik menguasai kedua kamar Kongres.

    Kemenangan ini mendorong optimisme pasar pada November, dengan harapan kebijakan pro-pasar seperti pemotongan pajak dan deregulasi dapat mendukung pertumbuhan. Namun, ancaman tarif perdagangan yang lebih tinggi tetap menjadi risiko bagi pasar ke depan. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.