Logo
>

Harga Saham KAEF Melonjak Kala Laporan Keuangan Melemah, Ada Apa?

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Saham KAEF Melonjak Kala Laporan Keuangan Melemah, Ada Apa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF), salah satu emiten BUMN, mencuri perhatian pasar pada 21 Agustus 2024 dengan lonjakan harga yang mencolok.

    Sekitar pukul 14.53 WIB, harga saham Kimia Farma melonjak hingga Rp730, mencatatkan kenaikan fantastis sebesar 15,87 persen. Aktivitas perdagangan saham ini pun sangat sibuk dengan frekuensi transaksi mencapai 4.292 kali, jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,21 juta lembar, dan nilai transaksi mencapai Rp12,07 miliar.

    Sebelumnya, pada 20 Agustus, saham Kimia Farma cenderung stagnan dan volume perdagangan terbilang rendah. Pada 31 Juli 2024, jumlah pemegang saham KAEF tercatat sebanyak 27.421 pihak, dengan PT Bio Farma sebagai pengendali utama yang memegang 89,82 persen saham KAEF.

    Laporan Keuangan

    Kimia Farma belum merilis laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Juni 2024 atau semester I-2024. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Kimia Farma, Lina Sari, mengungkapkan bahwa laporan keuangan KAEF untuk semester I-2024 akan menjalani penelaahan terbatas oleh akuntan publik.

    “Kami akan menyampaikan laporan keuangan semester I-2024 yang telah ditelaah oleh akuntan publik sesuai ketentuan pada kesempatan pertama,” jelas Lina Sari dalam keterbukaan informasi sebelumnya.

    Sementara itu, pada kuartal I-2024, Kimia Farma mengalami kerugian bersih sebesar Rp102,73 miliar, berbanding terbalik dari laba bersih sebesar Rp386,49 juta yang dicatatkan pada periode yang sama tahun lalu.

    Laporan Keuangan Semester I

    Badan usaha farmasi milik negara, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), mencatat pertumbuhan penjualan dua digit pada kuartal I 2024. Perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan dari hulu ke hilir ini berhasil mencatatkan prestasi tersebut meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam efisiensi biaya operasional.

    Penjualan KAEF mencapai Rp2,54 triliun pada Januari-Maret 2024, naik 10,08 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp2,30 triliun. Kinerja positif ini tercermin dalam Laporan Keuangan (LK) Perseroan untuk triwulan I 2024, yang baru saja dirilis dan disampaikan kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Namun, beban pokok penjualan (HPP) dan beban usaha masing-masing meningkat sebesar 18,67 persen dan 3,04 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Kenaikan ini disebabkan oleh proses penataan portofolio produk dan efisiensi yang masih berlangsung sebagai bagian dari strategi pembenahan fundamental bisnis Perseroan.

    Direktur Utama KAEF Djagad Prakasa Dwialam menegaskan bahwa kinerja penjualan yang tumbuh hingga di atas 10 persen pada Januari-Maret 2024 menjadi awal yang baik bagi perseroan. Namun, Djagad yang sebelumnya menjadi direktur utama anak perusahaan KAEF, PT Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD), juga memahami bahwa perseroan masih menghadapi tantangan besar yaitu perlunya penguatan pada portofolio produk yang bermargin tinggi.

    Selain itu tantangan terbesar lain KAEF adalah beban keuangan. Perusahaan mengambil berbagai langkah strategis untuk efisiensi dan restrukturisasi keuangan agar bisa menurunkan beban usaha dan beban bunga.

    “Kami optimistis tren positif pada kuartal I 2024 ini akan berlanjut hingga akhir tahun ini. Kami terus melakukan efisiensi terutama di segmen manufaktur sehingga bisa menurunkan beban usaha. Kami juga akan memperkuat portofolio produk untuk menurunkan beban pokok penjualan,” ujar Djagad.

    Dia menilai pimpinan sebelumnya telah membentuk baseline atau titik awal yang bagus sehingga bisa mengetahui tantangan utama yang dihadapi KAEF.

    “Pak David Utama serta jajaran Direksi sebelumnya telah membangun pondasi dan baseline yang bagus sehingga KAEF sudah berada di jalur yang tepat untuk menuju profitabilitas, tentu dengan melakukan pembenahan menyeluruh dari hulu sampai hilir,” tutur Djagad.

    Fokus efisiensi di hulu, yaitu menyangkut fasilitas-fasilitas produksi yang dimiliki serta penguatan portofolio produk. Sementara untuk segmen hilir/ritel adalah dengan optimalisasi kelengkapan produk di seluruh outlet, penguatan portofolio produk, serta meningkatkan kualitas pelayanan sehingga KAEF menjadi pilihan utama bagi pelanggan yang memerlukan obat atau layanan kesehatan.

    KAEF memiliki beberapa lini bisnis, yaitu segmen manufaktur, perdagangan dan distribusi, ritel, dan segmen bisnis lainnya. Di segmen manufaktur memiliki 10 pabrik. Di segmen perdagangan dan distribusi memiliki 48 distributor, sedangkan di lini ritel memiliki 1.217 apotek, 367 klinik, dan lebih dari 300 laboratorium medis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

    Djagad menambahkan bahwa selama ini Kimia Farma memiliki peran dalam penyediaan obat yang berkualitas serta keterjangkauan pelayanan kesehatan sebagai upaya menjaga ketahanan kesehatan nasional. “Kimia Farma berperan aktif dalam menjaga ketahanan obat nasional dalam hal distribusi obat dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang berkualitas di Indonesia,” pungkasnya.

    Direksi KAEF Dirombak

    Sebelumnya, Kementerian BUMN telah melakukan perombakan direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2023. David Utama mundur dari jabatannya sebagai direktur utama KAEF dan digantikan oleh Djagad Prakarsa Dwialam.

    Setelah penunjukan tersebut, Djagad mengatakan bahwa pergantian direksi merupakan keputusan yang sah dan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. “Pergantian kepemimpinan di BUMN bisa terjadi kapan saja. Yang penting, itu adalah hal yang normal dan bertujuan untuk meningkatkan kinerja,” kata Djagad.

    Berikut susunan terbaru Dewan Direksi Kimia Farma:

    • Direktur Utama: Djagad Prakasa Dwialam
    • Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Lina Sari
    • Direktur Produksi dan Supply Chain: Hadi Kardoko
    • Direktur SDM: Disril Revolin Putra
    • Direktur Portofolio, Produk dan Layanan: Jasmine Karsono
    • Direktur Komersial: Chairani Harahap.(*)
    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79