Logo
>

Harga Tiket Pesawat Turun 10 Persen: ini Reaksi Industri dan Konsumen

Ditulis oleh Dian Finka
Harga Tiket Pesawat Turun 10 Persen: ini Reaksi Industri dan Konsumen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah Indonesia berencana menurunkan harga tiket pesawat sekitar 10 persen untuk menyambut musim liburan mendatang. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari penugasan Satgas Harga Tiket yang dibentuk pada Mei lalu.

    Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan keringanan bagi konsumen, terutama menjelang liburan akhir tahun dan untuk penerbangan bisnis. Namun Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin berpendapat bahwa dampak kebijakan ini mungkin tidak signifikan dalam jangka panjang.

    "Saya kira kebijakan ini tidak akan berdampak signifikan secara nyata panjang," ujar Ziva kepada Kabar Bursa di Jakarta, Sabtu, 14 September 2024.

    Menurut Ziva, meskipun penurunan harga tiket diharapkan bisa membantu, komponen biaya yang dibebankan kepada maskapai masih sangat tinggi. Salah satu faktor utama adalah harga bahan bakar yang saat ini merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Pasifik. Jika dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, harga bahan bakar di Indonesia masih lebih mahal, mencapai sekitar 3.000 rupiah per liter.

    "karena kenyataannya adalah komponen-komponen biaya yang dibebankan atau ditanggung oleh pihak maskapai itu masih cukup tinggi kita tidak bisa hanya berfokus pada satu komponen seperti harga bahan bakar atau aftur yang memang saat ini di Indonesia bisa dibilang termasuk yang paling tinggi," ucapnya.

    Selain itu, biaya operasional maskapai juga meliputi leasing pesawat, suku cadang, biaya perawatan, pelatihan kru, serta biaya pihak ketiga seperti ground handling dan fee bandara untuk landing dan parkir. Ziva menyarankan agar Satgas Harga Tiket tidak hanya fokus pada satu komponen biaya, tetapi juga mempertimbangkan keseluruhan beban biaya eksternal.

    "juga kita masih sedikit lebih mahal dan negara-negara lain seperti Jepang yang juga tidak berbeda terlalu jauh dengan kita namun masih banyak sekali komponen-komponen yang saya kira perlu ditelah oleh Satgas harga tiket ini termasuk beban biaya operasional lainnya seperti leasing pesawat," tambahnya.

    Evaluasi menyeluruh terhadap efisiensi internal maskapai dan proses pembelanjaan, termasuk penggunaan jasa agen atau broker, juga dianggap penting untuk memastikan hasil yang optimal. Pemerintah dan pemangku kepentingan diharapkan dapat menilai dan mengelola biaya secara lebih komprehensif untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi konsumen dan keberlanjutan industri penerbangan.

    "khususnya pihak yang melibatkan pihak ketiga atau supplier dan juga dalam proses pembelanjaan atau cash flow-nya masing-masing maskapai secara internal juga bisa dilihat apakah sudah cukup optimal atau efisien karena tidak sedikit airline itu banyak menggunakan jasa-jasa agen atau perantara atau broker untuk berbagai keperluan mulai dari belanja spare parts," tegas Ziva.

    Penyebab Tiket Pesawat Mahal

    CEO Capital A Berhad, induk usaha maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes, mengungkapkan penyebab mahalnya harga tiket pesawat.

    Kata dia, penyebab tingginya harga tiket pesawat di Indonesia karena dampak dari tingginya harga Avtur, bahan bakar pesawat, yang dijual Pertamina.

    Ironisnya lagi, harga tiket pesawat antar kota atau antar provinsi di Indonesia lebih mahal jika dibandingkan rute dari atau ke luar negeri.

    Tony bilang, harga avtur yang dijual Pertamina jadi salah satu komponen paling dominan yang menyebabkan mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia. Bahkan, harga avtur yang dipasok BUMN ini, menjadi yang paling tinggi harganya se-Asia Tenggara (ASEAN).

    “Harga bahan bakar (Avtur) di Indonesia adalah tertinggi di ASEAN, sekitar 28 persen lebih mahal, bahkan mungkin di dunia,” kata Tony

    Tanggapan Pemerintah

    Beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia berencana memberi kesempatan kepada badan usaha swasta untuk memasok  bahan bakar Avtur di bandara-bandara.

    Diharapkan, dengan masuknya swasta, penjualan avtur tidak lagi dimonopoli oleh Pertamina sehingga bisa menciptakan harga yang lebih kompetitif, sehingga bisa menurunkan harga tiket pesawat

    Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa badan usaha swasta diperbolehkan untuk berinvestasi di Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (DPPU), terutama di wilayah Indonesia bagian timur.

    “Pemerintah membuka kesempatan untuk perusahaan-perusahaan lain berinvestasi di bidang ini, terutama di daerah-daerah Indonesia Timur,” kata Luhut saat konferensi pers

    Dia sependapat, jumlah pemasok Avtur di Indonesia harus ditambah agar tidak hanya bergantung pada Pertamina.

    Dengan hadirnya lebih banyak pemain di pasar, harga Avtur di Indonesia akan menjadi lebih kompetitif, dan pada akhirnya akan berimbas pada turunnya harga tiket pesawat. “Harga Avtur akan turun, karena bukan monopoli Pertamina,” tuturnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.