KABARBURSA.COM - Risiko kredit macet perbankan semakin terlihat dengan jelas. Ini tercermin dari peningkatan terus-menerus dalam rasio Non Performing Loan (NPL) net industri sejak akhir tahun 2023.
Menurut laporan terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2024, NPL net mencapai 0,82 persen, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,79 persen. Sementara itu, NPL Gross tetap stabil di 2,35 persen, tanpa adanya perubahan dari bulan sebelumnya.
Untuk penjelasan, NPL net adalah rasio kredit macet yang telah dikurangi dengan penyisihan yang dibentuk untuk mengantisipasi risiko kerugian. Dengan kata lain, NPL gross dikurangi dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
Dengan begitu, ada kemungkinan NPL net yang tercatat naik karena CKPN perbankan yang turun. Sebab, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyoroti bank untuk terus memperhatikan coverage dari CKPN yang dimiliki.
”Perbankan diminta meningkatkan daya tahannya melalui penguatan permodalan coverage CKPN secara memadai,” ujar Dian belum lama ini.
Dian juga meminta perbankan rutin melakukan stress test untuk mengukur kemampuan permodalannya dalam menyerap potensi risiko. Terlebih menghadapi potensi peningkatan risiko kredit pasca berakhirnya masa relaksasi kredit restrukturisasi Covid-19 pada akhir Maret lalu.
Di sisi lain, Dian mendorong perbankan untuk senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dalam operasional kegiatan usahanya. Ia menyebut NPL menjadi salah satu indikator untuk menentukan langkah pengawasan OJK.
Ia pun menyadari bahwa dalam operasionalnya, kinerja bank dapat mengalami siklus penurunan dan peningkatan kinerja. Namun, OJK tetap melakukan pengawasan untuk memastikan perbankan terus optimal dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
”NPL perbankan saat ini menunjukkan perbaikan yang solid pasca pandemi Covid-19 hingga saat ini sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional,” ujar Dian.
Salah satu bank yang kini terus memperbaiki tingkat kredit macetnya adalah PT Bank KB Bukopin Tbk atau kini dikenal sebagai KB Bank. Per Desember 2023, NPL net KB Bank di level 4,9 persen, sedikit lebih tinggi dari kuartal sebelumnya di level 4,81 persen dan tahun 2022 di 4,89 persen.
Wakil Direktur Utama KB Bank Robby Mondong optimistis bisa menyelesaikan sejumlah perbaikan kualitas aset di 2024 ini. Meskipun, ada situasi kenaikan NPL yang dialami industri.
Robby pun menargetkan bank berkode saham BBKP ini bisa menjaga tingkat NPL di bawah 5 persen dengan menekan Loan at Risk hingga di bawah 25 persen. Caranya dengan menyelesaikan penjualan sejumlah aset yang kurang berkualitas.
”Melalui bulk sales dan memaksimalkan proses collection,” ujarnya.
Tak hanya itu, Robby memastikan ekspansi kredit-kredit yang baru juga tetap berkualitas. Artinya, kredit baru tidak menambah beban NPL di tahun-tahun mendatang.
Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada menyadari peningkatan NPL dapat terjadi sewaktu-waktu. Menurutnya, itu bisa terjadi jika kondisi perekonomian memburuk serta adanya peningkatan suku bunga kredit.
Meski demikian, ia memastikan kualitas kredit yang dimiliki BNI saat ini masih terjaga dengan baik. Per Desember 2023, NPL gross BNI menyentuh di level 2,1 persen atau turun dari tahun sebelumnya di level 2,8 persen.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.