Dalam tiga tahun operasinya, UMi berkomitmen untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memberdayakan pelaku usaha ultra mikro di Indonesia. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 16 September 2024.
Sunarso menekankan bahwa inovasi dan kolaborasi menjadi kunci dalam menciptakan layanan keuangan yang inklusif, mudah diakses, dan berkelanjutan, yang sejalan dengan visi pemerintah untuk memperkuat ekonomi kerakyatan.
Ekosistem UMi telah membantu 36,1 juta nasabah pinjaman, yang terdiri dari debitur mikro BRI, debitur wanita PNM, dan debitur Pegadaian. Di sisi simpanan, UMi melayani 176 juta nasabah dengan total simpanan sebesar Rp313,9 triliun.
Selain itu, ekosistem ini juga menawarkan 15,2 juta polis micro insurance, 3,1 juta nasabah tabungan emas, dan 35,2 juta pengguna aplikasi BRImo.
UMi juga menghadirkan layanan terintegrasi melalui Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum) di 1.025 titik, memudahkan akses ke berbagai produk dan layanan dari BRI, Pegadaian, dan PNM. Dengan dukungan 75 ribu tenaga pemasar, UMi memberikan akses keuangan yang lebih komprehensif kepada masyarakat.
Selain pembiayaan, UMi juga fokus pada pemberdayaan nasabah melalui pelatihan kewirausahaan, manajemen keuangan, dan pemasaran digital.
Program seperti Literasi Keuangan melalui Link UMKM, BRI Menanam, dan Program Menabung Kelompok Mekaar telah membantu jutaan pelaku usaha mikro dan ultra mikro, berkontribusi langsung pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Capai Jutaan Debitur
Holding Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Pegadaian telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp622,3 triliun kepada 36,1 juta debitur hingga akhir triwulan II 2024.
Jumlah ini mencatat pertumbuhan 7,7 persen secara year on year (YoY). Dari total kredit tersebut, Rp496,2 triliun disalurkan melalui kredit mikro BRI. Sementara itu, Pegadaian menyalurkan Rp77 triliun, dan PNM menyumbang Rp49,2 triliun.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyebutkan bahwa kunci pertumbuhan ekosistem UMi tak lepas dari penyaluran kredit yang selektif.
“BRI juga akan memperkuat positioning bisnis mikronya dengan pendekatan ecosystem centric dan strategi Pemberdayaan Berada di Depan Pembiayaan,” ujar Supari. Seperti dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu 7 Agustus 2024.
Ia menambahkan, BRI akan fokus pada penguasaan micropayment dengan pembentukan ekosistem berbasis pemberdayaan. Dengan demikian, selain meningkatkan penghimpunan simpanan masyarakat, hal ini diharapkan turut meningkatkan kedalaman inklusi keuangan yang berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa pihaknya terus mendorong kinerja bisnis penyaluran pembiayaan ultra mikro meskipun di tengah kondisi ekonomi global yang tidak stabil dan melemahnya daya beli masyarakat.
Erick mengingatkan peran penting usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam stabilisasi ekonomi saat krisis ekonomi 1998. Ketika daya beli masyarakat sedang turun atau UMKM sedang melemah, imbuhnya, pemerintah atau BUMN tidak boleh meninggalkan mereka.
Ia menekankan bahwa BUMN memiliki key performance indicators (KPI) yang mencakup kontribusi pada kebijakan fiskal melalui pajak dan dividen, serta peran sebagai agen perubahan yang mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
“Kita harus melindungi kelas menengah, mendorong usaha kecil menjadi besar, dan yang besar menjadi pemain global,” kata Erick.
Puncak Penyaluran Pembiayaan
Holding Ultra Mikro (UMi) telah mencapai puncak penyaluran pembiayaan sebesar Rp 617,9 triliun selama kuartal pertama tahun 2024.
Alokasi dana yang mencapai angka menggiurkan ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Pegadaian, dan PT Pemodalan Nasional Madani (PNM).
Jumlah ini mencatat pertumbuhan 7,7 persen secara year on year (YoY). Dari total kredit tersebut, Rp496,2 triliun disalurkan melalui kredit mikro BRI. Sementara itu, Pegadaian menyalurkan Rp77 triliun, dan PNM menyumbang Rp49,2 triliun.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyebutkan bahwa kunci pertumbuhan ekosistem UMi tak lepas dari penyaluran kredit yang selektif.
“BRI juga akan memperkuat positioning bisnis mikronya dengan pendekatan ecosystem centric dan strategi Pemberdayaan Berada di Depan Pembiayaan,” ujar Supari. Seperti dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu 7 Agustus 2024.
Ia menambahkan, BRI akan fokus pada penguasaan micropayment dengan pembentukan ekosistem berbasis pemberdayaan. Dengan demikian, selain meningkatkan penghimpunan simpanan masyarakat, hal ini diharapkan turut meningkatkan kedalaman inklusi keuangan yang berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa pihaknya terus mendorong kinerja bisnis penyaluran pembiayaan ultra mikro meskipun di tengah kondisi ekonomi global yang tidak stabil dan melemahnya daya beli masyarakat.
Erick mengingatkan peran penting usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam stabilisasi ekonomi saat krisis ekonomi 1998. Ketika daya beli masyarakat sedang turun atau UMKM sedang melemah, imbuhnya, pemerintah atau BUMN tidak boleh meninggalkan mereka.
Ia menekankan bahwa BUMN memiliki key performance indicators (KPI) yang mencakup kontribusi pada kebijakan fiskal melalui pajak dan dividen, serta peran sebagai agen perubahan yang mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
“Kita harus melindungi kelas menengah, mendorong usaha kecil menjadi besar, dan yang besar menjadi pemain global,” kata Erick.(*)