KABARBURSA.COM - Saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) menutup perdagangan sesi pertama Selasa, 28 Oktober 2025, di level Rp1.105. Tidak ada perubahan dari sesi sebelumnya, cenderung bergerak datar.
Meski harga tampak stagnan di permukaan, dinamika di balik layar memperlihatkan pergerakan pasar yang menarik.
Dari data pergerakan saham hariannya, volume transaksi HRUM tercatat sebesar 86 ribu lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp9,5 miliar. Kisaran harga bergerak di rentang harga Rp1.085–Rp1.115.
Aktivitas ini menunjukkan bahwa pasar sedang memasuki fase jeda setelah kenaikan cepat yang sempat terjadi pada awal pekan. Saat itu, saham HRUM menguat 1,84 persen pada 27 Oktober disertai volume besar dan peningkatan minat beli.
Secara teknikal, posisi HRUM saat ini berada dalam fase wave [v] dari wave A, menurut analisis MNC Sekuritas. Artinya, saham tengah menyelesaikan bagian akhir dari siklus kenaikan jangka pendek sebelum memasuki tahap koreksi minor atau konsolidasi sehat.
Rekomendasi buy on weakness di kisaran Rp1.025–Rp1.075 dengan target jangka pendek Rp1.155–Rp1.200 menggambarkan pandangan bahwa setiap pelemahan harga masih berpotensi dimanfaatkan untuk akumulasi, bukan sinyal distribusi.
Sedangkan level 1.005 menjadi batas psikologis sekaligus area stoploss yang penting untuk menjaga momentum teknikal tetap valid.
Melihat struktur orderbook-nya, keseimbangan antara sisi beli dan jual menunjukkan pasar yang aktif, meskipun belum didominasi oleh satu arah kuat. Total antrian bid di bawah harga pasar mencapai sekitar 117 ribu lot, sementara antrian offer di atas harga pasar sedikit lebih tebal, di kisaran 138 ribu lot.
Volume beli mulai padat di area Rp1.075–Rp1.095. Artinya, mulai muncul minat beli baru dari investor yang menunggu koreksi pendek.
Di sisi lain, antrian jual tersebar merata di rentang Rp1.115–Rp1.150, dengan volume moderat di atas Rp3.000–Rp6.000 lot per level. Tidak tampak adanya tekanan jual besar. Pola orderbook seperti ini menunjukkan bahwa pasar sedang menata ulang posisi, dengan likuiditas yang tetap terjaga dan potensi kenaikan lanjutan yang belum tertutup.
Dari sisi broker summary, tampak jelas bahwa pergerakan HRUM masih dipengaruhi oleh pelaku besar. Broker SQ, CC, XL, dan AK menempati posisi dominan dengan nilai transaksi besar antara Rp3,4–5,8 miliar, masing-masing di harga rata-rata Rp1.098–Rp1.102.
Ini menandakan bahwa sebagian besar akumulasi masih dilakukan oleh investor institusional atau trader fund-based yang memanfaatkan momentum teknikal saat harga berada di area support kuat.
Sementara broker seperti BB, PD, dan CP juga terlihat aktif di volume menengah, dengan kisaran harga beli Rp1.082–Rp1.090. Hal ini menandakan adanya dukungan tambahan dari investor ritel dan pelaku swing trader.
Distribusi volume di antara banyak broker tanpa dominasi tunggal adalah ciri pasar yang sehat, di mana transaksi berlangsung dinamis dengan partisipasi luas.
Secara fundamental, performa HRUM menunjukkan arah pemulihan yang mulai stabil. Pendapatan diproyeksikan naik dari Rp24,3 triliun di 2025 menjadi Rp30,1 triliun pada 2026. Kenaikan ini menandai ekspansi signifikan di tengah harga batu bara global yang mulai stabil dan diversifikasi portofolio energi perusahaan ke sektor hilir dan nikel.
Laba operasi diperkirakan melonjak menjadi Rp4,9 triliun, hampir dua kali lipat dari capaian 2025. Sedangkan laba bersih naik menjadi Rp1,37 triliun dengan EPS 132,78. Artinya, proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 30 persen hanya dalam satu tahun, memperkuat posisi HRUM sebagai salah satu emiten batu bara dengan efisiensi tinggi dan ekspansi bisnis yang mulai menonjol di sektor energi baru.
Dari sisi konsensus analis, pandangan pasar terhadap HRUM tergolong positif, meski tidak sebulat ASSA. Dari 11 analis, sebanyak 9 merekomendasikan beli, 1 hold, dan 1 sell. Rata-rata target harga ditetapkan di Rp1.268, dengan proyeksi tertinggi Rp1.700 dan terendah Rp920.
Artinya, pasar masih melihat ruang kenaikan sekitar 15 persen dari harga saat ini, sementara perbedaan target antara analis konservatif dan agresif mencerminkan perdebatan soal kecepatan pemulihan margin laba di tengah fluktuasi harga batu bara global.
Namun, tren konsensus tetap condong ke arah optimistis, terutama karena HRUM berhasil menjaga profitabilitas tinggi di tengah transisi ke bisnis energi terintegrasi.
Jika dipadukan antara data teknikal, aktivitas broker, dan pandangan analis, HRUM saat ini berada dalam posisi menarik. Harganya relatif murah dibandingkan target konsensus, volume pembelian mulai aktif kembali, dan pasar memperlihatkan tanda-tanda akumulasi di area bawah.
Struktur orderbook yang berimbang serta dominasi broker institusional memperkuat keyakinan bahwa saham ini tengah disiapkan untuk fase kenaikan berikutnya.
Dengan fundamental yang mulai membaik, dukungan teknikal yang konstruktif, dan konsensus analis yang tetap berpihak pada potensi kenaikan, HRUM bisa dibilang berada di fase “tenang sebelum bergerak lagi”.
Selama harga mampu bertahan di atas Rp1.050 dan tidak menembus stoploss kritis di Rp1.005, arah utama masih tetap positif.
Bagi investor yang bersabar, fase akumulasi ini justru menjadi momentum ideal untuk masuk, menyiapkan posisi sebelum HRUM kembali menanjak menuju kisaran Rp1.268–Rp1.300 seperti yang diperkirakan oleh konsensus analis untuk tahun depan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.