KABARBURSA.COM - Deflasi kembali melanda Indonesia pada Juli 2024, menandai terjadinya deflasi untuk ketiga kalinya secara beruntun tahun ini. Deflasi pada bulan ini bahkan lebih dalam, mencapai 0,18 persen. Bawang merah memberikan andil terbesar dengan deflasi sebesar 0,11 persen, diikuti oleh cabai merah dengan 0,09 persen, tomat 0,07 persen, daging ayam ras 0,04 persen, dan bawang putih 0,02 persen. Selain itu, beberapa komoditas lain yang mengalami penurunan harga adalah telur ayam, kol, sawi hijau, kacang panjang, ketimun, dan buncis.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers pada Kamis, 1 Agustus 2024, mengungkapkan bahwa beberapa kelompok pangan menjadi penyumbang utama deflasi.
"Komoditas penyumbang deflasi antara lain bawang merah, cabai merah, tomat, dan daging ayam," jelasnya.
Hari ini, pukul 11.11 WIB, terlihat bahwa salah satu bahan pokok mengalami penurunan harga, yaitu daging ayam ras segar. Tidak ada kenaikan harga pada sembako lainnya. Harga daging ayam ras segar turun dari Rp33.500 menjadi Rp33.000 per kilogram. Grafik menunjukkan tren penurunan harga daging ayam ras segar selama sepekan terakhir. Sebagai perbandingan, harga rata-rata daging ayam ras di seluruh provinsi Indonesia adalah Rp34.150.
Data yang disajikan PIHPS untuk wilayah Provinsi DIY diambil dari rata-rata harga Pasar Beringharjo dan Kranggan. Berikut adalah daftar harga sembako untuk pasar tradisional Jogja per 1 Agustus 2024:
- Bawang merah ukuran sedang: Rp25.250/kg
- Bawang putih ukuran sedang: Rp43.000/kg
- Beras kualitas bawah I: Rp13.150/kg
- Beras kualitas bawah II: Rp12.250/kg
- Beras kualitas medium I: Rp14.750/kg
- Beras kualitas medium II: Rp14.000/kg
- Beras kualitas super I: Rp16.150/kg
- Beras kualitas super II: Rp15.250/kg
- Cabai merah besar: Rp40.000/kg
- Cabai merah keriting: Rp35.000/kg
- Cabai rawit hijau: Rp55.000/kg
- Cabai rawit merah: Rp68.750/kg
- Daging ayam ras segar: Rp33.000/kg
- Daging sapi kualitas 1: Rp140.000/kg
- Daging sapi kualitas 2: Rp132.500/kg
- Gula pasir kualitas premium: Rp17.500/kg
- Gula pasir lokal: Rp17.150/kg
- Minyak goreng curah: Rp16.250/kg
- Minyak goreng kemasan bermerk 1: Rp19.000/liter
- Minyak goreng kemasan bermerk 2: Rp18.000/liter
- Telur ayam ras segar: Rp26.500/kg
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) adalah platform yang dikelola oleh Bank Indonesia sejak tahun 2016. PIHPS menyajikan data harga barang pokok yang signifikan dalam membentuk angka inflasi.
Sementara itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan bahan pangan menjadi momok di tengah terjadinya deflasi sebesar 0,08 persen pada Juni 2024.
Bhima membeberkan, di saat kondisi deflasi 0,08 persen seperti ini, bahan pangan masih mengalami inflasi sebesar 5,96 persen.
“Tapi inflasi barang yang bergejolak atau bahan pangan ini secara tahunan masih 5,96 persen, hampir 6 persen,” ujar Bhima kepada KabarBursa, Selasa, 2 Juli 2024.
Bhima menyatakan situasi seperti ini menjadikan bahan makanan momok yang membuat deflasi tidak serta merta berimbas positif bagi perekonomian.
Kondisi ini, lanjut dia, justru menjadi peringatan karena bahan makanan itu sangat sensitif terhadap penduduk, terutama warga kelas menengah.
“Ketika terjadi deflasi tapi bahan makanan masih mencatatkan inflasi, maka ini menjadi warning, karena bahan makanan itu sangat sensitif terhadap penduduk miskin, kelas menengah,” ujarnya.
Bhima pun khawatir keadaan ini bisa berimbas kepada pembelian kebutuhan lainnya seperti elektronik, alat rumah tangga, hingga barang otomotif.
“Jadi jangan sampai karena bahan makanan naik, masyarakat pasti akan mendahulukan membeli makanan, sedangkan keinginan untuk membeli barang elektronik, peralatan rumah tangga, barang otomotif, suku cadang, kendaraan bermotor, atau barang sekunder dan tersier itu akan direm. Itu yang perlu dicermati,” tuturnya.
Di sisi lain, Bhima memprediksi deflasi pada Juni 2024 terjadi dikarenakan banyaknya PHK. Kondisi ini mengakibatkan menurunnya sisi permintaan.
“Bisa jadi ini menunjukan gelombang PHK yang terjadi telah menurunkan sisi permintaan sehingga produsen juga tidak terlalu berani untuk menyesuaikan harga,” katanya.
Meskipun faktanya nilai tukar rupiah dan suku bunga membuat biaya produksi menjadi naik, Bhima melihat produsen belum berani untuk menaikkan harga di tingkat retail.
Lebih lanjut, Bihima menuturkan, pada deflasi Juni 2024 ini, inflasi intinya sangat kecil. Kata dia, inflasi inti year on year (yoy) atau secara tahunan itu hanya 1,9 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa deflasi telah terjadi selama dua bulan berturut-turut yaitu pada Mei dan Juni 2024. Deflasi secara bulanan atau month to month (mtm) pada Mei sebesar 0,03 persen, sedangkan Juni mencapai 0,08 persen.
Secara lebih rinci, berdasarkan tahunan, IHK umum turun menjadi 2,51 persen year-on-year (yoy) pada Juni 2024 dari 2,84 persen yoy pada Mei 2024. Inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) untuk semester pertama tahun 2024 tercatat 1,07 persen, lebih rendah dari inflasi ytd 1,37 persen yang tercatat pada semester pertama 2023.(*)