KABARBURSA.COM - Selama sepekan terakhir, sektor kesehatan atau IDX Healthcare menjadi bintang di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kenaikan tertinggi di antara semua sektor, yaitu sebesar 3,59 persen ke posisi 1.551,825. Sejumlah saham emiten kesehatan mencatatkan kenaikan signifikan, mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap prospek sektor ini meskipun ekonomi global dan domestik menghadapi tantangan.
Di sektor kesehatan, PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) mencatatkan kenaikan harga saham tertinggi dengan lonjakan 19,86 persen dalam sepekan terakhir. Saham perusahaan farmasi ini menjadi sorotan investor seiring meningkatnya permintaan obat-obatan dan produk kesehatan.
Di belakang PYFA, terdapat PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) yang menguat 11,49 persen dan PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) dengan kenaikan 9,03 persen. Kedua perusahaan rumah sakit besar ini terus menunjukkan kinerja yang solid, didukung oleh kebutuhan layanan kesehatan yang tinggi di Indonesia.
Saham Emiten Kesehatan Lainnya
Selain itu, saham-saham emiten kesehatan lainnya juga ikut mencatatkan performa positif, di antaranya:
- PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) naik 4,14 persen,
- PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) dengan kenaikan 3,33 persen,
- PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) naik 1,97 persen, dan
- PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) yang mencatatkan kenaikan 1,48 persen.
Di sisi lain, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. (DVLA) dan PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) juga mengalami penguatan, meskipun lebih moderat, dengan kenaikan masing-masing 0,88 persen dan 0,68 persen.
Meski dihadapkan dengan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), yang memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin dari posisi 5,25 persen - 5,5 persen menjadi 4,75 persen - 5 persen, sektor kesehatan tetap menunjukkan kinerja impresif. Pemangkasan suku bunga ini turut diikuti oleh Bank Indonesia (BI) yang memangkas BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen pada Rabu, 18 September 2024.
Menurut Muhammad Wafi, analis dari RHB Sekuritas Indonesia, meskipun sentimen global terkait pemangkasan suku bunga The Fed berdampak luas, sektor kesehatan berhasil mempertahankan momentum positifnya. Emiten-emiten seperti MIKA, SIDO, dan HEAL terus menunjukkan tren penguatan berkat fundamental yang kuat dan dukungan anggaran pemerintah di sektor kesehatan.
Sementara itu, Nafan Aji Gusta, analis dari Mirae Asset Sekuritas, menambahkan bahwa prospek sektor kesehatan diproyeksikan tetap cerah ke depan. Penguatan harga saham emiten-emiten seperti Kalbe Farma Tbk. (KLBF), MIKA, SILO, dan HEAL menegaskan keyakinan pasar akan potensi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dukungan Pemerintah dan Fundamental Kuat
Optimisme terhadap sektor kesehatan juga diperkuat oleh komitmen pemerintah untuk meningkatkan anggaran di bidang kesehatan. Langkah ini diyakini akan memperkuat fundamental emiten kesehatan, memberikan peluang lebih besar bagi pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan.
Selain itu, peningkatan permintaan layanan kesehatan dan farmasi akibat penuaan populasi dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan, menjadi faktor pendukung lainnya bagi penguatan saham di sektor ini.
Kinerja saham sektor kesehatan selama sepekan terakhir mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek positif di tengah tantangan global. Dengan dukungan kebijakan pemerintah dan sentimen pasar yang positif, sektor ini berpotensi terus tumbuh dan memberikan peluang investasi yang menarik bagi pelaku pasar. Emiten-emiten besar seperti PYFA, HEAL, dan SILO diperkirakan akan terus menjadi penggerak utama, dengan fundamental yang kuat dan dukungan dari tren permintaan yang meningkat di sektor kesehatan.
Sekilas Kinerja Saham Kesehatan
Berikuti ini sekilah kinerja saham kesehatan yang dirangkum Kabarbursa.com:
PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC)
Kenaikan harga saham sebesar 1.47 persen menunjukkan momentum positif untuk TSPC dalam perdagangan terbaru, terutama setelah pembukaan yang stabil di level Rp2,730. Saham bergerak dalam rentang yang relatif sempit antara Rp2,680 dan Rp2,820, menunjukkan volatilitas yang terkendali.
Volume pembelian Rp3,9 miliar yang lebih tinggi dibandingkan dengan volume penjualan Rp2,8 miliar menunjukkan minat beli yang kuat di pasar, dengan investor lebih memilih untuk membeli dibandingkan menjual.
Valuasi saham yang mendekati harga rata-rata menunjukkan stabilitas, dan nilai transaksi yang cukup tinggi mengindikasikan likuiditas yang baik.
Secara keseluruhan, TSPC menunjukkan performa positif dengan kenaikan harga yang stabil, dukungan dari volume pembelian yang lebih besar, dan volatilitas yang terkendali. Meskipun terdapat fluktuasi harian, tren saat ini tampak menguntungkan bagi investor. Jika tren ini berlanjut, TSPC dapat menjadi pilihan menarik dalam portofolio investasi, terutama jika didukung oleh kinerja fundamental yang baik dan sentimen positif di sektor kesehatan.
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA)
Kenaikan harga saham sebesar 1.64 persen menunjukkan tren positif, dengan harga penutupan yang lebih tinggi dari harga pembukaan, yang menunjukkan permintaan yang kuat.
Saham bergerak antara Rp3,020 dan Rp3,120. Meskipun terdapat fluktuasi, pergerakan harga tampak cukup stabil, dengan harga tertinggi mendekati level tertinggi baru.
Volume pembelian Rp29,9 miliar yang sangat tinggi dibandingkan dengan volume penjualan RP4,4 miliar menunjukkan minat beli yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa lebih banyak investor yang tertarik untuk membeli saham MIKA.
Nilai transaksi yang besar Rp43 miliar dan harga rata-rata mendekati harga penutupan Rp3,603 menunjukkan likuiditas yang baik dan minat yang kuat di pasar.
Secara keseluruhan, MIKA menunjukkan performa yang kuat dengan kenaikan harga yang stabil, dukungan dari volume pembelian yang jauh lebih besar dibandingkan penjualan, dan volatilitas yang terkendali. Kenaikan harga yang positif dan dukungan volume menunjukkan sentimen pasar yang baik terhadap emiten ini.
PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA)
Tidak ada perubahan harga pada hari ini, menunjukkan bahwa saham tetap stabil di level Rp3,110. Ini bisa menunjukkan bahwa pasar sedang menunggu katalis yang lebih kuat sebelum mengambil posisi.
Saham bergerak antara Rp3,090 dan Rp3,160. Meskipun tidak ada perubahan harga, pergerakan harga harian menunjukkan fluktuasi yang wajar.
Volume penjualan Rp913,0 juta yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan volume pembelian Rp42,3 juta menunjukkan bahwa lebih banyak investor menjual saham daripada membeli. Ini bisa jadi indikasi bahwa ada tekanan jual yang lebih besar di pasar.
Nilai transaksi Rp3,5 miliar yang rendah dibandingkan dengan emiten lainnya menunjukkan likuiditas yang lebih rendah. Rata-rata harga yang sedikit lebih rendah dari harga penutupan menunjukkan bahwa saham mungkin berada dalam fase konsolidasi.
Saham PRDA menunjukkan stabilitas dengan tidak adanya perubahan harga harian, namun ada indikasi tekanan jual yang lebih besar berdasarkan volume penjualan yang tinggi. Meskipun fluktuasi harga harian tetap ada, situasi ini bisa menjadi tanda bahwa investor menunggu informasi lebih lanjut sebelum membuat keputusan.
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO)
SIDO menunjukkan kenaikan harga sebesar 1.48 persen dari pembukaan hingga penutupan hari ini, mencerminkan sentimen positif di kalangan investor.
Saham bergerak antara Rp670 dan Rp685. Pergerakan harga menunjukkan volatilitas yang wajar dengan margin pergerakan yang kecil, menunjukkan stabilitas.
Volume pembelian Rp11,3 miliar yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan volume penjualan Rp1,3 miliar menunjukkan bahwa sentimen pasar cenderung bullish, dengan lebih banyak investor yang berinvestasi di saham ini.
Nilai transaksi yang signifikan Rp17,1 miliar menunjukkan likuiditas yang baik, dan rata-rata harga yang mendekati harga penutupan Rp680 menunjukkan stabilitas harga di level tersebut.
Saham SIDO menunjukkan kinerja yang positif dengan kenaikan harga harian dan volume pembelian yang lebih tinggi dibandingkan penjualan. Ini mencerminkan minat yang kuat dari investor, serta potensi pertumbuhan yang baik ke depan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.