Logo
>

IHSG Akhir Pekan Perkasa di Level 7,154, Rupiah Lagi-Lagi Melemah Tipis

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Akhir Pekan Perkasa di Level 7,154, Rupiah Lagi-Lagi Melemah Tipis

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 47 poin atau naik 0,66 persen ke level 7,154 pada perdagangan Jumat, 17 Januari 2025.

    Merujuk data perdagangan RTI Business, pada hari ini IHSG bergerak di kisaran 7,178 hingga 7,084. Adapun volume perdagangan terpantau Rp21,090 miliar saham dengan transaksi mencapai Rp11,436 triliun, sementara itu frekuensi perdagangan mencapai 1,324,825 kali.

    Adapun sebanyak 240 saham terpantau menguat, 330 saham di zona merah, dan 236 saham mengalami stagnan.

    Sementara itu mengutip Stockbit, RATU menduduki posisi pertama top gainer. Diikuti PTIS, AGAR, JECC, dan CPRO. Sedangkan saham-saham yang berada di top loser yaitu BRRC, GULA, GPSO, KEJU, dan GRPM.

    Indeks LQ45 turut mengalami penguatan sebesar 0,53 persen pada perdagangan hari ini. Adapun saham yang menjadi penopang adalah GOTO dengan catatan performa 5,00 persen.

    Dari sektoral, mayoritas sektor terpantau berada di zona hijau di antaranya sektor energi, cyclical, finance, industrial, non cylclical, properti, dan teknologi. Sedangkan sektor-sektor yang melemah yaitu basic ind, health, infrastruktur, dan transportasi.

    Diberitakan tadi pagi, IHSG memang diproyeksikan menguat tipis pada perdagangan menjelang akhir pekan ini, Jumat, 17 Januari 2025.

    Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG menuat tipis sebesar 0,39 persen ke level 7,107. Analis menyebut penguatan IHSG telah mencapai target minimal yang kami berikan dan tertahan resistance 7,197.

    “Kami memperkirakan, penguatan IHSG ini merupakan bagian awal dari wave [c] dari wave B pada skenario hitam, maka masih terdapat peluang IHSG menguat menguji 7,222-7,323,” kata Tim Analis MNC sekuritas dalam keterangannya, Senin, 17 Januari 2025.

    Pihak MNC Sekuritas menyebut, apabila IHSG terkoreksi agresif menembus 6,931, maka diperkirakan IHSG akan menguji 6,742-6,835 untuk membentuk wave [c] dari wave Y. Sedangkan untuk level support berada di level 6,931, 6,843 dan resistance di level 7,197.

    RATU Ngegas di Posisi Atas

    Saham PT Ratu Prabu Energi Tbk (RATU) langsung ngegas usai Bursa Efek Indonesia atau BEI mencabut gemboknya. Sejak dibuka hingga tutup bursa, RATU langsung menyentuh papan atas atau ARA.

    Mengutip data Stockbit hari ini, saham mencetak performa gemilang pada perdagangan terkini dengan kenaikan signifikan dalam harga dan volume transaksi. Pada penutupan pasar, saham RATU melonjak tajam hingga mencapai harga Rp5.400 per saham, melampaui harga sebelumnya di Rp4.330, dengan kenaikan 24,71 persen.

    Kinerja impresif ini menempatkan RATU pada posisi Auto Rejection Atas (ARA) di level maksimal yang diperbolehkan dalam satu hari perdagangan.

    Sepanjang sesi perdagangan, saham RATU hanya bergerak di satu harga, yaitu Rp5.400, menunjukkan minat beli yang tinggi dan konsisten dari para pelaku pasar. Nilai transaksi saham ini mencatatkan angka fantastis sebesar Rp108,8 miliar, dengan total volume mencapai 202 ribu lot.

    Tingginya frekuensi perdagangan hingga 36.753 kali menggarisbawahi tingginya antusiasme investor terhadap saham ini.

    Menariknya, meskipun ada penawaran dari pihak yang ingin menjual dengan nilai hingga Rp302,4 juta, tidak ada laporan transaksi pembelian dari pihak asing. Hal ini menunjukkan bahwa lonjakan harga didorong oleh aktivitas investor domestik yang mendominasi pergerakan saham RATU.

    Sebagai perusahaan di sektor energi, RATU berhasil memikat perhatian pasar di tengah ekspektasi akan pertumbuhan sektor ini yang kian positif. Keberhasilan saham RATU menutup sesi pada level ARA, dengan nilai rata-rata perdagangan yang konsisten di Rp5.400, mencerminkan sentimen pasar yang kuat terhadap prospek perusahaan.

    Jika momentum ini terus terjaga, RATU berpotensi menarik lebih banyak minat dari kalangan investor.

    Namun, meski menunjukkan performa yang mencolok, investor tetap perlu mencermati faktor fundamental perusahaan serta dinamika sektor energi secara keseluruhan, mengingat kenaikan tajam dalam waktu singkat sering kali disertai risiko volatilitas yang tinggi.

    Lonjakan yang signifikan ini menjadi bukti potensi saham RATU, namun kehati-hatian tetap harus menjadi prioritas dalam mengambil keputusan investasi.

    Rupiah Melemah Tipis

    Rupiah ditutup melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat pada Jumat, 17 Januari 2025, meski tetap tertolong oleh sentimen positif dari pertumbuhan ekonomi China yang melampaui target.

    Menurut data Bloomberg, pada pukul 15.00 WIB, rupiah berada di level Rp16.380 per dolar AS, melemah 4 poin atau 0,02 persen dibandingkan dengan penutupan Kamis, 16 Januari, yang berada di level Rp16.376 per dolar AS.

    Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berlangsung pada 14-15 Januari 2025, bank sentral memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate menjadi 5,75 persen.

    Gubernur BI Perry Warjiyo, menjelaskan langkah ini bertujuan untuk memastikan inflasi tetap terkendali di kisaran target 2,5 persen ± 1 persen pada tahun 2025 dan 2026, sekaligus memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Keputusan ini juga diambil dalam upaya menjaga stabilitas makroekonomi di tengah berbagai tantangan global.

    Di sisi lain, data ekonomi China yang dirilis pagi tadi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2024 mencapai 5,4 persen secara tahunan (yoy), lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 5,0 persen dan jauh di atas pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 4,6 persen.

    Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi China untuk tahun 2024 tercatat sebesar 5,0 persen, sesuai dengan target pemerintahnya.

    Lukman menilai bahwa data dari China ini memberikan sentimen positif bagi pasar, termasuk untuk rupiah, sehingga pelemahan nilai tukar pada hari ini tetap terkendali dan sangat tipis.

    “Jika bukan karena pertumbuhan ekonomi China yang solid, tekanan terhadap rupiah kemungkinan akan lebih besar, terutama dengan sentimen negatif yang datang dari pemangkasan suku bunga BI,” tambahnya.

    Secara keseluruhan, meskipun ada tekanan dari kebijakan moneter domestik, dukungan dari data ekonomi global seperti pertumbuhan China mampu menjaga pergerakan rupiah tetap stabil di tengah tantangan pasar. Hal ini menegaskan bahwa faktor eksternal masih menjadi elemen penting dalam mempengaruhi arah pasar keuangan Indonesia.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.