KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok pada perdagangan hari ini, turun 94,43 poin atau 1,40 poin ke level 6.648,14 pada Senin, 10 Februari 2025 pukul 16.00 WIB.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), tekanan jual mendominasi sepanjang sesi, membawa IHSG bergerak dalam rentang 6.600 sebagai level terendah dan 6.750 sebagai level tertinggi hari ini.
Total nilai transaksi di seluruh pasar mencapai Rp10,99 triliun dengan volume perdagangan sebesar 168,63 juta lot dan frekuensi transaksi mencapai 1,29 juta kali. Sementara itu, di pasar reguler, tercatat volume perdagangan sebesar 158,27 juta lot dengan nilai transaksi Rp10,18 triliun.
Pada perdagangan hari ini sejumlah saham mengalami kenaikan dan masuk jajaran top gainers. Ada PT Tanah Laut Tbk dengan kode saham INDX yang meroket 30,95 persen atau naik 26 poin ke level Rp110 per lembar saham.
Di posisi berikutnya, PT Fortune Mate Indonesia Tbk dengan kode saham FMII mengalami kenaikan 25 persen atau naik 110 poin ke level Rp550 per lembar saham.
Saham produsen logam, PT Lion Metal Works Tbk dengan kode saham LION, juga melonjak 25 persen atau bertambah 119 poin ke level Rp595 per lembar saham, menunjukkan minat beli yang kuat di sektor industri.
Sementara itu, PT Sillo Maritime Perdana Tbk dengan kode saham SHIP turut mencatatkan kenaikan 25 persen atau naik 195 poin, ditutup di level Rp975 per lembar saham.
Kinerja positif juga diperlihatkan oleh PT Perdana Bangun Pusaka Tbk dengan kode saham KONI yang naik 24,7 persen atau bertambah 310 poin ke level Rp1.565 per lembar saham.
Selain saham-saham yang mengalami kenaikan, ada sejumlah emiten yang mengalami koreksi besar-besaran.
PT Multi Medika Internasional Tbk dengan kode saham MMIX yang anjlok 24,26 persen atau turun 49 poin ke level Rp153 per lembar saham. Tekanan jual yang tinggi menyebabkan saham itu berada di posisi teratas dalam daftar top losers.
PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk dengan kode saham CUAN juga mengalami pelemahan signifikan, turun 19,87 persen atau kehilangan 2.250 poin ke level Rp9.075 per lembar saham.
Koreksi tajam turut dialami oleh PT Sona Topas Tourism Industry Tbk dengan kode saham SONA yang melemah 17,76 persen atau turun 810 poin ke level Rp3.750 per lembar saham.
Selanjutnya, PT Artha Mahiya Investama Tbk dengan kode saham AIMS mencatatkan penurunan 15,95 persen atau turun 74 poin ke level Rp390 per lembar saham. Sementara itu, PT Indosat Tbk dengan kode saham ISAT turut mengalami tekanan jual, melemah 13,51 persen atau turun 300 poin ke level Rp1.920 per lembar saham.
IHSG Dibuka Lesu, Turun 0,60 Persen
IHSG dibuka melemah sebesar 40 poin atau turun 0,60 persen ke level 6.701 pada perdagangan Senin, 10 Februari 2025. Pada pembukaan pagi ini, sebanyak 138 saham terpantau menguat, 84 saham melemah, dan 295 saham stagnan.
Merujuk data perdagangan Stockbit, saham MPOW (10.68 persen) berada di posisi teratas top gainer. Sedangkan untuk peringkat kedua ada BUVA (10,59 persen), diikuti OBAT (8,47 persen), ISAP (8,33 persen), dan PPRI (6,67 persen).
Adapun saham-saham yang mengalami koreksi paling dalam yakni SONA (24,78 persen), CUAN (14,57 persen), NAYZ (9,90 persen), OLIV (9,09 persen), dan GRPM (5,00 persen).
Di sisi lain, Reliance Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak pada kisaran support pada level 6.653 dan resistance pada level 6.826 dengan kecenderungan melemah.
“Secara teknikal, candle IHSG berbentuk bearish harami, serta indikator Stochastic dan MACD dead cross. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar melanjutkan penurunannya,” tulis Reliance dalam risetnya.
Sementara itu Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG bakal terkoreksi agresif 1,93 persen ke level 6.742 disertai munculnya tekanan jual.
“Kami perkirakan posisi IHSG sudah berada di akhir wave (iii) dan wave [c], sehingga koreksinya akan relatif terbatas dan berpeluang menguat untuk membentuk wave (iv) ke rentang area 6,767-6,891 sekaligus menutup area gap yang ada,” tulis tim analis MNC Sekuritas dalam keterangannya, Senin, 10 Februari 2025.
MNC Sekuritas mengungkapkan, level support pada perdagangan pagi ini adalah 6,639, 6,542. Sedangkan untuk resistance berada di level 6,830, 6,931.
Adapun beberapa saham yang direkomendasikan oleh tim MNC sekuritas pada perdagangan pagi ini, antara lain: BBRI, ITMG, MIKA, dan TOBA.
Ada Peluang di Balik Pelemahan IHSG
Senior Technical Analyst Panin Sekuritas, Mayang Anggita, mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang anjlok signifikan pada penutupan Jumat, 7 Februari 2025, bisa menjadi peluang bagi para investor.
Mayang melihat bahwa IHSG saat ini sedang menguji area support di level 6.700 sampai 6.750. Dengan pola hammer candle, terdapat peluang untuk rebound ke level 6.830.
“Tapi di sisi lain, stochastic-nya ini arahnya masih ke bawah, artinya masih ada kemungkinan untuk melanjutkan kelemahan. Support-nya itu sebenarnya enggak terlalu jauh, ada di sekitar 6.600,” kata Mayang dalam segmen Dialog Analis Kabar Bursa Hari Ini di kanal YouTube KabarBursaCom pada Jumat, 7 Februari 2025.
Menurut dia, IHSG mengalami tekanan jual yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Kendati demikian, kondisi itu bisa menjadi peluang bagi investor untuk mendapatkan saham-saham berkualitas dengan harga miring.
Contohnya saham di sektor keuangan, meski sempat terjun tajam. Pada perdagangan hari ini berpotensi menjadi titik balik untuk rebound dalam waktu dekat.
“Kalau saya melihat indeks sektor finansial, posisi saat ini masih ada di sekitar area support. Justru, dengan kondisi IHSG yang turun cukup dalam, ini sebetulnya sebuah peluang. Di mana kita bisa mendapatkan saham-saham bagus dengan kondisi yang sudah terdiskon cukup dalam,” ujar dia.
Mayang membeberkan beberapa saham perbankan utama seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pada Jumat, 7 Februari 2025 malah mulai menunjukkan tanda-tanda rebound setelah mengalami pelemahan dalam sepekan terakhir.
“BBRI naik 1,51 persen, BMRI juga sudah rebound 0,98 persen, dan BBCA naik lebih tinggi lagi, yaitu 4,47 persen. Untuk BBCA, posisinya cukup baik karena ada bullish divergence,” ucap dia.
Mayang menyarankan investor untuk melakukan pembelian bertahap alias buy on weakness, alih-alih langsung mengalokasikan seluruh modalnya dalam sekali transaksi. Namun tetap memperhatikan kinerja keuangannya.
Sementara untuk sektor energi, bahan baku, dan infrastruktur mengalami koreksi tajam, yang menurut Mayang disebabkan oleh aksi ambil untung setelah mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Mayang memilih untuk menunggu keputusan resmi sebelum memberikan spekulasi lebih lanjut untuk melihat apakah fluktuasi harga saham salah satunya karena kebijakan Bank Indonesia dalam menetapkan suku bunga. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.