KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penguatan pada Senin, 3 Juni 2024, dengan pelaku pasar yang sedang memantau data inflasi Indonesia untuk periode Mei 2024.
IHSG membuka perdagangan dengan penguatan 59,46 poin atau 0,85 persen, mencapai posisi 7.030,20. Sementara itu, Indeks LQ45 yang merupakan kelompok 45 saham unggulan juga mengalami kenaikan sebesar 12,33 poin atau 1,41 persen, mencapai posisi 883,75.
Menurut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas, para analis memperkirakan bahwa inflasi pada bulan Mei 2024 akan mencapai 0,06 persen secara bulanan (month to month), dengan proyeksi penurunan menjadi 2,94 persen secara tahunan (year on year) pada Mei 2024. Mereka juga memperkirakan inflasi inti akan berada pada level 1,85 persen secara tahunan (yoy).
Penguatan IHSG pada pagi Senin, 3 Juni 2024, ini mengindikasikan respons positif dari pasar terhadap proyeksi inflasi yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Para pelaku pasar tampaknya memperhatikan data ekonomi dan kebijakan moneter yang dapat memengaruhi pergerakan pasar saham dalam waktu dekat.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho menambahkan, dalam jangka pendek IHSG diprediksi mengalami teknikal rebound, dengan support 1 di level 6.985 dan support 2 di level 6.897. Menurutnya, apabila terjadi teknikal rebound, maka IHSG berpotensi menguji resistance 1 di level 7.108, lalu apabila masih kuat maka level resistance 2 akan berada di kisaran 7.214. "Untuk saham BREN sendiri tentu berpengaruh cukup signifikan ke IHSG, kita harus lihat dulu setelah tekanan jual di BREN mereda," ujar Adityo.
Lebih lanjut, Chief Executive Officer (CEO) PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, memprediksi bahwa IHSG berpotensi untuk menguat pada perdagangan hari ini. Dia menjelaskan, mengawali bulan Juni 2024, IHSG terlihat masih memiliki potensi kenaikan jangka panjang. "Penantian rilis data perekonomian awal bulan berupa data inflasi, diperkirakan masih akan menunjukkan kondisi stabil," ujar William.
Dia mengatakan, hal itu dapat menjadi salah satu sentimen positif bagi pola gerak IHSG, sehingga hari ini IHSG berpotensi menguat. "IHSG diprediksi menguat di level 6.954-7.203," ujarnya.
Dari dalam negeri, akan terdapat rilis inflasi Mei 2024 yang diproyeksikan akan melandai, sejalan dengan melemahnya permintaan dan menurunnya harga sejumlah barang pokok pasca Lebaran Idul Fitri.
Konsensus memperkirakan inflasi Mei 2024 akan menembus 0,06 persen (mtm), dan inflasi secara tahunan diperkirakan akan melandai menjadi 2,94 persen (yoy) pada Mei 2024, dan inflasi inti diproyeksikan ada di angka 1,85 persen (yoy).
Dari mancanegara, data ekonomi terbaru Amerika Serikat (AS) yakni Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS meningkat 0,3 persen pada April 2024, yang mendorong pergerakan Wall Street. Data ini menunjukkan belanja konsumen AS melambat lebih dari yang diperkirakan.
Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman mengatakan IHSG diprediksi menguat karena terungkit kenaikan bursa Amerika Serikat akhir pekan lalu. Dia mengatakan, hari ini IHSG akan bergerak di level support 6.880-6.940 dan level resistance berada di 7.000-7.040.
Akhir pekan lalu Dow Jones Industrial Average naik 1,51 persen menjadi 38.686,32. S&P 500 naik 0,80 persen menjadi 5.277,51. Nasdaq Composite turun tipis 0,01 persen menjadi 16.735,02. “Hari ini IHSG berpotensi sedikit teknikal rebound, efek dari kenaikan bursa AS Jumat lalu," kata Fanny.
Dari Eropa, di Inggris terdapat rilis data S&P Manufacturing PMI yang diperkirakan akan berada di zona ekspansi atau di level 51,3 pada Mei 2024, seiring dengan optimisme akan pulihnya permintaan serta perbaikan kondisi manufaktur secara menyeluruh. Selain itu, Hamburg Commercial Bank (HCOB) Manufacturing PMI bulan Mei di Jerman dan area Eropa menunjukkan ekspektasi peningkatan masing-masing di level 45,4 dan 47,4 di Mei 2024.
Dari Asia, data Caixin Manufacturing PMI China periode Mei 2024 diperkirakan akan mempertahankan level ekspansinya menjadi 51,5 dari angka sebelumnya sebesar 51,4 pada April 2024, sedangkan, rilis National Bureau of Statistics (NBS) Manufacturing bulan Mei justru mengindikasikan kontraksi pada PMI Manufacturing China yakni di level 49,5 atau berada di bawah level konsensus 50,5.
Sementara itu, pada akhir pekan lalu indeks utama Wall Street ditutup beragam. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,51 persen menjadi 38.686,32, indeks S&P 500 menguat 0,80 persen ke level 5.277,51, sementara Nasdaq Composite turun tipis 0,01 persen ke 16.735,02. Selama Mei 2024, S&P 500 naik sekitar 4,8 persen,, Nasdaq melonjak 6,9 persen dan Dow naik 2,4 persen.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 374,90 poin atau 0,97 persen ke 38.862,80, indeks Hang Seng menguat 439,00 poin atau 2,43 persen ke 18.518,13, indeks Shanghai menguat 1,32 poin atau 0,04 persen ke 3.088,13, dan indeks Straits Times menguat 5,70 poin atau 0,17 persen ke 3.342,30. (*)