KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG berpeluang menembus level 7.800 dalam jangka menengah. Namun, ada beberapa kondisi yang perlu dicermati para investor.
Diketahui, IHSG ditutup menghijau setelah menguat sebesar 0,94 persen atau menanjak 71 poin ke level 7.614 pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025.
Analis sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana mengatakan penguatan ini tak lepas dari kombinasi sentimen positif baik dari global maupun domestik.
Dari sisi global, ia menyebut pasar merespons positif meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, serta optimisme menjelang pembicaraan dagang AS–China yang digelar di Stockholm.
"Selain itu, pelaku pasar juga tengah menantikan arah kebijakan suku bunga The Fed, di mana ekspektasi pasar cenderung mengarah pada sikap dovish dalam beberapa bulan mendatang. Sementara itu, harga komoditas energi seperti minyak mentah turut menguat, memberikan sentimen tambahan bagi saham-saham berbasis sumber daya alam," ujar dia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com, Senin, 28 Juli 2025.
Dari dalam negeri, penguatan IHSG dipengaruhi oleh kekuatan fundamental Indonesia yang tetap menjadi penopang utama. Menurut Hendra, investor merespons positif tren pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil di tengah ketidakpastian global.
Ia menyampaikan proyeksi penurunan suku bunga Bank Indonesia pada akhir tahun juga menjadi katalis tambahan, memberikan ruang untuk cost of fund yang lebih rendah bagi dunia usaha.
"Sektor-sektor seperti infrastruktur, energi, dan basic materials mengalami penguatan signifikan, tercermin dari kenaikan indeks sektoral IDXINFRA (+2,61 persen), IDXENERGY (+1,36 persen), dan IDXBASIC (+2,25 persen)," jelasnya.
Ia menyatakan kondisi tersebut menunjukkan bahwa investor tengah memburu saham-saham yang berkaitan dengan proyek hilirisasi, transisi energi, dan pembangunan infrastruktur.
Secara teknikal, Hendra melihat IHSG telah berhasil menembus resistance kuat dan membuka ruang penguatan menuju 7.675–7.700 dalam jangka pendek, bahkan berpotensi menguji area 7.800–7.850 dalam jangka menengah.
"Namun, potensi aksi ambil untung tetap perlu diwaspadai, mengingat indeks telah naik sekitar 4 persen dalam sepekan terakhir. Investor disarankan melakukan seleksi saham secara ketat agar tetap optimal dalam merespons volatilitas jangka pendek," ungkapnya.
Saham-saham Patut Dicermati
Dalam kondisi seperti ini, Hendra mengatakan sejumlah saham menarik untuk dicermati. Seperti ADRO yang menurutnya direkomendasikan buy dengan target Rp2.100.
"Karena potensi rebound teknikal serta transformasi bisnis yang kini berfokus pada energi hijau dan logam masa depan," terangnya.
Hendra juga menyoroti saham BRMS dengan target Rp480, seiring eksplorasi tembaga yang agresif di Gorontalo yang sejalan dengan tren global transisi energi.
Selain itu, lanjut Hendra, saham MBMA juga direkomendasikan buy dengan target Rp620 karena eksposurnya ke rantai pasok baterai EV. Tak ketinggalan, JPFA sebagai saham defensif di sektor konsumsi, dinilai menarik dengan target Rp1.850 di tengah prospek permintaan protein yang stabil.
"Dengan kombinasi sentimen global yang membaik dan prospek domestik yang tetap solid, IHSG berpeluang melanjutkan reli dalam waktu dekat, meski tetap perlu disertai kewaspadaan terhadap gejolak jangka pendek," pungkasnya. (*)