KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat sebesar 15,03 poin atau naik 0,21 persen ke level 7,179 pada perdagangan di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
Merujuk data perdagangan RTI Business, sebanyak 187 saham terpantau di zona hijau, 68 saham melemah, dan 276 saham mengalami stagnan.
Sementara itu mengutip perdagangan Stockbit, MPXL menduduki peringkat pertama top gainer dengan 13,61 persen, diikuti KOBX 12,72 persen, NANO 10,00 persen, dan RELF dengan 10,00 persen.
Adapun saham-saham yang mengalami koreksi paling dalam di antaranya ACRO -19,05 persen, RCCC -10,00 persen, SPRE -9,46 persen, dan MFIN -9,04 persen.
Hari Ini Diprediksi Menguat
Research Team, PT Reliance Sekuritas memproyeksikan pergerakan IHSG akan bervariasi dengan kecenderungan menguat dengan support pada level 7,100 dan resistance pada level 7,217.
"Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk doji, indikator MACD golden cross serta masih di atas MA5. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar melanjutkan kenaikannya," tulis Reliance dalam risetnya yang diterima kabarbursa.com.
Reliance menyampaikan terdapat sejumlah saham yang berpotensi naik beberapa hari mendatang seperti CLEO, RAJA, ARTO, LSIP.
Di sisi lain, Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG menguat tipis, yakni sebesar 0,02 persen ke level 7,164 disertai munculnya tekanan jual.
“Selama IHSG masih mampu berada di atas 6,931 sebagai supportnya, maka posisi IHSG saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave B dari wave (2). Hal tersebut berarti, IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 7,162-7,421,” kata Tim analis MNC Sekuritas dalam keterangannya, Senin, 6 Januari 2024.
MNC Sekuritas mengungkapkan, level support pada perdagangan pagi hari ini adalah 6,931, 6,843. Sedangkan untuk resistance berada di level 7,182, 7,263.
Adapun beberapa saham yang direkomendasikan oleh tim analis MNC Sekuritas pada perdagangan pagi ini, antara lain: ANTM, BBCA, GOTO dan TINS.
IHSG akan Bergerak Sideways
Sementara diberitakan sebelumnya, IHSG diprediksi bakal bergerak sideways pada perdagangan hari ini, Senin, 6 Januari 2025. Secara teknikal, IHSG tertahan oleh resistance dinamis Moving Average 20 (MA20) yang berada di sekitar level 7.218.
Selain itu, pergerakan sideways pada histogram indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) juga menjadi faktor yang menunjukkan perlambatan momentum pasar.
Pada akhir perdagangan Jumat, 3 Januari kemarin, IHSG mencatatkan kenaikan tipis sebesar 1,22 poin atau 0,02 persen, ditutup pada level 7.164. Sepanjang pekan lalu, IHSG membukukan penguatan signifikan sebesar 2,59 persen.
IHSG kemungkinan bergerak dalam kisaran 7.100 hingga 7.200 pada perdagangan Senin, 6 Januari 2025. Sentimen dari pasar global diwarnai dengan perhatian besar terhadap rilis risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), yang dapat memberikan sinyal terkait kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).
Selain itu, data Non-Farm Payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran yang akan dirilis pekan depan diperkirakan menjadi perhatian utama pelaku pasar. Perkiraan penurunan NFP menjadi 150 ribu dari sebelumnya 227 ribu dapat mencerminkan pelemahan di pasar tenaga kerja, sementara tingkat pengangguran diproyeksi meningkat menjadi 4,2 persen.
Jika data ini sesuai atau lebih buruk dari ekspektasi, pasar mungkin memandangnya sebagai indikasi perlambatan ekonomi AS, yang berpotensi memengaruhi sikap The Fed terkait kenaikan suku bunga.
Dari sisi domestik, sejumlah indikator penting juga akan dirilis pekan depan, termasuk indeks keyakinan konsumen (IKK), penjualan ritel, dan cadangan devisa. IKK bulan Desember diperkirakan turun ke level 120 dari sebelumnya 125,90, menggambarkan sedikit penurunan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi.
Namun, penjualan ritel Desember diharapkan membaik berkat momen pergantian tahun yang umumnya meningkatkan konsumsi masyarakat, meskipun daya beli secara keseluruhan masih relatif lemah. Pada bulan sebelumnya, penjualan ritel mencatat pertumbuhan sebesar 1,50 persen secara tahunan atau YoY.
Posisi Devisa Aman
Cadangan devisa Indonesia juga diproyeksikan mengalami peningkatan, tumbuh menjadi USD152 miliar dari sebelumnya USD150,2 miliar, yang mencerminkan posisi devisa yang aman, setara dengan 6,5 bulan impor, jauh di atas standar internasional sebesar tiga bulan.
Senada, Hendra Wardana, Founder Stocknow.id, juga memprediksi bahwa IHSG akan bergerak sideways pada perdagangan esok hari, dengan rentang support di level 7.063 dan resistance di 7.216. Sentimen utama berasal dari pembatalan rencana penerapan PPN 12 persen serta peningkatan Purchasing Managers’ Index (PMI).
Hendra menyarankan investor tetap selektif dalam memilih saham, fokus pada emiten dengan fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhan yang jelas. Strategi diversifikasi investasi juga dinilai penting untuk mengelola risiko di tengah pergerakan IHSG yang terbatas.
Rekomendasi saham untuk pekan depan mencakup trading buy pada saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dengan target harga Rp10.200 per saham. Selain itu, saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) direkomendasikan untuk speculative buy dengan target harga masing-masing Rp1.710 dan Rp885 per saham.
Bagi investor yang ingin memanfaatkan volatilitas jangka pendek, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) disebut cocok untuk strategi day trading dengan target harga Rp450 per saham.
Sementara itu, Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham seperti DOID, MAIN, PNBN, JPFA, ISAT, dan MBMA sebagai pilihan pekan depan. Dengan kombinasi faktor teknikal, sentimen global, dan indikator domestik, pekan depan diprediksi menjadi periode dengan volatilitas terbatas namun tetap menawarkan peluang strategis bagi para investor yang jeli membaca tren pasar. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.