Logo
>

IHSG Dibuka Lesu, Turun 0,82 Persen ke Level 6.593

Pada pembukaan sesi I ini, telah terjadi transaksi yang mencapai Rp337,161 miliar dengan frekuensi perdagangan sebanyak 29.382 kali

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Dibuka Lesu, Turun 0,82 Persen ke Level 6.593
ndeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka melemah sebesar 54 poin atau turun 0,82 persen ke level 6.593. (Foto: Kabar Bursa/Abbas S)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dibuka melemah sebesar 54 poin atau turun 0,82 persen ke level 6.593 pada perdagangan Jumat, 14 Maret 2025.

    Mengutip RTI Business, di pembukaan sesi I ini, telah terjadi transaksi yang mencapai Rp337,161 miliar dengan frekuensi perdagangan sebanyak 29.382 kali. Adapun jumlah saham yang mengalami kenaikan sebanyak 136 saham, 115 saham turun, dan 230 lainnya stagnan.

    Sementara itu mengutip Stockbit, PT Indal Aluminium Industry Tbk (INAI) berada di peringkat pertama top gainer dengan kenaikan 17,10 persen ke level 226. 

    Emiten  PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER) juga naik 11,24 persen ke level 99, lalu ada saham PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) menguat 9,09 persen ke level 72.

    Saham lainnya yang terpantau menanjak adalah PT Menn Teknologi Indonesia Tbk (MENN) sebesar 8,82 persen, dan PT Agung Menjangan Mas Tbk dengan kenaikan 8,70 persen. 

    Dari sisi saham dengan penurunan terbesar atau top losers, PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) menjadi saham yang paling anjlok, turun -7,81 persen ke level 484. 

    Disusul oleh saham PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) yang turun -7,69 persen ke level 216, serta saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) yang melemah -7,41 persen ke level 2.250.

    Dua saham lainnya yang berada di lima besar top losers adalah PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi (JMAS) -6,71 persen dan PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) -5,97 persen. 

    Di sisi lain, Reliance Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran support pada level 6,578 dan resistance di level 6,707 dengan kecenderungan melemah.

    "Secara teknikal, candle IHSG berbentuk black spinning top, masih di atas MA5 dan MA20 namun indikator Stochastic mengindikasikan akan dead cross. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar melanjutkan penurunannya," tulis Reliance dalam risetnya. 

    Adapun Reliance memiliki sejumlah rekomendasi saham hari ini, di antaranya adalah PSAB, BRMS, ANTM, dan INTP.

    PSAB - Buy
    ▪︎ Harga turun menembus MA5.
    ▪︎ Walaupun candle terakhir berbentuk black spinning top, namun kenaikan harga emas menjadi katalis positif untuk naik.
    ▪︎ Stochastic dead cross pada area deep oversold.

    Entry          : 234 – 242
    Resistance : 246 – 256
    Support     : 224
    Target       : 284
    Stoploss     : 222

    BRMS - Buy
    ▪︎ Harga turun menembus MA5.
    ▪︎ Walaupun candle terakhir berbentuk bearish belt hold, namun terlihat histogram hijau dalam indikator MACD (akumulasi beli).
    ▪︎ MACD flat.

    Entry          : 378 – 386
    Resistance : 396 – 412
    Support     : 360
    Target       : 452
    Stoploss     : 358

    ANTM - Buy
    ▪︎ Harga masih di atas MA80.
    ▪︎ Walaupun candle terakhir berbentuk black spinning top, namun kenaikan harga emas menjadi katalis positif untuk naik.
    ▪︎ Stochastic flat.

    Entry          : 1,525 – 1,560
    Resistance : 1,600 – 1,665
    Support     : 1,465
    Target       : 1,800
    Stoploss     : 1,460

    INTP - Buy
    ▪︎ Harga berhasil menembus MA5.
    ▪︎ Candle terakhir membentuk formasi two white soldier, yang mengartikan terdapat peluang besar melanjutkan kenaikannya.
    ▪︎ Stochastic dan MACD golden cross.

    Entry          : 4,700 – 4,830
    Resistance : 5,000 – 5,200
    Support     : 4,450
    Target       : 5,525
    Stoploss     : 4,440

    Pembagian THR Disebut Bisa jadi Katalis Positif IHSG

    Pencairan THR juga diperkirakan akan menjadi katalis positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang Idulfitri 1446 atau 2025 ini.

    Guru Besar Ekonomi Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, menyatakan bahwa aliran dana THR ke masyarakat berpotensi meningkatkan konsumsi, yang pada akhirnya berdampak pada pergerakan sektor ritel dan perbankan di pasar modal.

    “Pencairan THR dalam jumlah besar akan meningkatkan daya beli masyarakat, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kenaikan konsumsi ini dapat memberikan dampak positif pada sektor ritel, barang konsumsi, dan perbankan, yang pada akhirnya berpotensi menguatkan IHSG,” ujar Syafruddin kepada kabarbursa.com, Kamis, 13 Maret 2025.

    Dia memprediksi sektor ritel kemungkinan besar akan mengalami lonjakan transaksi seiring meningkatnya belanja masyarakat untuk kebutuhan Lebaran.

    “Perusahaan-perusahaan di sektor ini bisa memperoleh manfaat signifikan, terutama yang bergerak di segmen pakaian, makanan, dan kebutuhan rumah tangga,” tutur dia.

    Menurut dia emiten seperti PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk dalam kode saham RALS, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) diperkirakan akan mengalami peningkatan penjualan selama periode ini.

    Selain itu, sektor barang konsumsi juga mendapat dorongan dari peningkatan permintaan makanan dan minuman. “Produk makanan olahan, minuman ringan, serta kebutuhan pokok lainnya akan mengalami lonjakan permintaan,” ujar dia.

    Emiten seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) diprakirakan berpotensi mendapatkan dampak positif dari peningkatan konsumsi masyarakat.

    Selain itu, sektor perbankan juga diperkirakan mendapat dorongan dari peningkatan transaksi keuangan dan simpanan masyarakat. 

    “Arus dana yang lebih besar di rekening bank dapat memperkuat likuiditas perbankan, terutama di bank-bank yang memiliki eksposur tinggi pada segmen ritel dan kredit konsumsi,” ujar Syafruddin.

    Emiten perbankan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) disebut sebagai beberapa bank yang memperoleh manfaat dari peningkatan perputaran uang di masyarakat.

    Namun, ia mengingatkan bahwa meski pencairan THR bisa menjadi pendorong jangka pendek bagi IHSG, investor tetap perlu memperhatikan faktor-faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga dan kondisi pasar global.

    “Secara keseluruhan, pencairan THR berpotensi menjadi katalis positif bagi IHSG, tetapi dampaknya kemungkinan besar hanya bersifat sementara,” katanya.

    Syafruddin menegaskan faktor global, kebijakan suku bunga, dan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi tetap menjadi faktor penentu utama pergerakan pasar modal dalam jangka menengah dan panjang.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.