KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprakirakan masih akan bergerak menguat pada perdagangan Selasa, 16 September 2025.
Analis sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana mengatakan dukungan aliran dana asing dan momentum positif IHSG diperkirakan masih akan menopang tren penguatan dalam jangka pendek.
"Dengan level support terdekat di 7.930–7.905 dan resistance di kisaran 7.950–7.975," ujar dia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com, Selasa, 16 September 2025.
Meurut analisis Hendra, terdapat beberapa saham yang patut disoroti pada perdagangan hari ini. Antara lain ialah PT. Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan target harga Rp600.
Selain itu, ada juga PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dengan target Rp.1.380, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di harga Rp2.500, dan PT Sentul City Tbk (BKSL) dengan target Rp153.
Sebelumnya, IHSG menutup perdagangan awal pekan Senin, 15 September 2025 di level 7.937 atau menguat 83 poin setara 1,06 persen dibanding penutupan sebelumnya di 7.854.
Hendra mengatakan penguatan itu sejalan dengan pergerakan indeks LQ45 yang turut naik 0,48 persen ke 808,58. Selain itu, optimisme pasar tercermin dari dominasi 470 saham yang menguat, jauh melampaui 209 saham melemah dan 126 stagnan.
"Aktivitas transaksi tercatat ramai dengan volume mencapai 33,54 miliar saham senilai Rp16,78 triliun, termasuk Rp1,88 triliun dari pasar negosiasi," ujarnya.
Saham-saham populer pun turut mewarnai pergerakan. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 1,26 persen ke Rp8.025 dengan nilai transaksi terbesar, diikuti PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Saham BRMS melonjak 8,82 persen ke Rp555 dengan nilai beli asing mencapai Rp308 miliar, menjadi salah satu favorit investor asing.
Secara keseluruhan, asing mencatatkan net buy Rp978 miliar, dengan aliran dana terbesar masuk ke BBCA, TLKM, PT. Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dan BRPT.
Sentimen positif juga datang dari pasar global. Hendra menyampaikan Bursa Asia mayoritas melanjutkan tren penguatan, dengan Korea Selatan mencetak rekor tertinggi dan China bertahan di dekat puncak satu dekade meski data ekonomi seperti produksi industri dan penjualan ritel melambat.
"Di Eropa, indeks utama dibuka menguat tipis menanti keputusan bank sentral utama, termasuk The Fed dan Bank of England. Sementara itu, harga minyak dunia kembali naik dipicu kekhawatiran gangguan pasokan dari Rusia, sedangkan emas terkoreksi tipis menjelang keputusan kebijakan moneter AS," pungkasnya.