KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Kamis, 28 November 2024, dengan melemah sebesar 45 poin atau turun 0,63 persen ke level 7.200.
Sepanjang hari, pergerakan IHSG terlihat bervariasi. Sempat mencatat level tertinggi di 7.249 sebelum akhirnya menyentuh titik terendah di 7.195. Fluktuasi ini menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi di tengah perdagangan.
Berdasarkan data RTI Business, perdagangan hari ini menunjukkan sebanyak 342 saham mengalami penurunan, lebih banyak dibandingkan 222 saham yang berhasil menguat. Sementara, 228 saham lainnya stagnan. Situasi ini mencerminkan sentimen negatif yang mendominasi pasar.
Dalam perdagangan ini, sektor energi menjadi yang paling tertekan dengan penurunan signifikan sebesar 2,81 persen. Hal ini diikuti oleh sektor industri dasar yang turun 1,13 persen, sektor infrastruktur yang melemah 0,86 persen, dan sektor transportasi yang terkoreksi 0,58 persen.
Di sisi lain, sektor kesehatan memimpin penguatan dengan kenaikan 2,20 persen, diikuti sektor siklikal yang naik 0,31 persen, sektor non-siklikal yang meningkat 0,07 persen, dan sektor keuangan yang mencatat kenaikan tipis 0,06 persen.
Saham-saham yang mencatatkan kenaikan tertinggi atau masuk dalam daftar top gainer beberapa di antaranya ada SKLT yang melonjak 34,83 persen, UNTD yang naik 34,69 persen, INPC yang menguat 25,00 persen, JIHD yang naik 24,61 persen, dan VOKS yang meningkat 24,43 persen.
Kinerja positif ini sebagian besar didorong oleh sentimen spesifik terhadap masing-masing emiten, seperti laporan kinerja keuangan atau aksi korporasi tertentu.
Sebaliknya, tekanan terbesar dirasakan oleh saham-saham seperti SURI dan TOSK yang masing-masing anjlok 34,57 persen, diikuti oleh ADRO yang turun 24,80 persen, TRUK yang melemah 18,52 persen, dan BALI yang terkoreksi 11,86 persen.
Penurunan tajam pada saham-saham ini mencerminkan reaksi pasar terhadap sentimen negatif tertentu, seperti laporan kinerja yang kurang memuaskan atau dampak dari aksi jual oleh investor.
Secara keseluruhan, pelemahan IHSG pada hari ini menggambarkan kondisi pasar yang dipengaruhi oleh sentimen global maupun domestik.
Di tingkat global, kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi masih membayangi, sementara di domestik, investor terus mencermati perkembangan ekonomi dan kebijakan pemerintah.
Dalam situasi ini, investor diharapkan tetap berhati-hati dan selektif dalam mengambil keputusan investasi, sembari mengamati peluang dari saham-saham yang memiliki fundamental kuat.
ADRO Nyungsep 24,80 Persen
Kondisi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) memang sedang tidak baik-baik saja. Di tengah rencana IPO PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), sahamnya terus menerus turun.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 28 November 2024, saham ADRO justru nyungsep, terjun bebas sebanyak 24,80 poin atau setara dengan 910 poin. ADRO menutup sesi perdagangannya di level Rp2.760.
Meski sempat mencatatkan level tertinggi di 7.249, IHSG juga mencapai titik terendah di 7.195, mencerminkan pergerakan yang fluktuatif sepanjang sesi perdagangan.
Penurunan IHSG mencerminkan sentimen pasar yang cenderung negatif. Berdasarkan data RTI Business, jumlah saham yang melemah mencapai 342, sementara hanya 222 saham yang berhasil menguat, dan 228 saham lainnya stagnan.
Tekanan ini menunjukkan kecenderungan investor untuk mengurangi eksposur pada aset berisiko di tengah ketidakpastian yang masih menyelimuti pasar global dan domestik.
Kinerja sektor-sektor saham menunjukkan adanya ketimpangan yang cukup signifikan. Sektor energi mencatat pelemahan terbesar dengan penurunan 2,81 persen, diikuti oleh sektor industri dasar yang turun 1,13 persen, sektor infrastruktur yang melemah 0,86 persen, serta sektor transportasi yang terkoreksi 0,58 persen.
Faktor seperti fluktuasi harga komoditas global dan potensi perlambatan ekonomi menjadi pendorong utama pelemahan di sektor-sektor tersebut.
Namun, tidak semua sektor berada dalam tekanan. Sektor kesehatan memimpin penguatan dengan kenaikan 2,20 persen, didorong oleh meningkatnya optimisme terhadap prospek bisnis farmasi dan layanan kesehatan.
Sektor siklikal dan non-siklikal juga mencatatkan penguatan tipis masing-masing 0,31 persen dan 0,07 persen, sementara sektor keuangan bertahan di zona hijau dengan kenaikan 0,06 persen.
Pasar Asia juga Melemah
Pasar saham Asia mengalami tekanan pada perdagangan hari ini di tengah kekhawatiran investor terhadap data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengindikasikan perlambatan inflasi mulai terhenti.
Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang mencatat penurunan sebesar 0,4 persen, mencerminkan melemahnya sentimen pasar secara keseluruhan.
Namun, perdagangan diperkirakan akan relatif tenang menjelang libur Thanksgiving di AS, dengan para trader cenderung enggan mengambil posisi besar dalam kondisi pasar yang tidak menentu.
Di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian, kinerja indeks saham Asia bervariasi. Indeks Nikkei225 dan Topix Jepang berhasil mencatat penguatan masing-masing sebesar 0,56 persen dan 0,82 persen, didukung oleh sentimen domestik yang lebih optimis.
Sebaliknya, bursa saham China mengalami tekanan, dengan Shanghai Composite turun 0,43 persen, Shenzhen Component melemah 1,26 persen, dan CSI300 kehilangan 0,88 persen. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap prospek ekonomi China di tengah tekanan global.
Indeks Hang Seng Hong Kong juga mencatat penurunan signifikan sebesar 1,20 persen, sementara Kospi Korea Selatan berhasil bertahan dengan penguatan tipis sebesar 0,06 persen. Di Australia, S&P/ASX200 menguat 0,45 persen, menunjukkan kepercayaan investor terhadap fundamental domestik.
Meskipun ada tekanan di pasar Asia, beberapa analis tetap optimis bahwa volatilitas jangka pendek ini membuka peluang bagi investor untuk menyusun strategi investasi. Namun, ketidakpastian yang disebabkan oleh faktor geopolitik, kebijakan perdagangan AS, dan arah kebijakan The Fed tetap menjadi perhatian utama.
Dalam kondisi seperti ini, kehati-hatian dan diversifikasi portofolio menjadi kunci untuk mengelola risiko di pasar yang dinamis.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.