KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan Senin, 29 September 2025, ditutup menguat 23,91 poin atau 0,30 persen ke level 8.123,25.
Sepanjang sesi, IHSG bergerak dalam rentang 8.100,02 hingga 8.157,33 dengan pembukaan di sekitar 8.139,58. Kenaikan ini memperpanjang tren positif yang sudah terjadi sejak pekan lalu meski sempat mengalami tekanan intraday.
Total transaksi tercatat sangat besar, dengan volume perdagangan di semua pasar 504,22 juta lot senilai Rp23,99 triliun dan frekuensi 2,66 juta kali. Di pasar reguler, volume mencapai 457,50 juta lot senilai Rp21,15 triliun dengan frekuensi sama.
Investor asing mencatatkan pembelian bersih (net foreign buy) sebesar Rp85,90 miliar di seluruh pasar. Asing membeli Rp2,99 triliun dan menjual Rp2,90 triliun, sedangkan investor domestik membeli Rp9,92 triliun dan menjual Rp10,01 triliun.
Porsi transaksi investor domestik mendominasi sebesar 77,20 persen, sedangkan investor asing 22,80 persen.
Saham Top Gainers dan Top Losers
Saham-saham top gainer hari ini antara lain PT Indo Oil Perkasa Tbk (OILS) sektor energi naik 34,97 persen ke Rp193, PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) sektor konstruksi naik 34,78 persen ke Rp248, PT Multipolar Tbk (MLPL) sektor investasi naik 34,62 persen ke Rp210.
PT Lenox Pasifik Investama Tbk (LPPS) sektor jasa keuangan naik 34,40 persen ke Rp168, dan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) sektor perdagangan naik 30,00 persen ke Rp130.
Sementara itu saham-saham yang mencatat pelemahan signifikan antara lain PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) sektor konsumer turun 13,73 persen ke Rp3.520, PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) sektor minuman turun 13,39 persen ke Rp220.
PT Idea Indonesia Akademi Tbk (IDEA) sektor pendidikan turun 10,00 persen ke Rp108, PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) sektor properti turun 10,00 persen ke Rp540, dan PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO) sektor pariwisata turun 10,00 persen ke Rp900.
Dari sisi sektoral, sektor industri dasar memimpin penguatan dengan naik 4,53 persen, sektor properti melonjak 2,81 persen, sektor keuangan naik 0,77 persen, sektor infrastruktur naik 1,11 persen, sektor siklikal naik 1,00 persen, sektor kesehatan naik 0,42 persen, dan sektor transportasi naik 0,07 persen.
Di sisi lain, sektor teknologi melemah 2,74 persen, sektor industri turun 0,39 persen, sektor non-siklikal turun 0,16 persen, dan sektor energi terkoreksi tipis 0,23 persen.
Dua Faktor ini Dukung Kenaikan IHSG
David Kurniawan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) mengatakan, kenaikan IHSG kali ini mendapat dukungan dari dua faktor utama.
Pertama, optimisme pasar terhadap potensi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang mendorong arus dana ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Kedua, tercapainya kesepakatan dagang Indonesia-Uni Eropa terkait pemangkasan tarif hingga 80 persen produk ekspor RI mulai 2027 yang membuka peluang perdagangan jangka panjang. Sentimen positif juga datang dari harga emas spot dunia yang mencapai rekor tertinggi sekitar USD3.759 per troy ounce.
“Sentimen global dan domestik memberi katalis positif untuk IHSG, termasuk stabilitas Rupiah yang dijaga Bank Indonesia,” kata Davi dalam keterangan tertulis yang diterima KabarBursa.com pada Senin, 29 September 2025.
Menurut David, ada dua sentimen penting yang wajib dipantau pada pekan 29 September–3 Oktober 2025, yakni kebijakan fiskal dan kepemimpinan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa l terkait disiplin defisit anggaran dan stimulus pemerintah, serta konfirmasi soal moratorium cukai rokok yang dapat menjadi katalis sektor konsumer.
“Investor sebaiknya melakukan akumulasi bertahap pada saham berfundamental kuat di sektor perbankan, konsumer, dan komoditas ekspor, sedangkan trader memanfaatkan potensi bullish jangka pendek,” kata David.(*)