KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan melanjutkan penguatannya pada perdagangan Rabu, 11 September 2024. Setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di 7.761,39 pada penutupan Selasa, 10 September 2024, IHSG diperkirakan masih memiliki ruang untuk terus menguat. Proyeksi ini sejalan dengan analisis teknikal dan fundamental yang menunjukkan optimisme pasar.
Berdasarkan Teori Elliott Wave, pergerakan IHSG saat ini diyakini berada dalam fase gelombang impulsif ketiga (Wave 3), yang biasanya merupakan gelombang dengan penguatan paling signifikan dalam siklus pasar. Jika IHSG berhasil mempertahankan tren naik, ada kemungkinan penguatan akan terus berlanjut menuju level resistance berikutnya di sekitar 7.764. Level ini sebelumnya sudah diproyeksikan sebagai titik resistance kunci oleh analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana.
Menurut dia, jika IHSG dapat bertahan di atas level support 7.654, pasar mungkin akan melihat kelanjutan tren bullish dengan target resistance berikutnya di kisaran 7.764.
Berdasarkan pola pergerakan gelombang Elliott, potensi koreksi mungkin akan terjadi setelah menyentuh level resistance. Namunselama tren impulsif berlanjut, IHSG diperkirakan masih memiliki peluang penguatan.
Analisis teknikal juga memperkuat proyeksi ini dengan indikator seperti Relative Strength Index atau RSI yang menunjukkan kondisi pasar belum berada pada zona jenuh membeli atau overbought. Ini memberikan ruang bagi IHSG untuk terus bergerak naik. Selain itu, volume perdagangan yang stabil pada Selasa, 10 September 2024 dengan total transaksi mencapai Rp10,8 triliun memperlihatkan minat beli yang masih kuat di kalangan investor.
Dari sisi analisis fundamental, pasar saham Indonesia juga mendapatkan dorongan dari sentimen global, terutama ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) pada pertemuan pekan depan. Ekspektasi pemangkasan sebesar 25 basis poin (bp) yang diperkirakan mencapai 71 persen berdasarkan alat FedWatch CME, menjadi sentimen positif bagi pasar, yang diperkirakan akan memberikan efek domino pada likuiditas global.
Dorongan sentimen global lain adalah pasar tengah menanti sejumlah agenda penting dari Eropa, termasuk hasil pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis, 12 September 2024 yang diharapkan memberikan kepastian perihal kebijakan suku bunga. Di samping itu, data ekonomi penting seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di kawasan Eropa pada Juli 2024 diproyeksikan akan memberikan gambaran lebih jelas terkait kondisi ekonomi di kawasan tersebut. Jika pertumbuhan ekonomi menunjukkan hasil positif, ini dapat membawa sentimen yang menguntungkan bagi IHSG.
Optimisme ini juga didukung oleh data industri dari Inggris, di mana pertumbuhan produksi industri dan manufaktur diperkirakan mengalami kenaikan yang dapat menjadi katalis positif bagi pasar global. Sentimen ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pergerakan IHSG.
Di sektor saham, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang menjadi penopang IHSG pada Selasa, 10 September 2024, diperkirakan akan tetap mendominasi. Sektor teknologi dan infrastruktur yang pada perdagangan sebelumnya memimpin dengan penguatan masing-masing sebesar 2,29 persen dan 1,63 persen, diharapkan terus menjadi motor penggerak IHSG pada hari ini.
Namun, investor tetap perlu waspada terhadap beberapa sentimen eksternal, seperti perlambatan ekonomi di China. Inflasi yang lebih lambat dari perkiraan dan deflasi harga produsen (PPI) di Tiongkok menjadi tanda bahwa ekonomi negara mitra utama Indonesia ini tengah berada di bawah tekanan. Perlambatan ekonomi China bisa berdampak negatif pada perdagangan Indonesia, khususnya pada sektor komoditas.
Meskipun demikian, IHSG masih berpeluang besar untuk terus menguat. Proyeksi berdasarkan Teori Elliott Wave, ditambah dengan dukungan indikator teknikal dan sentimen positif dari kebijakan The Fed, memperlihatkan bahwa pasar domestik masih dalam kondisi kondusif menuju penguatan lebih lanjut.
Investasi di sektor teknologi, perbankan, dan energi terbarukan, seperti saham-saham BREN, BBRI, dan GOTO, bisa menjadi pilihan utama bagi investor yang ingin memanfaatkan tren penguatan ini.
IHSG Cetak Rekor, Sentuh Level 7.761,39
IHSG sebelumnya kembali menguat pada penutupan perdagangan Selasa, 10 September 2024, dengan mencatatkan kenaikan sebesar 58,65 poin atau setara dengan 0,76 persen. IHSG kemudian ditutup di level 7.761,39, sebuah rekor baru yang melampaui penutupan sebelumnya di 7.702,74.
Pada awal perdagangan, IHSG dibuka di level 7.725,41, dan sempat menyentuh level tertinggi di 7.764,78 sebelum akhirnya ditutup sedikit di bawah titik tertinggi harian. Level terendah pada perdagangan kemarin tercatat di 7.723,30.
Selama sesi perdagangan, terjadi lonjakan aktivitas pada waktu tertentu, terutama sebelum dan sesudah jam makan siang. Volume perdagangan terus meningkat hingga menjelang penutupan.
Dalam jangka waktu 52 minggu terakhir, IHSG telah mencapai titik tertinggi di 7.764,78 dan titik terendah di 6.639,82. Dengan momentum penguatan ini, IHSG terus memperlihatkan tren positif dalam beberapa hari terakhir, meskipun tantangan global masih menjadi perhatian investor.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.