KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Kamis, 20 Maret 2025, naik 63,60 poin atau 1,01 persen ke level 6.375,26.
Sejak pembukaan, indeks bergerak dalam rentang 6.311,66 hingga 6.377,61. Total volume transaksi tercatat sebesar 2,97 juta lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp367,07 miliar dari 13.540 transaksi.
Beberapa saham mencatatkan kenaikan signifikan pada sesi awal. Saham PT Green Power Group Tbk (LABA), perusahaan di sektor energi terbarukan, memimpin daftar top gainers dengan lonjakan 27,82 persen ke level Rp170 per saham.
Saham PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), operator jaringan bioskop Cinepolis di Indonesia yang bergerak di sektor konsumer siklikal, menguat 8,87 persen ke Rp135 per saham.
Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII), penyedia layanan pusat data di sektor teknologi, yang sehari sebelumnya terkoreksi tajam, kembali rebound dengan kenaikan 7,97 persen ke Rp150.025 per saham.
Saham PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO), perusahaan di sektor barang konsumsi non-siklikal yang bergerak di industri produk pangan berbasis kelapa, naik 7,30 persen ke Rp147 per saham.
Saham PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI), perusahaan di sektor industri yang bergerak di bidang manufaktur dan distribusi bahan bangunan, juga mengalami kenaikan 7,14 persen ke Rp15 per saham.
Di sisi lain, beberapa saham masih mengalami tekanan jual. Saham PT Lion Metal Works Tbk (LION), produsen peralatan logam untuk kebutuhan industri dan konstruksi, mencatatkan koreksi terdalam dengan penurunan 13,06 persen ke Rp426 per saham.
Saham PT Graha Prima Mentari Tbk (GPM), perusahaan di sektor properti dan pengembang kawasan residensial, turun 9,84 persen ke Rp55 per saham.
Saham PT Planet Properindo Jaya Tbk (PLAN), yang bergerak di bidang pengelolaan properti dan kawasan industri, melemah 9,09 persen ke Rp40 per saham.
Saham PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO), perusahaan teknologi yang bergerak di bidang riset dan pengembangan material berbasis nanoteknologi, terkoreksi 7,69 persen ke Rp24 per saham.
Saham PT FAP Agri Tbk (FAPA), perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit di sektor barang konsumsi non-siklikal, turun 5,38 persen ke Rp5.275 per saham.
Total ada 220 saham yang menguat, 59 saham terkoreksi dan 196 saham stagnan.
Penguatan IHSG pagi ini didorong oleh sektor teknologi, yang mencatat kenaikan signifikan sebesar 7,95 persen, didorong oleh rebound saham PT DCI Indonesia Tbk atau DCII.
Sektor bahan baku juga menguat 1,31 persen, disusul sektor energi yang naik 0,86 persen dan sektor keuangan yang meningkat 0,62 persen.
Sektor industri, barang konsumsi siklikal, properti, serta infrastruktur juga mengalami kenaikan tipis di bawah 1 persen.
Dengan kenaikan ini, IHSG berusaha mempertahankan momentum pemulihan setelah volatilitas tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
IHSG pagi ini menunjukkan tanda-tanda rebound setelah sempat anjlok lebih dari 5 persen, hingga Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah penghentian perdagangan sementara atau trading halt pada 18 Maret 2025 lalu. Selain itu menghijaunya indeks juga bebarengan efek, kebijakan Otoritas Jasa Keuangan menetapkan buyback saham bisa dilakukan sebelum digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Masih Berpotensi Capai Level Psikologis
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami teknikal rebound setelah mengalami penurunan signifikan pada perdagangan sebelumnya. Praktisi pasar modal sekaligus founder WH Project, William Hartanto, menilai kondisi ini merupakan fenomena yang lazim terjadi di pasar saham.
“Kalau turunnya signifikan seperti kemarin, akan ada teknikal rebound. Jadi ini kondisi yang sudah umum terjadi dan sudah terekspektasi untuk hari ini, walaupun memang masih di bawah level psikologi,” ujar William, sebagai dalam Dialog Analis di program Kabar Bursa Hari Ini, Rabu, 19 Maret 2025.
Menurutnya, IHSG berpotensi mencapai level psikologis dalam sisa dua hari perdagangan pekan ini, meskipun kemungkinan tersebut masih terbatas. Salah satu sentimen yang disambut positif oleh pasar adalah kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengizinkan buyback saham oleh emiten untuk meredam tekanan jual.
“Hal ini memicu optimisme pasar karena ada peran dari emiten dalam membeli sahamnya sendiri. Namun, volume perdagangan hari ini masih kecil, sehingga penguatan yang terjadi diperkirakan masih bersifat terbatas,” jelasnya.
William menambahkan bahwa sejak November 2024, tren IHSG cenderung melemah dan belum menunjukkan tanda-tanda perubahan menuju tren naik. “Pergerakan IHSG masih dalam tren pelemahan dan belum kembali ke fase uptrend,” pungkasnya.
Dengan kondisi ini, investor diimbau untuk tetap mencermati pergerakan pasar dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan investasi.
Salah satu sentimen positif datang dari kebijakan OJK yang mengizinkan buyback saham oleh emiten, meski volume perdagangan yang masih rendah membuat pemulihan belum cukup kuat.
Tren IHSG sejak November 2024 masih menunjukkan pelemahan, sehingga investor disarankan tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.(*)