KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa, 28 Oktober 2025, turun 24,52 poin atau setara 0,30 persen ke level 8.092,63. Sepanjang perdagangan, indeks sempat menyentuh level tertinggi 8.151,34 sebelum terkoreksi hingga posisi terendah di 8.039,85.
Total volume transaksi tercatat mencapai 294,87 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp19,21 triliun dari 2,29 juta transaksi. Aktivitas investor asing menunjukkan tekanan jual dengan mencatat net sell sebesar Rp470,28 miliar di seluruh pasar. Porsi transaksi asing mencapai 34,72 persen, sedangkan investor domestik mendominasi dengan 65,28 persen dari total nilai perdagangan.
Dari sisi pergerakan saham, Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) memimpin daftar top gainers dengan kenaikan 33,80 persen ke harga Rp95 per saham. Disusul Era Mandiri Cemerlang Tbk (IKAN) yang naik 25,71 persen ke Rp132 per saham, Sunson Textile Manufacture Tbk (SSTM) menguat 25,00 persen ke Rp700 per saham, Soho Global Health Tbk (SOHO) naik 24,77 persen ke Rp2.040 per saham, dan Puri Global Sukses Tbk (PURI) meningkat 24,73 persen ke Rp464 per saham.
Sebaliknya, Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) menjadi top losers dengan penurunan 14,91 persen ke Rp468 per saham. Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) melemah 14,78 persen ke Rp346 per saham, Ateliers Mecaniques D’Indonesie Tbk (AMIN) turun 14,49 persen ke Rp236 per saham, Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) terkoreksi 14,48 persen ke Rp248 per saham, dan Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) turun 13,98 persen ke Rp80 per saham.
Secara sektoral, sektor kesehatan memimpin penguatan dengan naik 2,65 persen, didorong kinerja saham farmasi dan emiten rumah sakit yang menunjukkan tren positif. Sektor properti juga menguat 3,40 persen seiring sentimen positif terhadap proyek hunian dan komersial di akhir tahun. Sektor teknologi naik 2,28 persen, sementara energi dan infrastruktur masing-masing tumbuh tipis 0,08 persen dan 0,31 persen.
Di sisi lain, tekanan koreksi masih membayangi sektor industri dasar yang turun 1,11 persen, sektor keuangan melemah 0,74 persen, serta sektor industri manufaktur yang terkoreksi 0,99 persen.
Pelemahan IHSG pada perdagangan hari ini mencerminkan pergerakan konsolidatif setelah reli kuat yang terjadi pada pekan sebelumnya. Meskipun terjadi aksi jual asing, sebagian besar pelaku pasar masih menilai posisi IHSG tetap stabil di kisaran psikologis 8.000, dengan potensi rebound pada perdagangan berikutnya apabila tekanan global mulai mereda.
Padahal sebelumnya, David Kurniawan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menyebut pekan ini akan menjadi momentum penting bagi pasar modal Indonesia karena pelaku pasar mulai menanti rilis laporan keuangan kuartal III 2025 dari sejumlah emiten besar. “Para trader wajib menyimak laporan keuangan yang rilis satu hingga dua minggu ke depan dan memanfaatkan momentum earning season jika harga terapresiasi signifikan,” ujarnya pada Senin, 27 Oktober 2025.
David menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak dalam kisaran 8.150–8.400 pada pekan ini dengan kecenderungan menguat menjelang puncak musim laporan keuangan. Ia menilai sektor konsumsi, peternakan, dan energi masih menjadi motor penggerak utama di tengah suku bunga acuan yang tetap stabil di 4,75 persen dan inflasi yang terjaga di bawah 3 persen.
“Momentum earning season menjadi kunci arah pasar. Jika kinerja emiten besar positif, IHSG berpotensi menembus resistance 8.400,” kata David.(*)