KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan Rabu, 8 Januari 2025, ditutup melemah di level 7.080,35, turun sebesar 2,93 poin atau 0,04 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang sempit, dengan level tertinggi mencapai 7.040 dan level terendah berada di 7.120. Meskipun pelemahan terbatas, hasil ini menunjukkan stabilitas pasar di tengah sentimen campuran yang mewarnai bursa saham domestik.
Total volume transaksi hari ini tercatat mencapai 151,74 juta lot dengan nilai transaksi sebesar Rp8,36 triliun. Frekuensi transaksi mencapai 1,06 juta kali, menggambarkan aktivitas yang cukup tinggi di pasar meski indeks cukup stagnen. Di pasar negosiasi, volume transaksi mencapai 13,42 juta lot, dengan nilai transaksi Rp782,09 miliar melalui 859 kali. Sementara pada pasar tunai tercatat sebanyak 7,58 ribu lot dengan nilai transaksi mencapai Rp158,32 juta dari 15 transaksi.
Pelemahan IHSG ini disinyalir terjadi akibat aksi ambil untung oleh investor setelah penguatan yang sempat terjadi pada perdagangan sebelumnya.
Beberapa saham unggulan mencuri perhatian investor. Ada lima peringkat emiten yang menduduki top gainers, tiga di antaranya perusahaan yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia atau BEI pada pagi hari ini.
Peringkat pertama yakni Asuransi Digital Bersama Tbk. (YOII) memimpin daftar dengan kenaikan harga saham sebesar 35 persen, naik 35 poin ke level 135. Perusahaan ini baru saja melantai ke BEI. Sentimen positif terhadap prospek bisnis asuransi digital terus menguat, terutama dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan layanan berbasis teknologi.
Saham yang menduduki peringkat kedua yakni perusahaan real estate Kentanix Supra International Tbk atau KSIX juga mencatatkan penguatan signifikan sebesar 25 persen, menambah 113 poin ke posisi 565. Optimisme investor dipacu oleh ekspansi strategis perusahaan dalam sektor logistik dan teknologi yang dinilai menjanjikan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Peringkat ketiga berada di sektor energi, Raharja Energi Cepu Tbk atau RATU berhasil mencatat lonjakan saham hingga lebih dari 24.78 persen, ditutup di harga 1,435. Perusahaan ini juga beru melantai di BEI.
Keempat, emiten transportasi Steady Safe Tbk atau SAFE juga mencuri perhatian dengan penguatan sebesar 24.75 persen, naik 50 poin ke level 252.
Peringkat kelima diduduki oleh, Allo Bank Indonesia Tbk atau BBHI menunjukkan performa impresif dengan kenaikan saham sebesar 24.32 persem, ditutup pada harga 690.
Selain saham-saham menguat, ada sejumlah saham terkoreksi lantaran emiten mencatatkan penurunan signifikan pada penutupan perdagangan hari ini, mencerminkan tekanan jual yang tinggi dari investor.
Saham yang menduduki peringkat pertama top losers yakni Venteny Fortuna International Tbk atau VTNY. Saham tersebut menjadi yang paling tertekan dengan penurunan sebesar 21.11 persen atau 38 poin, berakhir di level 142. Koreksi ini diduga terkait dengan sentimen pasar yang kurang mendukung sektor teknologi finansial, di mana perusahaan beroperasi.
Peringkat kedua yakni Sarimelati Kencana Tbk atau PZZA. Emiten yang bergerak di sektor makanan dan minuman itu, turut mencatatkan penurunan tajam sebesar 16.67 persen, turun 34 poin menjadi 170.
Ketiga, saham Electronic City Indonesia Tbk atau ECII terpantau terkoreksi, dengan harga saham turun 11.25 atau minus 36 poin, ditutup pada 284.
Peringkat keempat, saham Fortune Indonesia Tbk atau FORU mencatatkan penurunan sebesar 9.68 persen, kehilangan 300 poin dan berakhir di level 2,800. Tekanan ini disinyalir berasal dari aksi profit taking setelah lonjakan harga saham sebelumnya.
Saham kelima, Merdeka Copper Gold Tbk. atau MDKA mengalami koreksi cukup besar sebesar 9.27 persen, turun 140 poin ke posisi 1,370. Pelemahan harga komoditas tambang global menjadi faktor yang membebani performa saham emiten tambang ini.
Sementara itu, IHSG tadi pagi dibuka menguat 23 poin atau naik 0,33 persen ke level 7,106
Analis Pasar Modal dari MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, mengatakan IHSG masih memiliki peluang menguat dalam jangka pendek. Herditya menyebutkan, saat ini IHSG berada di awal wave B dari wave (2), yang berarti indeks berpotensi menuju level resistance di 7.305 hingga 7.421 poin.
Meski IHSG menguat 0,04 persen ke level 7.083, tekanan jual masih cukup dominan.
“Selama IHSG tetap berada di atas support 6.931, peluang penguatan masih terbuka lebar,” jelas Herditya dalam laporan analisis hariannya, Rabu, 8 Januari 2025.
Jadi, meskipun IHSG hari ini ditutup melemah, namun tiga emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) berada dalam jajaran top gainers. Ketiga saham tersebut berada dalam posisi terbaiknya dan diyakini mampu memberikan kinerja terbaik dan hasil maksimal bagi investor.
Namun, apabila ada investor yang berminat mengoleksi ketiga saham anyar tersebut, ada baiknya melihat kondisi fundamental perusahaan terlebih dulu.(*)