KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, turun 50,28 poin atau 0,69 persen ke level 7.270,79 pada penutupan sesi I, Jumat, 19 Juli 2024.
Namun, saat IHSG memerah, lima saham ini meraup keuntungan besar, salah satunya PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA).
GUNA memimpin daftar Top Gainers dengan lonjakan sebesar 21,71 persen. Selain GUNA, ada empat saham lainnya yang juga mencatat keuntungan signifikan.
Keempatnya adalah PT Megapolitan Developments Tbk (EMDE) yang melejit 16,24 persen, PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) yang melesat 13,25 persen, PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) yang menguat 7,46 persen, dan PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) yang naik 6,59 persen.
Sebaliknya, lima saham mengalami penurunan signifikan dan masuk dalam daftar Top Losers, dengan penurunan terbesar mencapai 24,8 persen.
Saham PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) mengalami penurunan paling drastis hingga menyentuh batas Auto Rejection Bawah (ARB), jatuh sebesar 24,8 persen. Diikuti oleh PT Mitra Pack Tbk (PTMP) yang turun 18,03 persen, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang melemah 6,12 persen, PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) yang turun 5,71 persen, dan PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) yang turun 5,13 persen.
Penurunan IHSG ini juga sejalan dengan pelemahan indeks saham di kawasan Asia. Indeks Hang Seng di Hong Kong anjlok 2,122 persen, Straits Times di Singapura jatuh 0,81 persen, Shanghai di China turun 0,08 persen, dan Nikkei di Jepang terkoreksi 0,37 persen.
IHSG yang mengalami pelemahan pada sesi I ini mencerminkan tekanan pasar yang dipengaruhi oleh sentimen global dan domestik. Para investor masih mencermati perkembangan ekonomi serta kebijakan moneter yang berdampak pada pergerakan saham.
Di tengah tekanan ini, beberapa saham masih mampu mencatatkan keuntungan yang signifikan, menunjukkan adanya peluang investasi meskipun pasar sedang bergejolak.
Dengan penutupan IHSG yang berada di zona merah, para pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan memperhatikan faktor-faktor eksternal serta kinerja fundamental emiten dalam mengambil keputusan investasi. Evaluasi terhadap portofolio investasi menjadi hal yang krusial dalam menghadapi volatilitas pasar yang tinggi.
IHSG Dibuka Melemah
Sebelumnya, pada pembukaan, Jumat, 19 Juli 2024, IHSG dibuka melemah 0,69 persen atau 50,28 poin ke 7.270,79.
Sembilan indeks sektoral menarik IHSG ke zona merah pada sesi ini. Sektor barang baku anjlok 1,55 persen. Sektor transportasi dan logistik jatuh 0,79 persen. Sektor infrastruktur merosot 0,68 persen. Sektor keuangan terpangkas 0,60 persen. Sektor teknologi tergelincir 0,59 persen. Sektor perindustrian melemah 0,46 persen. Sektor barang konsumsi nonprimer terpuruk 0,36 persen. Sektor barang konsumsi turun 0,28 persen. Sektor properti dan real estat turun 0,06 persen.
Dua sektor masih mampu bertahan menguat saat IHSG melemah. Sektor energi menguat 0,39 persen. Sektor kesehatan naik 0,30 persen.
Top Gainers LQ45 Hingga Siang Ini:
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) +2,97 persen
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) +1,53 persen
- PT United Tractors Tbk (UNTR) +1,44 persen
Top Losers LQ45:
- PT Bank Jago Tbk (ARTO) -3,33 persen
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) -2,89 persen
- PT Indosat Tbk (ISAT) -2,56 persen
Total volume transaksi bursa mencapai 7,53 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,56 triliun. Sebanyak 328 saham turun harga, sementara 192 saham menguat dan 256 saham stagnan.
IHSG tercatat turun 0,77 persen dalam sepekan ini. Dalam lima hari perdagangan pekan ini, IHSG melemah selama empat hari dan hanya menguat sehari pada Kamis (18/7). Sejak awal tahun, IHSG juga melemah tipis 0,03 persen.
Prediksi Pengamat Pasar Modal
Diberitakan sebelumnya, pengamat pasar modal dan pendiri WH Project, William Hartanto, memproyeksikan IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak cenderung menguat dalam rentang 7.300-7.354 pada Jumat, 19 Juli 2024.
Kemarin, IHSG melesat 96,85 poin atau naik 1,34 persen ke posisi 7.321,07. Penguatan ini ditopang oleh kenaikan saham emiten Prajogo Pangestu dan saham emiten bank papan atas. Sebanyak 338 saham menguat, 208 saham turun, dan 249 saham tidak mengalami perubahan harga.
“Pada perdagangan kemarin, IHSG mengalami rebound dengan net buy asing sebesar Rp1,22 triliun. Lompatan tersebut mengindikasikan penguatan bisa berlanjut secara teknikal,” papar William dalam riset harian, Jumat, 19 Juli 2024.
William menambahkan, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menuju level all-time high. Namun, pemodal disarankan untuk tetap mewaspadai potensi koreksi, mengingat reli yang terlalu cepat dan siklus IHSG yang biasanya terkoreksi di awal semester II.
Secara teknikal, William menyebutkan IHSG telah berhasil bertahan di atas support 7.200, meskipun belum sepenuhnya menutup gap pada 7.197. William menegaskan target koreksi telah tercapai sehingga penguatan bisa berlanjut.
IHSG berhasil menguat 1,34 persen pada perdagangan Kamis, 18 Juli 2024, ditutup di level 7.321,07. Penguatan ini mengakhiri tren pelemahan selama tiga hari berturut-turut.
Sektor energi menjadi pendorong utama penguatan IHSG, dengan kenaikan 1,52 persen. Saham-saham emiten energi seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT PGN Tbk (PGN) menjadi yang paling top gainers.
Selain sektor energi, sektor lain yang mengalami penguatan adalah infrastruktur (1,23 persen), keuangan (0,96 persen), barang konsumsi primer (0,62 persen), dan perindustrian (0,6 persen).
Di sisi lain, sektor teknologi (-0,64 persen), properti (-0,49 persen), dan barang konsumsi nonprimer (-0,24 persen) mengalami pelemahan.
Secara keseluruhan, pasar saham Indonesia masih menunjukkan tren positif dalam beberapa waktu terakhir. Investor optimis terhadap pemulihan ekonomi global dan kebijakan pemerintah yang pro-bisnis.
Namun, investor perlu tetap waspada terhadap potensi risiko, seperti kenaikan inflasi, geopolitik global, dan perubahan kebijakan moneter The Fed.
Pada tanggal 18 Juli 2024, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI 7 Day Repo Rate) di level 6,25 persen. Keputusan ini tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan IHSG, yang pada hari itu ditutup di level 7.321,07, menguat 1,34 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Secara umum, suku bunga acuan BI memiliki pengaruh yang kompleks terhadap pasar saham. Berikut beberapa poin yang perlu dipertimbangkan:
Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat membantu meredam inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi, yang dapat mendorong sentimen positif bagi investor dan meningkatkan daya tarik pasar saham.
Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat membuat rupiah lebih menarik bagi investor asing, yang dapat meningkatkan nilai tukar rupiah dan mengurangi risiko investasi di pasar saham.
Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat menarik lebih banyak dana asing ke pasar keuangan Indonesia, yang dapat meningkatkan likuiditas pasar saham dan mendorong kenaikan harga saham.
Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan, yang dapat menekan laba perusahaan dan menurunkan daya tarik investasi di pasar saham.
Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya kredit untuk pembelian rumah, yang dapat melemahkan sektor properti dan memiliki efek domino pada sektor lain. Suku bunga acuan yang lebih tinggi dapat membebani sektor riil dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang dapat berdampak negatif pada pasar saham.
Suku bunga mempengaruhi valuasi saham melalui diskonto arus kas masa depan. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan tingkat diskonto, mengurangi nilai sekarang dari arus kas masa depan, dan menurunkan valuasi saham. Sebaliknya, suku bunga yang lebih rendah meningkatkan valuasi saham dengan mengurangi tingkat diskonto.
Sektor ini mengalami kenaikan Signifikan:
- Energi: 1,70 persen
- Infrastruktur: 1,15 persen
- Keuangan: 0,88 persen
- Barang Konsumsi Primer: 0,55 persen
- Perindustrian: 0,47 persen
- Transportasi dan Logistik: 0,11 persen
- Agrikultur: 0,04 persen
- Pertambangan: 0,02 persen
Sedangkan 2 sektor mengalami penurunan, yaitu:
- Teknologi: -0,64 persen
- Properti dan Real Estat: -0,49 persen
Berikut beberapa saham yang layak dipilih secara teknikal oleh WH Project:
PT Lonsum Tbk (LSIP)
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 805
- Resistance: Rp 840
PT Pam Mineral Tbk (NICL)
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 210
- Resistance: Rp 234
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 25.875
- Resistance: Rp 27.050
PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA)
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 364
Resistance: Rp 396. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.