KABARBURSA.COM - IHSG pada penutupan sesi 1, Selasa, 12 Agustus 2025, mengalami lonjakan taja. Indeks acuan Bursa Efek Indonesia itu menguat 1,84 persen atau 140 poin, berakhir di level 7.746.
Sejak pembukaan, IHSG bergerak mantap di zona hijau, bahkan sempat menyentuh titik tertinggi harian di 7.759 sebelum sedikit terkoreksi menjelang jeda siang. Data perdagangan mencatat, dari 956 saham yang ditransaksikan, 386 saham menguat, 260 melemah, dan 310 stagnan.
Meski indeks menguat cukup signifikan, pergerakan sektor bursa tidak seragam. Tiga sektor justru tertekan, dipimpin sektor bahan baku yang turun 0,63 persen ke level 1.640, disusul properti yang terkoreksi 0,20 persen ke 811, dan transportasi yang melemah tipis 0,04 persen ke 1.539.
Di sisi lain, delapan sektor lainnya mencatat kinerja positif. Sektor teknologi memimpin dengan lonjakan 5,20 persen ke 9.288, diikuti industri yang naik 4,44 persen ke 1.121, dan keuangan yang menguat 2,72 persen ke 1.455.
Kenaikan juga terjadi di sektor energi, kesehatan, konsumer primer dan non-primer, serta infrastruktur.
Bursa Asia Bergerak Naik
Dari pasar regional, mayoritas bursa Asia bergerak naik. Bursa Tokyo menjadi sorotan setelah indeks Nikkei 225 melesat 2,74 persen dan Topix naik 1,83 persen, mencetak rekor tertinggi baru. Sentimen positif dipicu kabar perpanjangan gencatan senjata tarif antara Amerika Serikat dan China selama 90 hari.
Langkah Presiden AS Donald Trump ini memberi waktu tambahan bagi kedua negara untuk melanjutkan negosiasi dagang. Analis menyebut, kebijakan tersebut menjadi sinyal optimisme atas kemungkinan tercapainya kesepakatan.
Dari Australia, keputusan Bank Sentral (RBA) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,6 persen, terendah sejak April 2023, ikut memberi warna pada pasar. Pemangkasan ini dilakukan di tengah inflasi rendah dan perlambatan ekonomi, memberi ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter.
Pasar saham Australia merespons positif, dengan indeks ASX200 naik 0,32 persen. Bursa utama lain seperti Shanghai, Shenzhen, dan Taiwan juga mencatat kenaikan, meski Kospi Korea Selatan justru sedikit terkoreksi.
Di pasar mata uang, dolar AS bergerak variatif terhadap mata uang Asia. Yen Jepang melemah 0,14 persen ke 148,36 per dolar AS, sementara dolar Singapura, ringgit Malaysia, hingga baht Thailand cenderung menguat tipis.
Rupiah justru tertekan 0,04 persen di posisi 16.286 per dolar AS, menandakan sentimen positif bursa belum sepenuhnya mengalir ke pasar valuta domestik.
Kombinasi faktor global, mulai dari perpanjangan jeda perang dagang AS–China hingga sikap dovish RBA, memberi dorongan kuat bagi IHSG.
Jika tren ini bertahan hingga akhir perdagangan, peluang indeks menutup hari dengan salah satu penguatan terbaik dalam beberapa pekan terakhir semakin terbuka.(*)